Dan setelah semua persiapan tetek bengeknya, akhirnya Suwoto membawaku ke sini. Pada sebuah komplek yang benar-benar mirip dengan kampungku. Ya, kurang lebih. Meski banyak kurangnya. Ya kalau diibaratkan sama, lebih mirip di rumah yang berada di Purwokerto. Aku sama sekali ndhak menyangka, jika di Jakarta ada kompleks seperti ini. Kompleks yang benar-benar tampak sangat asri. Gang dari rumah ke rumah lumayan jauh, dengan banyak penghijauan di semua sisi. Dan bagunanya pun dari bahan bata merah, kemudian ornamen-ornamennya dari kayu jati. Sungguh, asri dan seperti kembali ke kampung adalah julukan dari tempat ini.
"Bagus ndhak, Juragan? Saya bena-benar ndhak menyangka, kalau di Jakarta ada tempat seperti ini, lho. Kata yang punya, dulu dia pernah tinggal di kampung. Kemudian dia memiliki ide untuk membuat sebuah kampung halaman di kota, yang mana agar pembeli unit-unit kediaman ini merasa kalau mereka telah kembali pulang, Juragan," jelas Suwoto panjang lebar.