"Jadi benar, kalian berdua ndhak mau pulang sama-sama?" tanya Biung, yang saat ini bertanya kepadaku, dan Manis.
Paklik Sobirin sudah membawa sebuah mobil untuk menjemput mereka pulang. Tapi, aku menolak. Sebab aku ingin punya waktu berdua saja dengan istriku. Karena masalah Rianti, kami jadi ndhak punya waktu untuk sekadar pacaran lagi.
"Kalian pulang saja dulu. Aku dan Manis ingin pulang dengan berjalan kaki. Memangnya, hanya Romo, dan Biung saja, toh, yang mau pacaran. Kami juga ingin," kubilang.
Manis langsung menyikut perutku, wajahnya sudah memerah karena malu. Tapi, siapa peduli. Toh Romo, dan Biung yang sudah setua itu saja ndhak punya malu.
"Kamu iri, toh? Ya sudah, sana, pacaran yang lama. Kami juga ndhak mau ganggu, toh. Iya, toh, Sayang?" kata Romo lagi, seolah semakin memamerkan kemesraannya di depanku.