Bakugo membawa deku perlahan ke tempat duduk. Kemudian dia mulai melihat deku dengan saksama sembari wajahnya menekuk marah.
"Kau ngapain bodoh!!!" bentak bakugo.
Deku menutup matanya kemudian tersenyum tipis.."Maaf"
Buk
bakugo memukul pelan kepala deku. Deku memegang kepalanya dengan sedikit berkeringat.
"Bodoh!!, jangan begitu lagi. Kau kan sedang sakit.."seru bakugo menatap deku dengan tatapan berkaca kaca.
Deku terdiam. Raut wajah bakugo yang perlahan berubah. Deku tidak tau apakah bakugo benar benar membencinya.
Bakugo memperhatikan raut wajahku. kemudian menjentikkan jarinya di dahiku.
"Jangan lihat begitu??, kenapa kau rindu padaku..??" tanyanya dengan nada sinis.
Wajah yang sangat di rindukan oleh deku, wajah yang selalu ia mimpikan.
_
_
Srek.., deku memegang lengan bakugo dengan pelan.
BRAK
"A..Apa yang kau lakukan lepaskan. Kau busuk tau!!" seru bakugo Berusaha menyingkirkan tangan deku.
Srek
Tetapi wajah lemah itu hanya menyandarkan kepalanya di lengan bakugo. Bakugo memandang heran dan risih.
"Uh kau bau tau!!" keluh bakugo, tetapi pria berambut hijau lucu itu hanya menutup matanya kemudian perlahan menikmati moment itu.
Bakugo hanya terdiam. Jauh di dalam lubuk hatinya. Ia sangat senang.
_
_
Todoroki menatap bakugo dan deku yang Hanya saling duduk itu. Dan sedikit tersenyum tipis. Tipis sekali hingga hampir tidak terlihat.
Srek...
"Ada apa todoroki kau senyum begitu?" tanya Lida mengusap matanya yang sudah mengering.
Todoroki berbalik menatap Lida dan memeluknya membuat pipi Lida perlahan memerah.
"Kau bisa melihatnya ya?"
Lida merasa dadanya hampir saja copot dari tempatnya.
"Ten..tentu saja . Siapapun bisa melihatnya kan?" seru Lida dengan polosnya.
Sungguh..
Lida manis sekali...,
"Hanya kau yang bisa loh. Astaga manisnya..." seru todoroki lagi.
_
_
Deku merasakan kehangatan yang ia rindukan. Lengan bakugo sangat hangat.
Pria yang sangat pucat itu sama sekali tidak peduli kalau bakugo akan memukul atau bahkan membunuhnya karena perbuatan nya ini.
Ia hanya ingin berada di dekat bakugo sebentar saja. Ia ingin merasakan tubuh bakugo didekatnya sebelum melakukan operasi.
Karena setelah operasi itu ia bahkan tidak tau apakah ia bisa bertemu bakugo atau tidak.
Atau apakah perasaan ini akan mencapai namanya atau tidak.. , perasaan untuk bakugo.
Perasaan apa ya..?
_
_
Tidak lama suster datang ia membawa kursi roda.
"Maaf tuan deku, operasi akan segera dimulai.." serunya. Bakugo membuka matanya perlahan.
Pipinya memerah karena ia baru saja menikmati waktu nya bersama deku.
Deg
Bakugo terdiam melihat sosok lemah itu mendengkur pelan di lengannya. Sangat manis, sayang sejak badannya sudah seperti tengkorak.
Tetapi.., kemanisannya masih saja sama. Dia manis sekali.
Srek..., tanpa sadar bakugo mengelus kepala deku. Rambut deku berantakan sekali dan kering.
"Maaf..?"
Bakugo tersentak mendengar suara Suster. Kemudian beralih menatap nya .
"Biar saya aja yang bawa" seru bakugo serius.
"Eh tapi.. penyakitnya akan tertular jika kalian berada terlalu dekat" seru suster itu melirik deku dengan sedih.
Tetapi bakugo malah bersikeras dan menendang kursi roda itu lantas mengendong deku dalam pelukannya.
"Suster !!, aku ini kuat. Jadi tidak akan tertular mengerti!!" seru bakugo memandang seram.
Suster itu hanya mengangguk.
Bakugo membawa deku ke ruangan operasi. Sosok itu tampak tidak berdaya. Dasar , dia semakin lemah saja.
_
_
Tak
Tak
Bakugo keluar dari ruangan. Dan todoroki dan Lida sudah duduk di depan ruang operasi dan todoroki melambai pada bakugo.
Bakugo hanya mendengus seolah tidak peduli.
Tak
Tak
Srek..
Bakugo duduk jauh dari tempat todoroki dan Lida kemudian melipat tangan nya dan terdiam memandangi ruang operasi deku.
Sudah dimulai.
_
_
Bakugo duduk dalam diam. Dia hanya bisa menunggu.
Apakah deku akan kembali seperti semula, atau ia akan menanggung kematian setelah ini.
Tubuhnya yang semakin kecil, bakugo meremas jarinya. Rasanya jantung nya sakit sekali.
Membayangkan deku akan ...
"Ah aku ngapain sih!!" seru bakugo mengacak rambutnya pelan. Kemudian perlahan membuka mata menatap lantai rumah sakit.
Ia sebenarnya takut..
Sangat takut ketika deku tidak ada lagi disisinya. Membayangkan deku tidak akan lagi menatapnya dengan wajah kecil nya itu.
Berbicara dengannya dengan suaranya yang nyaris seperti anak perempuan.
Menatapnya dan kadang kadang menasehatinya...
Ah..apa sih yang kurasakan.., kenapa aku bisa merasakan ini..
Deku..
Perasaan apa ini..??
_
_