"Aku hanya ingin tidur dalam pelukan kamu saja Jo. Aku sudah merasa bahagia berada dalam pelukan hangat kamu." ucap Nadia dengan tatapan dalam.
Jonathan hanya membalas tatapan dalam mata Nadia.
Dengan menghela nafas dalam Jonathan kembali Nadia dalam pelukannya ada perasaan haru sehat mendengar keinginan sederhana Nadia.
"Kamu tahu saat pertama kita bertemu, aku sama sekali tidak melihat kedalaman hati kamu. Aku hanya melihat kamu adalah wanita yang sangat menyebalkan dan sangat keras kepala." ucap Jonathan dengan tersenyum dengan pandangan tak lepas dari wajah Nadia.
Nadia mengangkat wajahnya menatap wajah Jonathan.
"Aku tahu itu sudah terlihat jelas waktu itu di wajah kamu. Bagaimana kamu marah tanpa alasan yang sangat jelas, tapi karena aku sudah bertekad dan mempunyai tujuan yang sangat besar. Aku tidak memperdulikan hal itu." ucap Nadia masih sangat jelas mengingat bagaimana dia ingin membalas dendam pada keluarga Jonathan.