Saat makan malam tiba Gina terlihat sangat berbeda saat menggunakan riasan di wajahnya, Massimo yang sedang duduk berhadapan dengannya sampai tak mengalihkan pandangannya sedetikpun dari Gina.
"Kenapa terus menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan penampilanku?" tanya Gina resah.
Massimo tersenyum, perlahan ia memundurkan kursinya lalu menepuk pahanya. "Kemari, duduklah di pahaku."
Wajah Gina langsung bersemu merah. "Jangan gila!"
"Aku serius, duduklah di pangkuanku." Massimo mengulangi perkataannya kembali.
Gina bergeming, mengabaikan perintah yang diberikan Massimo.
"Gina…."
"Kita sedang ada dimeja makan, Massimo. Kau jangan macam-macam, lagipula memangnya kau tak lihat banyak sekali orang didekat kita saat ini." Gina menggeram penuh emosi.
Massimo menaikkan satu alisnya mendengar perkataan Gina, perlahan pria itu mengedarkan pandangannya. Satu lusin bodyguard, lima juru masak dan delapan orang pelayanan tengah mengelilingi mereka.