Di chapter ini terdapat adegan dewasa eksplisit yang tidak layak dibaca untuk yang belum cukup umur atau belum menikah, jadi untuk kakak-kakak yang belum masuk dalam dua kriteria itu bisa di skip saja ya….takutnya mimisan hehe...terima kasih ***
Menyadari kedua kaki Gina yang bergetar Massimo menghentikan perbuatannya. Massimo menengadahkan wajahnya menatap Gina, di sekitar bibirnya masih terdapat sisa cairan yang berasal dari air liurnya sendiri yang bercampur dengan cairan cinta Gina. Kedua mata birunya berkilat, menunjukkan rasa senang yang meluap-luap. Sementara Gina terlihat sangat kepayahan, kalau saja tidak ada wastafel yang bisa digunakan untuk berpegangan mungkin saja Gina sudah terjatuh sejak awal Massimo memainkan lidah di bagian intinya.
Melihat Gina kepayahan Massimo tersenyum puas.
"I know you miss me, darling," ucap Massimo parau.
"No, I hate you..."
Massimo menaikkan satu alisnya. "Really?"