Tas gendong nya terlihat begitu besar menutupi punggungnya dengan penuh, juga langkahnya yang terburu-buru membuat ia cepat menghilang,
"Padahal aku hanya ingin berterima kasih!" ucap Bumi yang terus memegangi lututnya yang terluka.
Bumi mencoba bangkit segera melemaskan lututnya yang sedikit sakit, mencoba berjalan pelan-pelan, dari jauh ia sesekali memperhatikan meja milik Maria dan juga Amaya yang terlihat punggungnya,
"Mereka terlihat sangat akrab!" ucap Bumi dengan memilih bangkit.
Menatap terik matahari yang begitu menyengat rasa sungkan Bumi bangkit,
Alis Bumi mengernyit juga dahinya mengerut, "panas sekali!" ucap Bumi menghela nafas.
Seorang pelayan mendekat menghampiri Bumi, menyodorkan menu,
Bumi yang tak sama sekali membawa uang sepeserpun ataupun dompet hanya tersenyum malu-malu,
"Oh tidak!" Tolak Bumi dengan sopan, "mungkin sebentar lagi aku akan memesan!" Lanjut Bumi.
Pelayan itu seakan paham, dan tetap memberikan senyuman ramah pada custumer cafe nya,