Air mata Meta langsung luruh begitu saja, mendengar bundanya begitu sangat membanggakannya. Dia benar-benar tak menyangka jika bundanya begitu bangga dengan dirinya. Sebuah praduga yang benar-benar jauh berbeda. Sebab selama ini yang Meta pikirkan adalah, dia tak seistimewa itu, dia bahkan tak lebih berharga dari ayahnya. Namun ternyata agaknya dia telah keliru, dengan hal ini dia menjadi tahu jika bundanya sayang kepadanya dan itu adalah hal yang tulis. Bundanya bangga dengannya pun juga karena hal yang sama. Tidak lebih dan tidak kurang, dari seorang Ibu yang sangat menyayangi anaknya.
Meta terkesiap saat tangan suaminya merengkuh dari belakang, tidak pernah terpikir kalau suaminya akan merengkuhnya dengan seperti ini.
"Lihatlah Bunda, sepertinya dia sedang sangat merindukanmu," kata Yoga. Meta tampak mengusap air matanya yang menetes di pipi. Kemudian dia tersenyum manis.