Ya, Yun Rou masih punya harapan!
Yun Rou berdiri lagi, kemudian berjalan dua sampai tiga langkah bergegas ke lorong. Manajernya sudah meletakkan tasnya di lemari sepatu. Ia buru-buru mengeluarkan ponsel dari tas itu, jari-jarinya yang gemetar langsung mencari daftar kontak. Kemudian, ia menghubungi salah satu kontak itu.
Tut tut tut....
Panggilan itu terus-terusan tidak dijawab, selalu tertutup secara otomatis.
Yun Rou tidak menyerah. Ia terus menghubunginya sambil bibirnya bergumam, "Angkat teleponnya... cepat angkat teleponnya!"
Yun Rou bisa mempertahankan ketenangannya saat dua panggilan pertama ditolak. Namun saat panggilan selanjutnya ditolak, kemarahan yang tidak terkendali melonjak dari dasar matanya. Emosi yang meledak itu membuatnya membanting ponsel di tangannya ke daun pintu!