Xion hendak memukul Therius karena ia sangat kesal, tetapi sebelum ia dapat melakukannya, ia mendengar suara Emma mengeluh dan kemudian bulu matanya mengerjap-kerjap, lalu gadis itu pun membuka matanya.
Tangan Xion yang sudah melayang hendak memukul Therius, terhenti di udara. Ia serentak menghampiri Emma dan berlutut di kaki tempat tidur.
"Kau sudah bangun?" tanyanya dengan suara cemas. Sikapnya ini membuat Therius menyipitkan matanya. Ia merasa tidak senang karena Xion mendekati Emma. Ia sudah tahu bahwa Xion juga mencintai Emma.
Namun demikian, ia tidak mau memaksa Xion pergi agar Emma hanya memperhatikan dirinya. Bagaimanapun mereka bertiga adalah teman dan ia tahu Xion pasti sangat menguatirkan Emma.
Emma membuka matanya dan mengernyitkan keningnya keheranan. Ia menoleh ke arah Xion yang menatapnya dari samping dengan ekspresi sangat cemas. Gadis itu meneteskan air mata, tetapi wajahnya pelan-pelan tersenyum.