Pagi ini, agaknya aku tengah menculik Rianti. Memaksanya keluar dan menuju ke salah satu hutan yang ada di Berjo. Aku ndhak sendiri, selain ada Rianti, di sini juga ada Wangi.
Kami duduk berdua, di sebuah gubug tua yang ndhak jauh dari danau, di depan gubug itu ada sebuah pohon cukup besar. Membuat suasana semakin tampak rindang. Ya, kalau siang. Entah bagaimana kalau sore, sampai malam. Terlebih, banyak benar tumbuhan rimbun di sana-sini, membuat suasana semakin menyeramkan. Seram dalam artian ndhak perkara lelembutnya saja, akan tetapi hewan liar yang mungkin akan berada di sini kapan saja.
Rianti masih diam, mimik wajahnya tampak begitu galak. Tadi, dia sudah sumpah serapah, dan menolakku mentah-mentah. Beruntung ada Paklik Sobirin, setengah kubopong, Rianti kumasukkan ke dalam mobil. Jadi, dengan ndhak maunya dia yang tinggi itu, dia tetap ikut juga.