Xu Weilai melihat rumah megah di depannya melalui jendela mobil. Matanya bersinar penuh kebencian, kemudian ia mengulurkan tangan ke kenop pintu mobil.
Ia berpikir bahwa dirinya tidak sabar menunggu jawaban Zuo An.
Ketika hendak mendorong pintu untuk keluar dari mobil, tangannya yang lain tiba-tiba dicengkram.
Xu Weilai bergerak sebentar lalu menoleh ke belakang. Ia melihat tangan Zuo An menggenggam pergelangan tangannya yang ramping. Meskipun kekuatan cengkraman itu tidak kuat, tetapi cukup menahan tangannya.
Xu Weilai tidak melepaskan diri, lalu perlahan mengangkat kelopak matanya. Ia sedikit demi sedikit mengarahkan pandangannya ke atas, sampai pada akhirnya melihat tatapannya dengan samar.
Xu Weilai memiringkan kepalanya sedikit, lalu mengangkat alisnya dengan ringan "Hmm?"