Melihat ibunya menangis begitu sedih, hati Che Er seolah tertusuk dan terasa berat.
Saat mendengar suara Che Er, Bai Ran mengangkat matanya untuk melihat putranya.
Penglihatannya masih sangat kabur. Ia menyeka matanya dan berusaha keras untuk melihat seorang anak kecil di depannya, tetapi air matanya malah terus mengalir dengan deras.
Bai Ran tidak mampu menghentikan air matanya sama sekali.
"Che Er..." Bai Ran mengulurkan tangan dan membelai pipi Che Er. "Che Er, maafkan aku, maafkan aku..."
Bai Ran tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang ibu.
Che Er tidak tahu bahwa ingatan ibunya telah kembali pulih. Ia hanya melihat ibunya menangis begitu sedih, yang membuat matanya ikut memerah.
Che Er maju selangkah, mendekati Bai Ran, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap pipi Bai Ran, dan menghibur Bai Ran, "Jangan menangis..."
Anak kecil ini tidak pernah menyalahkan Bai Ran, tapi justru menenangkannya.