Penumpang yang merupakan seorang wanita berusia 30-an tahun ke atas mengoleskan sedikit balsam pada hitungan anak tersebut dan berusaha membangunkan pemuda tersebut. Tak lama kemudian sang anak terbangun dan wajahnya memerah melihat wajah Ayunda yang begitu dekat dengannya. "K-kakak..." panggil bocah itu pada Ayunda. Ayunda langsung pergi begitu melihat wajah pemuda itu memerah.
(Lebih baik aku pergi, sebelum anak ini pingsan lagi. aku sudah menjadi wanita mesum karena melecehkan anak di bawah umur. hiks hiks) gumam Ayunda dalam hatinya dan bus telah tiba di halte.
Ayunda turun dan berbalik untuk melihat bocah itu dan tersenyum manis padanya. "Maafkan aku, anak muda. Tapi kamu benar-benar manis ..." kata Ayunda sambil melambaikan tangannya.Setelah Ayunda turun, anak SMA melihatnya dari jendela dan tersenyum kembali pada Ayunda dengan wajah polosnya masih memerah.
Ayunda berjalan perlahan menuju terminal kereta. Ia melihat begitu banyak pengawal Jhonatan berdiri di sekitar terminal kereta.
Ia membeli tiket ke kota B, setelah tiket diambil, Ayunda berjalan perlahan ke dalam kereta. Dia sedikit gugup karena dia melewati begitu banyak penjaga. Jika dia tertangkap, maka dia selesai sudah.
Jonathan akan menyiksanya atau menyerahkan dirinya kepada Samuel, cucunya yang gila.
Ayunda menutupi wajahnya dengan majalah sementara pengawal Jonathan memeriksa semua penumpang. Ia terkejut karena seorang bodyguard mengambil majalah yang sedang dibacanya."Maaf nona, saya hanya ingin melihat wajah anda sebentar," Ayunda memelototi mereka, karena wajar dia marah, tapi kalau Ayunda tidak marah itu hal yang aneh.
Pengawal itu curiga, tetapi seorang paman yang duduk di seberang Ayunda memelototi kerah mereka. Itu membuat para penjaga sedikit takut.
pria yang duduk bersama Ayunda memberi tahu mereka.
"Apa yang kamu lakukan?!" Pria itu bertanya pada sekelompok orang yang mendekati Ayunda.
"Ini bukan urusanmu, kami hanya melakukan pekerjaan kami." Kata seorang pria.
"Gadis yang ingin kamu ganggu ini adalah keponakanku. Jadi aku berhak ikut campur,"
Mereka saling berpandangan lalu meninggalkan pria itu dan juga Ayunda.
Ayunda menghela napas. Dia merasa lega setelah mereka pergi.
"Terima kasih, paman. Kamu baik sekali," kata Ayunda kepada lelaki itu.
pria itu bertanya pada Ayunda karena penasaran mengapa orang-orang mencarinya.
"Apakah kamu yang mereka cari, Nak?"
Ayunda menganggukkan kepalanya menatap sang paman.
"Apakah kamu melakukan kejahatan? karena mereka adalah orang-orang berbahaya di kota ini." Kata pria itu lagi bertanya pada Ayunda.
Ayunda sangat terkejut karena pria itu tahu siapa orang-orang ini.
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata.
"Tidak paman! Saya lari dari mereka, Karena mereka menahan saya dan tidak membiarkan saya kembali ke keluarga saya di Kota B. saya bersumpah bahwa saya tidak melakukan kejahatan apapun kepada mereka,Paman."
Pria itu tersenyum lalu mengusap kepala Ayunda dan berkata.
"Aku percaya padamu, tapi pakaian seperti apa yang kamu kenakan?!"
Ayunda melupakannya karena dia terlalu takut. Ia melihat pakaiannya sangat terbuka namun bagian atasnya tertutup kemeja, sedangkan bagian bawahnya masih memperlihatkan paha putih mulusnya.
pria itu mengambil sesuatu dari tas dan memberikannya kepada Ayunda.
"Tutup dengan ini, jalan kita masih panjang." sambil memberikan selembar kain kepada Ayunda. Ia sangat senang dan juga sangat terharu karena begitu banyak orang yang membantunya.
(Tuhan.., apakah ini balasan karena saya selalu baik dan ramah kepada semua orang, apakah ini hasil kebaikan saya selama ini? Anda sangat murah hati Tuhan.) Ayunda bergumam dengan air mata di wajahnya.
pria itu mendekat dan bertanya pada Ayunda.
"Ada apa, Nak? Apakah mereka melakukan sesuatu yang buruk padamu?"
Ayunda menggelengkan kepalanya dan berkata.
"Saya sangat senang, karena saya selalu bertemu orang-orang baik." Sambil menyeka air matanya.
"Tidurlah, Nak. Kamu tidak perlu takut, apa pun yang terjadi, aku akan membantumu."
Ayunda sebenarnya sangat takut untuk memejamkan mata karena merasa selalu ada tangan yang mencoba menariknya. Dia tertidur karena dia terlalu lelah untuk berlari sepanjang hari.
Dia bermimpi buruk tentang apa yang Jhonatan dan Razhel lakukan padanya. tubuhnya gemetar, keringat dingin bercucuran di wajah Ayunda.
"Tidak, tidak! Jangan lakukan itu! Tolong, jangan..."
Pria yang juga tertidur itu terbangun mendengar teriakan Ayunda dan membangunkannya.
"Nak, Nak…" sambil menggoyang-goyangkan tubuh Ayunda.
Ayunda membuka matanya dan melihat seorang pria di depannya, tanpa sadar dia mendorongnya.
"Pergi...pergi, jangan mendekat! Aku mohon, pergi!"
pria yang melihat sikap Ayunda seperti itu, mengerti bahwa Ayunda pasti mendapat perlakuan yang sangat buruk.
Pria itu mengambil air dan memberikannya kepada Ayunda, yang sedang duduk dengan kaki terlipat di lengannya juga.
"Nak, apakah kamu tidak mengenali saya? Kita sekarang berada di kereta yang menuju ke kota B. Semuanya akan baik-baik saja,"
Ayunda menundukkan kepalanya di antara kedua kakinya dan menangis tersedu-sedu.
Pria itu mendekat dan mengusap bahu Ayunda untuk menenangkannya sejenak. setelah beberapa saat Ayunda sudah mulai tenang. pria itu memberinya sebotol air mineral.
"Minumlah nak, kita akan sampai sebentar lagi."
Ayunda mengangkat kepalanya, lalu mengambil botol minuman itu dan meminumnya. Perut Adelia pun keroncongan dan membuat pria itu tersenyum.
"Kamu pasti lapar? Makan ini." sambil memberinya roti.
Ayunda berterima kasih kepada pria itu. Dia tidak ingin tidur lagi, karena mimpi buruk selalu datang menghantuinya.
meskipun pria itu memintanya untuk kembali tidur, dia tetap tidak mau tidur. lelaki itu mengajak Ayunda mengobrol, agar kegelisahan di hatinya hilang.
Setelah beberapa saat mereka berbincang, pemberhentian Ayunda pun tiba.
"Paman, ayo turun." mengundang Ayunda ke pria itu.
"Tidak, Nak. Perjalananku masih panjang," kata pria itu.
Ayunda mengucapkan terima kasih dan menanyakan nama pria itu, tetapi pria itu tidak mau menyebutkannya.
pria itu baru saja berkata padanya.
"Jika kita ditakdirkan untuk bertemu lagi, aku akan memberitahumu namaku,"
Ayunda melambaikan tangannya dan turun dari kereta. dari stasiun kereta api Ayunda meminta petugas yang bertugas di sana untuk mengalihkan beberapa pengawal yang juga berjaga di stasiun.
Dia berlari keluar dan memanggil taksi. seorang penjaga yang melihat ayunda berlari dan kemudian naik taksi.
mereka pun mengejar taksi yang dinaiki Ayunda. mereka tidak akan berhenti sebelum menangkap gadis itu.
Jhonatan telah mengancam mereka semua, jika pulang dengan tangan kosong maka mereka akan di hukum.
Jhonatan menjadi begitu marah, karena ayunda berani kabur darinya.
Ia menelpon Samuel dan mengatakan bajwa Ayunda berhasil kabur.
Samuel yang kesal, balik memarahi Jhonatan.
"Bahkan hanya seorang gadis saja, namun kau tidak bisa menjaganya. Jika sejak awal kau memberikan gadis itu padaku, semua ini tidak mungkin terjadi!" ucap kesal Samuel.
Jhonatan pun ikut kesal karena Samuel berani memarahinya.
"jaga mulutmu itu! Kau harus tahu posisi mu sebelum bicara." ujar kesal Jhonatan mengancam Samuel.
seketika nyali Samuel menciut mendengar ancaman pria kejam tersebut.