Gu Yu yang duduk di sebelah Xu Weilai tentu ikut melihat layar ponselnya. Tatapan mata gelapnya membeku menatap nomor yang menelepon Xu Weilai itu. Kemudian ia membuat keputusan pada Xu Weilai yang tampak ragu mengangkat panggilan itu, "Angkat saja, kita ingin mendengar hal yang akan dikatakannya."
Sekalipun bukan hal yang baik, tapi mereka harus tetap mendengarkannya, dan mungkin mereka bisa mendapatkan sesuatu dari ucapannya.
Xu Weilai mengerti maksud ucapan Gu Yu. Ia menarik napas, kemudian perlahan mengusap ujung jarinya ke layar. Setelah panggilan terhubung, Xu Weilai mengusap tombol speaker.
Tanpa menunggu lama, suara lembut Yun Rou keluar dari ponsel tersebut. Ucapannya terdengar membawa kebanggaan di atas penderitaan orang lain, namun juga sedikit mengejek. "Xu Weilai, bagaimana rasanya dikhianati oleh sahabat yang paling kau percaya? Rasanya tidak sesakit ditusuk ribuan anak panah, kan?"
Xu Weilai mengencangkan bibirnya dan tidak berbicara.