"Apa perlunya kau menanyakan siapa aku?" tanya Emma berusaha mengulur waktu. "Lepaskan anak itu. Kita bisa menyelesaikan ini di antara kita saja."
"Cih.. kau pikir aku bodoh?" ejek lelaki itu. "Aku akan menghitung hingga tiga. Kalau kau tidak menjawab, maka anak ini akan mati."
"Kakak.. jangan perdulikan aku." Tiba-tiba terdengar suara Therius kecil mengagetkan Emma. Anak lelaki itu menatapnya dengan sungguh-sungguh dan berusaha tersenyum. "Aku sudah tidak punya siapa-siapa di dunia ini... kalau.. kalau aku mati... aku akan senang. Kau.. tahu itu kan?"
"Therius..." Emma merasakan dadanya sesak ketika melihat Therius kecil yang tampak pasrah dan siap mati. Ia tidak mengira masa lalu Therius sangat menyedihkan. Dengan membaca pikiran anak itu, Emma dapat segera mengetahui apa yang terjadi kepadanya selama ini.