"Mau kemana?"tanyaku saat si Febry menarik tanganku untuk memgikutinya.
"Temenin aku! Rengga bilang rute jurit malam.di rubah"katanya menarikku keluar area wisma yang kami sewa.Ternyata alasan saudara saudara.Di jalanan sepi dia malah beraksi gila lagi.
"Elo bilang mau liat rute jurit malam"kataku mengingatkan.
Dia tertawa genit dan bikin aku mual liatnya,boro boro keliatan seksi,badannya kaya ulet keket kesirem cuka.Bikin illfell cuy.Bukan berdiri punyaku malah pules tidur.Parah!!
"Make out No,masa aku bilang terus terang depan yang lain"keluhnya sambil menciumi leherku.
Aku menghela nafas.Benar Obi ... jadi gigolo lagi aku.Bedanya bukan tante tante jetset yang mesti aku puasin,tapi pelacur kecil.
"Okey!! wait!! dengar gue ngomong dulu"kataku.
Dia berhenti,"Apa lagi,kamu takut ketahuan,kita cari tempat lain,di mobil aku bisa"katanya sok manja.
Aku tertawa,"Ga masalah dimana aja,gue mau ngomong soal pos Ospek.Gue mau Queen sama gue sama teman teman gue,pos bayangan aja,bisa ga?"tanyaku
"Gampang soal itu,bisa aku atur,buruan No!"pintanya tak sabar sambil mengarahkan tanganku ke balik celana jeansnya.
Astaga .... ini dosa yang aku ga nikmatin.Sumpah deh.Aku di lepas setelah dia puas mendesah cabul di depanku dan tanganku belepotan.Aku sampe kesel.
Aku bergegas menyeretnya kembali ke wisma.Mau buru buru cuci tangan,jember!!!
"Gimana?"tanyaku ketika berhadapan dengan trio curut.
"Elo yang gimana?"ledek Obi
Aku tertawa pelan,"Beneran jadi gigolo gue,payah dah,beneran impoten gue,ga bangun sama sekali"mereka ngakak begitu aku selesai ngomong.
"Dan pengorbanan elo makin payah,karena reaksi si Noni biasa aja di bilang elo jadian ma Febry"info Roland.
"Serius?"tanyaku
Mereka bertiga mengangguk pelan.
"Baru yakin kan lo,gimana frustasinya gue,dia tuh ngerti ga sih gue sayang sama dia?"keluhku.
"Elo sih terlalu sering pacaran sama cewe bitchy,bikin dia illfell atau malah hilang harap?"kata Roland pelan.
Kami semua terdiam.
"Udah yuk ah,kita selesaikan misi kita terus pulang.Trus lo No!! rapi acara ini,cepag cepat elo putusin tuh cewe sakit!"jerit Omen sebelum melangkah menuju Noniku.
💔💔💔💔💔
Queen menikmati dinginnya angin malam sambil berusaha melupakan kenyataan kalo Nino sekarang punya pacar lagi.Berarti dia mesti bersiap untuk merasa sakit.
Saat tiba di wisma Queen melihat Nino yang sedang berdiri dekat Febry bersama dengan Sinta dan Rengga.Queen segera mendekati mereka.
"Dari mana lo?"tanya Sinta
"Makan di depan,apa gue telat?"tanyaku merasa ga enak karena bagaimanaoun aku ketua paduan suara,jabatanku setara dengan Sinta dan Rengga juga Febry.
"Hampir,yuk udah mau jam 12. Queen elo di pos bayangan satu sama Nino sama Omen" kata Rengga sebelum berlalu dengan Febry dan Sinta mempersiapkan junior berbaris.Para senior lain sudah menyebar di pos masing masing.Berarti memang mereka menunggu aku datang.
"Kok gue di pos bayangan?"tanya ku bingung
"Gue yang minta,elo ga suka plonco mereka kan?"jawab Nino santai
"Emang boleh?"
"Kalo gue yang minta,apa yang ga boleh"katanya dengan senyum menyebalkan yang jadi ciri khasnya Nino.
Aku akhirnya berjalan duluan bersama Nino dan genk menuju pos bayangan yang sudah di tentukan.Obi memilih membawa kantung berisi makanan ringan sambil sesekali memakannya.Omen membantu membawa kantung minuman.Aku berjalan beriringan dengan Nino di belakang mereka bertiga.
"Elo udah mojoknya?"tanyaku
Nino menatapku heran.
"Tumben ga bilang kalo elo pacaran lagi"keluhku.
Nino tertawa,"Oh udah tau,bagus deh"katanya santai.
"Trus elo ga kasih tau?"
"Gue ga terlalu yakin soalnya,liat entarlah"
"Nunggu sampai elo ena ena dulu baru yakin kalo elo pacaran ma dia"
"Mulut Non,kenapa bisa pinter banget sih"katanya sambil mencubit pipiku gemas.
"Gue jadi pinter karena gaul sama elo.Pokoknya kalo dia rese gue bakal jauhi elo,males gue kalo dia cemburu ma gue"kataku menahan perasaan yang tiba tiba sakit.
"Gue udah kasih dia syarat kok,kalo dia bisa nerima elo sebagai bagian dari diri gue,gue bisa nerima dia sebagai pacar gue,kalo ga bisa ya babay good bye"jawab Nino.
Aku merengut kesal,"Jadi karena elo kasih syarat gitu ke dia,elo dari tadi bersikap nyebelin dengan usaha banget dekat gue,lagi ngetes dia ceritanya,cemburu ama gue apa ga?"kataku
Nino ngakak sekarang,"Nyeremin ga sih?"katanya diantara sela tawanya.Aku menghentikan langkahku dan memandang sekeliling takut ada penampakan.Nino ikut berhenti.
"Ada setan ya?"bisikku takut.
"Maksud lo?"Nino ikutan menatap sekeliling kami.
"Tadi elo bilang serem,makanya gue tanya ada setan ya?"kataku takut.
Nino ngakak sampai memegang perutnya.
"Nino ih,berenti!! elo kesambet ya"kataku sambil memukulnya brutal.
"Sakit woy badan gue!"jeritnya.
Aku berenti memukulnya,"Abis lo mendadak gila"kataku kesal.
"Abis lo lucu,gue bilang serem tuh karena elo tau banget gue"jawab Nino.
"Maksud lo?"
"Ya itu tadi,elo tau kalo gue lagi ngetes Febry,ha ... ha ... emang elo sama gue sehati dan sepikiran ya,serem gue"jawabnya lagi.
Aku tertawa,"Makanya elo jangan berani bohong ma gue"kataki sambil berjalan mendahuluinya.
Nino merangkul pundakku,"Kalo gue mesti sampe bohong ma elo,itu pasti hal kepepet banget gue lakuin,itu juga pasti alasannya karena elo"katanya santai.Aku menatap Nino lekat.
"Apa liatin gue kaya gitu"katanya galak.
"Maksud elo apaan sih?" tanyaku bingung.
"Udah bawel banget sih elo,buruan tar ada setan beneran"katanya.
Aku bergidik dan langsung merangkul pinggang Nino,lalu menyusupkan kepalaku ke dadanya.Ancaman Nino sukses membuatku takut.Nino hanya tergelak menanggapi sambil tetap berjalan dengan aku dalam pelukannya.
🍟🍟🍟🍟🍟
"No,emang masih lama ya tuh bocah sampe pos kita"kata Omen mulai bosan.Aku dan Nino menyender di bebatuan sambil berangkulan.Nino memberikan jacketnya saat aku mulai bersin.
"Mana tau lah gue,masih di kerjain kali di pos satu"jawabnya asal.
Aku diam saja dalam pelukan Nino
Asli dingin banget.Bagus aku di taro di pos bayangan jadi santai.Tugas kami cuma kasih makanan dan minum tanpa ada ploncoan.Akhirnya kelompok pertama junior datang ke pos kami.Mereka berjalan beriringan sambil membawa sebatang lilin yang apinya hampir mati.
"Selamat malam tuan,nyonya"kata mereka serempak.
"Biset tuan nyonya No"kata Omen.
Nino bergerak dan memperbaiki posisi duduknya agar lebih tegak menyender.Dia mengangkat bahuku agar aku tetap bersandar pada tubuhnya.
"Malam,duduk deh,di sini santai aja
Kalo mau makan atau minum silahkan.Waktu kalian sampe kelompok ke 2 datang"kata Nino santai.
Melihat Nino santai,akhirnya adik adik kelasku kelihatan rileks.Mereka duduk bersila menghadap kami.Omen sibuk menggoda.Aku dan Nino sibuk memainkan game online di handphone Nino.Para junior sesekali memperhatikan aku dan Nino.Aku cuek.Bodo amat.Nino juga cuek kok.
Mereka beranjak saat melihat rombongan ke dua datang.Kami menjalankan tugas sebagaimana mestinya.Saat rombongan ke delapan,Febry,Sinta dan Rengga menghampiri kami.Aku sedikit canggung saat Febry menatap ke arah aku dan Nino.Nino tetap cuek memainkan handphone.
"Dua rombongan lagi No"kata Rengga.Okey,bis ini balik kan? kasihan nih Queen dingin,badan dia badan kampung,gampang masuk angin"kata Nino mematikan handphonenya.
Rengga dan Sinta tertawa minus Febry yang keliatan bete.Aku bergerak menegakkan tubuhku,aku menunduk menghindari tatapan Febry.Nino ikutan bergeser,"Kenapa Non?"tanyanya.
"Eng .... pegel"kataku pelan.
"Yuk jalan lagi"kata Febry setelah rengga menghabiskan minumannya.
"Yuk gue jalan dulu,liat pos lain"kata Rengga pamit.
Nino dan Omen hanya menanggapi dengan jempolnya.Aku mendorong badan Nino menjauh saat rombongan Febry berlalu,"Demen banget bikin kesel orang"kataku
Omen ngakak.
"Siapa? gue? mana ada ya Men?"kata Nino tengil.
"Parah lo No,yakin gue Febry ngambek"kata Omen di antara sela tawanya.
"Tau lo,punya pacar juga,dekat gue terus,heran"kataku
Nino gantian ngakak,"Kalo ga tahan tinggal putus,gampang aja gue mah"kata Nino sambil merangkul bahuku lagi.
"Gampang buat elo,yakin gue besok foto gue udah tersebar dengan tagar pelakot"kataku kesal.
Omen dan Nino sekarang bareng tertawa.
"Pacaran aja yuk Queen ma gue!"kata Omen
"Elo lagi nembak gue?"kataku kesal.
"Ya kalo bisa di bilang gitu"jawab Omen santai.
"Dengan tingkat kebrengsekan elo sama Nino yang sebelas dua belas,elo pikir gue minat"keluhku.
Omen ngakak,Nino hanya mengacak rambutku.
"Dia doang No,yang nolak gue.Anjir penasaran gue,nih cewe kalo punya cowo kaya gimana.Kalo sampe komuknya ancur,gue orang pertama yang bully dia"kata Omen
Aku merengut.
"Dia maunya ma gue doang Men,cuma malu jadi betah sobatan aja"kata Nino.
Aku bangkit lalu menendang kaki Nino,"PD lo,elo kali yang ngintilin gue trus.Ke toilet yuk,mau pipos gue"kataku sambil bertolak pinggang.
"Di sini aja Non,gue ma Omen ga keberatan buat nonton.Elo tetap cantik kok walau nongkrong"kata Nino menyebalkan.
Aku melotot,"Buruan ga! gue kebelet,jangan sampai gue cakar"ancamku.
"Antar dah No,ngeri gue galak banget"kata Omen.
Nino bangkit sambil tertawa,"Ribet banget sih cewe,di bawah pohon aja sih beres"ledeknya.
"Trus air kencing gue ewer eweran kemana mana,jorok banget sih lo"kataku beranjak menjauh.Nino berlari menyusulku.Untung toilet ga terlalu jauh.Hanya saja sepi banget.Aku memeluk lengan Nino takut.
"Buruan pipis!" katanya melepaskan pegangan tanganku di lengannya.
Aku buka pintu kamar mandi.Bersih dan airnya nyala.Aku berbalik menatap Nino.
"Kenapa?" katanya sambil memberikan aku sebungkus tisu.Ya ampun .... Nino tau banget sih,"Jangan kemana mana,tungguin"remgekku.
Nino mengacak rambutku,"Iya Non,buka aja pintunya kalo takut"
"Enak elo dong,bisa liat"kataku sambil masuk ke kamar mandi.Aku mau menutup pintu tapi aku urungkan.Aku melongok keluar,"Ino jangan ngintip pintunya gue buka"kataku.
Nino tertawa,"Iya, buruan sih banyak nyamuk"katanya.
"Balik badan elo"perintahku
Nino berbalik,"Udah kan?"tanyanya.
Aku buru buru pipis,dan mencuci tangan.Lalu buru buru ke luar,"Ayo No"ajakku menarik tangannya.
"Beda ya Kalo yang kencing perawan"godanya.
"Bedanya?"tanyaku
"Berisik"katanya sambil tertawa menyebalkan.
Aku toyor kepalanya sebal.Omen sedang membungkus sampah dan sisa makanan saat kami tiba.
"Yuk cabut,ngantuk gue"kata Omen sambil membuang sampah dan menenteng plastik berisi sisa minuman.
Aku dan Nino mengekor tanpa bertanya.Nino menggandeng tanganku saat tiba di lapangan wisma.Sudah banyak senior dan junior berkumpul.Kami duduk membentuk lingkaran sambil memperhatikan salah satu senior memasang api unggun.
Febry dan genk sampai saat api unggun mulai menyala.Nino duduk bersila di sebelahku lalu Omen di sebelahku yang alain.Obi dan Roland berturut turut di sebelah Omen.Kami menjalankan acara terakhir sampai menjelang subuh.Aku sudah tidak terlalu konsentrasi.Kepalaku pusing.Aku menunduk di lututku menahan rasa pusing.
"Non,bangun Ayo tidur!"kata Nino mengguncang bahuku.
Aku menatapnya,"Pusing No"kataku lirih.
Nino memegang dahiku dengan punggung tangannya,"Aduh elo demam,panas badan lo,obat di bawa ga Non?"tanya Nino keliatan banget panik.
Aku mengangguk lemah lalu menunduk lagi.
"Ayo gue tuntun bangun!"katanya mengangkat ketiakku.
Aku coba berdiri tapi aku merasa kepalaku berputar lalu aku lunglai.Masih aku dengar teriakan panik Nino,dan gerakan tubuhnya mengangkat tubuhku.
"Gue bantu No!" kata Omen
"Gue kuat!" kataku menolak sambil terud membopongnya ke kamar.
"Sabar Non,bentar lagi sampe kamar"katanya
Aku mengangguk samar dalam dekapannya.Lalu aku ga ingat apa apa lagi.