"Apa?" tanya Meta kaget mendengar hal itu.
"Iya, dia udah donorin darahnya buat elo. Saking paniknya lo kemarin koma dan kekurangan darah, dia sampai mau donorin semua darahnya kalau bisa," jelas Kinan.
Meta tak pernah tahu kalau Dionlah yang menjadi salah satu pendonor untuknya. Kemudian dia membalas panggilan Dion dengan senyuman.
"Gue ke sana dulu, ya," pamit Meta pada akhirnya. Berjalan mendekat ke arah Dion, sementara Kinan memilih untuk segera ke ruangannya sebelum dia dapat amukan oleh atasannya.
"Ada apa? Lo nggak kerja?" tanya Meta setelah keduanya keluar dari gedung pencakar langit itu.