アプリをダウンロード
61.66% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 37: Aku Sudah Memutuskan Kamu adalah Milikku

章 37: Aku Sudah Memutuskan Kamu adalah Milikku

編集者: Wave Literature

Sementara gadis kecil berusia 5 tahun itu tidak memahami apapun.

Ji Xiaonian perlahan-lahan teringat dengan jelas sepenggal ingatan masa kecilnya. Sepertinya, perjanjian pernikahan yang di maksud Yu Shengjie itu berada di atas kertas hitam putih dengan cap jempol berwarna merah di atasnya.

Waktu itu, Yu Shengjie kecil berkata padanya, "Iya kan, jempol kecilmu sungguh imut sekali, Nian Nian." 

Sedangkan wajah mungil Ji Xiaonian hanya tersenyum kecil mendengar pujian yang dilontarkan untuknya. "Kalau begitu, kamu akan menemani Nian Nian bermain, kan?" Tanya gadis itu dengan mata bulatnya.

Kemudian, kedua bocah kecil itu bergandengan tangan dan bermain dengan riang gembira, meninggalkan sebuah kisah masa kecil yang indah untuk dikenang.

"Bagaimana, istriku? Sudah ingat kan sekarang? Sejak kecil kamu sudah menjadi milikku. Hanya saja beberapa tahun ini, keluargaku mengalami hari yang berat sehingga aku tidak memiliki waktu untuk datang mencarimu. Setelah susah payah menyelesaikan permasalahan yang ada di rumah, aku dengan segera datang kemari untuk mencarimu. Betapa teganya kamu berkata bahwa kita tidak akrab sama sekali, istriku?" tutur Yu Shengjie dengan mata memelas minta dikasihani.

Yu Shengjie menatap mata Ji Xiaonian yang ada di hadapannya itu. Tatapan matanya kini menyiratkan sebuah sorot mata licik yang siap menerkamnya sewaktu-waktu.

Ji Xiaonian kembali tersadar akan lamunannya dan kembali mengarahkan matanya menatap Yu Shengjie. "Dasar kamu sakit jiwa! Aku sudah bilang, semua itu hanyalah permainan anak kecil. Bagaimana bisa kamu menganggapnya serius?! Sudahlah! Jangan coba-coba menggangguku lagi! Atau aku tidak akan sungkan-sungkan terhadapmu!" ujar Ji Xiaonian dengan napas memburu menahan emosi yang ada di dalam dadanya, lalu berjalan meninggalkan Yu Shengjie.

"Istriku, aku sangat lapar saat ini. Aku sudah menantimu sejak pagi tadi di gerbang sekolah sampai-sampai aku belum sempat makan pagi. Temani aku untuk makan pagi yuk!" ajak Yu Shengjie sambil tersenyum. Siapa yang menyangka, ternyata pria itu benar-benar tidak takut mati. Dia bersikeras untuk mengikuti Ji Xiaonian dan berjalan di sebelahnya.

Sementara Ji Xiaonian berlagak tidak mendengar perkataan Yu Shengjie dan meneruskan langkahnya lebar-lebar.

"Istriku, anak gadis itu kalau berjalan harus perlahan-lahan dan lemah gemulai," celetuk Yu Shengjie sambil mengikuti Ji Xiaonian.

"Istriku, kantin kan bukan ke sebelah sini? Kenapa kamu berjalan ke arah sini?" sahutnya lagi setelah Ji Xiaonian tidak menanggapinya.

"Istriku…" panggil Yu Shengjie.

Mendengar suara Yu Shengjie membuat Ji Xiaonian benar-benar tertekan dan ingin mengamuk rasanya. "Aaaaa!!" teriaknya sambil menutupi kedua telinganya dengan tangan. Dia menghentakkan kakinya ke tanah, lalu menoleh menghada pria itu dengan tatapan yang sangat ketus dan menyeramkan.

"Yu Shengjie! Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Kamu benar-benar tidak punya malu, tahu tidak?! Jelas-jelas kita berdua tidak seakrab itu. Peristiwa yang terjadi di masa kecil mana bisa dianggap sungguhan seperti itu?!" jerit Ji Xioanian dengan kesal.

"Kamu percaya atau tidak, jika kamu terus-terusan seperti ini padaku, aku akan melaporkanmu pada guru!" ancam Ji Xiaonian.

Ji Xiaonian benar-benar sama sekali tidak paham, bagaimana mungkin di dunia ini ada pria tidak tahu malu seperti Yu Shengjie. Anehnya lagi, pria ini memiliki paras yang tidak jelek, malahan sebaliknya, sungguh teramat tampan. Dia berpikir, kenapa pria tampan sepertinya harus terus-terusan mengejarnya seperti ini.

"Tapi aku sungguh menganggapnya serius. Aku tidak suka memikirkan hal-hal yang terlalu membuatku pusing, yang aku tahu hanyalah, kamu sudah pernah tidur denganku. Jadi, kamu harus bertanggung jawab terhadap diriku yang begitu polos ini. Oke?" tutur Yu Shengjie dengan santainya.

Kini darah di dalam diri Ji Xiaonian seolah telah mendidih. Dia sangat ingin menghajar Yu Shengjie yang ada di depannya ini dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Namun, tentu saja dia tidak akan melakukan hal itu karena dia sangat mengerti bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Maka dari itu, dia hanya berdiri disana dengan tangan terkepal di samping tubuhnya, berusaha menarik napas dalam-dalam, dan menenangkan pikirannya. 

Setelah sedikit tenang, Ji Xiaonian kembali menatap mata Yu Shengjie dan dengan sungguh-sungguh berkata padanya, "Aku tidak peduli kamu serius atau hanya bercanda, namun satu hal aku katakan padamu. Aku tidak menyukaimu dan peristiwa di masa kecil itu telah aku lupakan. Aku sekarang memiliki kekasih dan sangat mencintainya. Seumur hidupku akan ku habiskan dengannya."

"Jadi, aku mohon baik-baik padamu untuk menjauh dan menjaga jarak denganku," sambung Ji Xiaonian setelah menghirup napas panjang. 

Kalau bisa, sebenarnya Ji Xiaonian berharap dapat memiliki hubungan baik dengan Yu Shengjie. Entah itu berteman baik atau hanya sekedar hubungan keluarga saja. Jauh di lubuk hatinya sebenarnya sedikit merindukan sewaktu dirinya memanggil pria itu dengan sebutan kakak sepupu.

Namun, tentu saja Ji Xiaonian sama sekali tidak sudi mendengar Yu Shengjie terus-terusan menyebutnya sebagai istrinya. Sebutan 'istri' itu hanya dapat diberikan untuk Bai Yan seorang, jangan harap orang lain dapat memanggilnya seperti itu.

"Kamu selingkuh?" tanya Yu Shengjie sambil menatap lekat-lekat wajah Ji Xiaonian. Ada perasaan tidak senang menggerogoti hatinya.

"Selingkuh bagaimana maksudmu? Aku sama sekali tidak ada hubungan apa-apa denganmu. Aku dengannya adalah pasangan yang tidak akan terpisahkan," kata Ji Xiaonian sambil sibuk mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan beberapa foto pada Yu Shengjie.

"Lihatlah! Dia adalah orang yang akan menjadi suamiku kelak. Aku sangat mencintainya, begitu juga dengan dia sangat mencintaiku. Jadi aku mohon padamu untuk tidak sembarangan memanggilku dengan sebutan istri. Karena hanya dia seorang yang aku ijinkan untuk memanggilku seperti itu," ujar Ji Xiaonian sambil menunjuk foto Bai Yan pada layar ponselnya.

Yu Shengjie hanya terdiam menatap foto sosok pria di layar ponsel Ji Xiaonian. Pria itu terlihat gagah dan berwibawa, namun tampaknya dia tidak ambil pusing akan hal itu. Terlihat di wajahnya sebuah ekspresi yang tidak berbeda dengan ekspresi sebelum melihat foto tersebut.

"Aku tidak peduli, yang penting aku sudah memutuskan bahwa kamu adalah milikku. Tidak peduli siapapun yang kamu sukai, aku akan terus mendekatimu," jawab Yu Shengjie dengan santainya.

"Kamu.. Kamu... Argh!!!" jerit Ji Xiaonian yang hampir saja dibuat gila oleh Yu Shengjie. Tangannya menarik kasar rambutnya sendiri, berusaha untuk menahan diri agar tidak mencakar wajah tampan namun menyebalkan dari pria yang ada di sebelahnya itu. Lalu, dia segera berlari menuju ke asramanya, dia yakin, pria itu tidak akan berani untuk mengikutinya lagi.

Baru saja berlari tidak jauh, Ji Xiaonian berpapasan dengan Han Le yang berada di lorong asramanya. Melihat temannya itu, Han Le segera bertanya, "Ji Xiaonian? Kamu kenapa berlari-lari seperti ini? Seperti dikejar setan saja."

Melihat Han Le, Ji Xiaonian dengan segera berlari ke belakang tubuhnya, lalu berkata dengan napas tersengal-sengal, "Kamu tidak tahu, ada seorang pria aneh yang tiba-tiba mengikuti ku."

Yu Shengjie terlihat semakin mendekat, Ji Xiaonian segera menepuk pundak Han Le, lalu menunjuk ke arahnya. "Itu orangnya! Kamu bantu aku pikirkan sebuah cara untuk menahannya agar tidak mengejarku lagi. Dia itu orang sakit jiwa. Aku duluan!" Setelah mengucapkan itu, dia lalu kembali berlari ke arah kamar asramanya.

Yu Shengjie menaiki tangga asrama wanita, namun kini dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Ji Xiaonian. Di sana, malah terdapat seorang gadis dengan mata berbinar-binar dan mulut setengah terbuka dengan air liur yang hampir menetes, menatap lurus ke arah dirinya.

"Apa kamu tahu yang mana kamar Ji Xiaonian?" tanya Yu Shengjie dengan dingin pada Han Le.

"Iya… A… Aku tahu," jawab Han Le sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat. Dia bagaikan telah tersihir oleh pesona pria tampan di hadapannya itu sehingga lupa akan pesan Ji Xiaonian tadi.

"Kalau begitu, nona manis tolong antarkan aku ya!" sahut Yu Shengjie sembari tersenyum singkat.

"Ba… Baiklah. Tentu saja. Mari ikut aku!" jawab Han Le sambil lagi-lagi menganggukkan kepalanya cepat-cepat. 

Andaikan saja Ji Xiaonian tahu bahwa begitu dirinya berlari kembali ke kamar, sahabatnya itu dengan mudahnya mengantarkan Yu Shengjie hingga ke depan kamarnya, dia pasti sudah melompat dari lantai atas untuk bunuh diri.

Hanya saja, Yu Shengjie berdiri beberapa saat di depan pintu kamar Ji Xiaonian, lalu pergi begitu saja meninggalkan tempat itu.

***

Siang harinya, mobil sport Bai Yan yang menarik perhatian telah terlihat terparkir di lantai bawah asrama wanita Universitas Ning Da.

Ji Xiaonian yang masih berada di dalam kamar mendengar seperti ada ribut-ribut di lantai bawah. Begitu melongok ke bawah, dilihatnya mobil Bai Yan yang sedang menunggu Fang Miaoling untuk menjemputnya. Seketika itu juga muncul api emosi membakar hatinya.

Telah bertahun-tahun mengenalku, tidak pernah sekalipun dia seperti ini. Jadi Fang Miaoling lebih penting dariku? Bukannya dia harus menjaga imejnya sebagai pengajar? Batin Ji Xiaonian kecewa.

"Ji Xiaonian, Kak Yan datang menjemputku lho. Aku duluan ya. Sampai jumpa di hari Senin," celetuk Fang Miaoling sambil sibuk menarik kopernya melewati Ji Xiaonian.

Ketika Ji Xiaonian menoleh, dia melihat wajah Fang Miaoling yang tersenyum penuh kemenangan padanya sambil melambai-lambaikan tangannya. Awalnya dia berniat untuk ikut pulang bersama Bai Yan, akan tetapi melihat orang-orang berkerumun, dia pun mengurungkan niatnya.

Ketika Ji Xiaonian sekali lagi melongokkan kepalanya ke bawah, dilihatnya lah Bai Yan sedang sibuk membantu memasukkan koper Fang Miaoling ke dalam mobilnya. Setelah melihat teman sekamarnya itu masuk ke dalam mobil, barulah Bai Yan memasuki mobilnya dan sekilas berpamitan pada segerombolan murid yang berada di sana. Lalu, dia melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu, seolah-olah sama sekali tidak ingat akan dirinya yang masih berada di dalam asrama dan membutuhkan tumpangannya.


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C37
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • 翻訳品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン