Saat ini, aku dan Widuri sudah berada di sebuah kamar. Ya, sebuah kamar yang tepatnya berada di rumahku. Setelah acara penjemputan paksa yang dilakukan oleh orangtuaku.
Sesampainya di sini, aku hanya berdiam diri di kamar. Tanpa berniat keluar dari kamar. Karena aku tahu, jika di luar sana ada banyak orang yang mungkin sedang menungguku. Menunggu untuk diadili lagi, dan menunggu untuk dikata-katai kalau hal ini bukanlah sebuah keputusanku secara murni. Jujur, aku benar-benar sangat ndhak tahu dengan mereka semua. Baru kali ini aku merasa jika mereka semua benar-benar memikirkan segala sesuatu tanpa menggunakan logika.
"Arjuna, aku benar-benar merasa takut. Aku benar-benar merasa tidak nyaman sama sekali di sini. Aku ingin pulang ke rumah, aku kita kembali saja ke rumah kita, Arjuna," Widuri bersuara, pandangannya benar-benar aneh. Seolah-olah berada di rumahku benar-benar bisa mengancam nyawanya.