Gu Qingqing tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke cermin.
Leng Sicheng yang terlihat di cermin masih tetap dekat di punggung Gu Qingqing dan memeluknya dengan kuat. Rambut dahi Leng Sicheng yang agak panjang menggantung ke bawah hinga menutupi ekspresi di wajahnya, tetapi lengannya memeluk dengan erat.
Selama tiga tahun. Setiap hari selama tiga tahun. Setiap saat, setiap menit, dan setiap detik. Gu Qingqing terus menantikan Leng Sicheng mengatakan kata-kata seperti ini. Ia telah menantikannya terlalu lama, kecewa terlalu lama, dan bahkan... Lebih putus asa terlalu lama. Terlalu lama hingga Gu Qingqing sendiri tidak tahu apakah ia seharusnya mempercayai kata-kata Leng Sicheng atau tidak.
Jendela tidak tertutup rapat. Angin berembus ke dalam dan terdengar suara gemerisik daun pohon ara yang tertiup angin. Gu Qingqing menoleh ke arah luar jendela dengan linglung dan melihat pohon ara yang bergoyang tertiup angin.