Pagi sudah hampir tiba, tapi Julian masih belum menutup kedua matanya sama sekali. Pikirannya masih melayang-layang memikirkan Gina yang kembali menyebut nama Massimo, laki-laki yang sudah membuatnya menderita.
"Kenapa kau harus menyebut nama bajingan sialan itu lagi, Gina? Lelaki pengecut itu, namanya tidak pantas lagi terlontar dari bibirmu."
"Jangan pernah coba mengusik hidup putriku lagi, Massimo," desis Julian penuh emosi. "Aku tidak akan segan membunuhmu jika kau berani melakukan itu, aku tidak mengampunimu kali ini, Massimo."