アプリをダウンロード
98.91% My Teacher My Husband / Chapter 183: Ch. 183

章 183: Ch. 183

"Kami semua tau kalau Jasper sudah keluar dari penjara. Dan kami semua juga tau kalau kau akan menikahi Irene." Siwon membuka jasnya, melepas pakaian itu dan menyampirkannya di bahu lebarnya.

"Maksudmu, Dad?"

"Begini..."

Jasper keluar dari kamar, niat ingin menuju dapur untuk mengambil beberapa minuman dan cemilan. Empat manusia yang berada di dalam kamar itu pasti akan terus merasa kelaparan. Jasper kasihan.

Berjalan santai menuruni tangga hingga ia bisa mendengar sayup-sayup suara percakapan yang terjadi antara Sehun dan Irene. Jasper berniat untuk tidak peduli sebenarnya, tapi karena si wanita itu mulai membawa-bawa namanya. Jasper jadi tertarik untuk tau.

Dan dugaan Jasper tepat, ada yang tidak beres dengan pengeluaran dirinya yang mendadak ini. Dan tadi apa itu? Bebas bersyarat? Jasper tak akan percaya hal-hal semacam itu!

Dengan senyum sinis, Jasper berbelok menuju halaman belakang dengan ponsel yang sudah bertengger di sebelah telinganya.

"BAGAIMANA BISA KAU MENELFON DI DALAM PENJARA WAHAI CUCU SULUNGKU?" Siwon berteriak heboh dari seberang telfon sana.

"Aku sudah keluar, wahai ayah dari ayahku." Jelas Jasper tanpa mau pikir panjang.

"BAGAIM-"

"Hanya bisa kita bertemu malam ini? Aku akan kerumah utama." Sela Jasper. Jika dibiarkan ini akan berlangsung sangat lama dan Jasper tak suka itu.

"Okey."

"Semua?"

"Tidak. Kai masih berada di Amerika."

Jasper mengangguk patuh, tak masalah. "Okey ayah dari ayahku, sampai jumpa."

Mematikan sambungan telfon begitu saja, Jasper kembali kedalam rumah dan menyelesaikan misi awalnya untuk mengambil makanan. Kasihan empat anaknya pasti sudah kelapara.

Iya, anaknya...

Bersama Yoojung.

**

Setelah selesai dengan acara lepas rindu bersama teman satu gengnya, dulu. Jasper kembali memutar mobil untuk menuju rumah utama. Dimana Siwon dan yang lainnya sudah menunggu di sana.

Ceklek.

"Woah, kau makin tampan setelah pulang dari penjara ya." Puji Baekhyun. Terkekeh pelan saat Chanyeol dengan sendok makannya menggetuk kepalanya. Iya, Baekhyun sedang bahagia, maka dari itu ia tidak mengamuk.

"Duduk dan ceritakan semuanya." Siwon tak main-main memberi kata sambutan. Setidaknya beri Jasper pelukan hangat dulu apa salahnya bukan?

"Pelukan hangatmu akan datang setelah kau memberi penjelasan." Kris menepuk pelan bahu Jasper yang hanya tersenyum kecil padanya.

"Yang membuatku masuk penjara Irene dan yang megeluarkan aku dari sana juga dia. Dengan syarat Oh Sehun harus menikah dengannya atau aku yang akan kembali masuk penjara. Ia mengancam Oh Sehun dengan video dan mengatakan jika yang berada dalam video itu adalah aku. Padahal aku jelas tau jika di lingkungan rumahku dulu tidak ada kamera pengawas dari sudut manapun." Jelas Jasper panjang lebar.

"Dan isi videonya?" Tanya Siwon.

"Aku tak terlalu tau, tapi sepertinya pembunuhan." Jawab Jasper apa adanya. Jika bukan itu tidak mungkin Sehun akan setuju dengan rencana gila Irene bukan?

"Dan?" Kris penasaran. Apa hanya sampai sana?

"Mereka punya waktu dua minggu hingga hari pernikahan. Kita masih punya banyak waktu untuk menggagalkan semua rencana gila sialan ini." Untuk pertama kalinya, Jasper mengumpat tepat di hadapan Siwon dan Kris.

"Pintar sekali mulutmu ya." Ujar Jiyeon dengan mata yang berkilat tajam.

"Hehe, maaf."

"Tidak, kita hanya punya waktu bersih selama seminggu penuh lalu memberikan semua bukti yang kita punya pada Joonki hyung. Lima hari sisanya bisa digunakan oleh Joonki hyung untuk memastikan Irene bersalah atas semuanya." Jelas Lucas. Jika dua minggu hanya untuk mengumpulkan bukti, maka semuanya akan sia-sia saja.

"Benar." Kris mengangguk. Menatap Lucas yang juga balas menatapnya. "Dan siapa itu Joonki hyung?" Tanya Kris penasaran.

"Terlalu rumit jika dijelaskan sekarang." Lucas memberi tatapan meminta maaf. Silsilahnya panjang sekali dan Lucas sungguh malas untuk itu.

"Tenang, aku sudah dapat beberapa. Mahasiswi fakultasku bisa di ajak bekerja sama. Lagi pula mereka memang pernah juga di ancam oleh si Nenek lampir." Jasper memberi senyum penuh artinya. Irene licik? Tenang, Jasper lebih parah dari itu!

"Oh Sehun juga baru mengalaminya tadi." Tambah Jasper dengan kekehan pelannya. Rasanya Sehun bodoh sekali karena percaya dengan berita tak masuk akal itu. Sungguh.

Video? Hei! Yakin itu Jasper? Atau Sehun terlalu khawatir hingga ia tidak bisa untuk berpikir jernih lagi? Jasper terharu jika memang seperti itu.

Drrt... drrt...

Ponsel Jiyeon bergetar. Membuat Kris yang duduk di sebelahnya menaruh rasa curiga, ini sudah malam dan siapa yang berani menelfon istri bengkaknya itu?

Jongin is calling...

"Kenapa dan ada apa si hitam itu menelfonmu?" Tanya Kris tidak bisa santai. Dia selalu was-was semenjak Jiyeon hamil ini.

"Berhenti berlebihan, Kris." Jengah Jiyeon. Kenapa pria ini selalu saja curiga padanya? Selingkuh pun Jiyeon, untungnya apa?

Setelah menspeakerkan ponselnya, Jiyeon mulai buka suara. "Ya, Kai?"

"Aku tau kalian sedang berkumpul di sana, Kris yang tengah mencemburuiku tak tentu arah, dan Jasper yang sudah keluar. Aku dapat berita bagus. Irene pernah menghilangkan dua nyawa saat wanita itu di Amerika beberapa tahun lalu."

Semua diam dengan wajah seriusnya. Membunuh? Dua orang?

"Dan dia tidak masuk penjara tentu saja. Pengacara keluarganya membuat semua cara agar Irene bebas. Dan keberuntungan memang berpihak padaku kali ini. Pengacara keluarga Irene mau buka mulut tentang itu dan tentunya itu menguntungkan kita."

Jiyeon bersorak bahagia, melompat begitu saja dengan Baekhyun yang langsung memeluknya dan berputar-putar ria di tengah ruangan.

"Besok aku akan kembali ke Korea dengan membawa barang bukti. Dan Jasper, selamat kembali ke rumah."

Pip.

Sambungan telfon terputus begitu saja dengan Jasper yang hanya bisa tersenyum tipis menahan yang entah apa, tapi rasanya Jasper bahagia sekali.

"Aku punya bukti jika ayah Seungcheol menyuap beberapa petinggi kepolisisan untuk bisa membawaku masuk kesana tanpa kesulitan." Jasper mengeluarkan sebuah flashdisk dengan beberapa video di dalamnya.

"Kau dapat ini dari?" Tanya Siwon. Masalahnya, Jasper baru keluar hari ini dan sudah dapat bukti sebanyak ini? Bagaimana bisa?

"Selama aku di penjara aku masih bisa bermain ponsel dan ya, aku meminta bantuan teman lama." Jelas Jasper dengan senyumannya.

Entah perasaan Lucas saja entah bagaimana, tapi sepertinya Jasper lebih banyak tersenyum setelah keluar dari penjara.

Tok...

Tok...

Tok...

"Ck, orang waras mana yang mengetuk pintu?!" Decak Chanyeol. Berjalan menuju pintu utama, Chanyeol membuka pintu dan...

"Yoojung?!"

Bruuush.

Jasper yang baru saja akan menelan tehnya langsung tersedak dan menyemburkan kembali air yang sudah tertampung di dalam mulutnya.

Yoojung?

"Selamat malam." Sapa Yoojung ramah dengan badan yang membungkuk memberi hormat.

"Duduk saja, duduk." Siwon menggeser tubuhnya hingga Yoojung bisa duduk di sebelahnya. Tepat di depan Jasper. Melihat itu, Siwon tertawa tanpa suara dan memeletkan lidahnya pada Jasper yang hanya menatapnya dengan tatapan kemusuhannya.

"Dengan apa kau kesini?" Tanya Jasper pada Yoojung. Seingat Jasper ya, ia tadi meninggalkan Yoojung yang sudah tertidur pulas. Dan ini kenapa gadisnya malah juga ada di sini?

"Bus?"

"Bus mac-"

"Hentikan protesanmu!" Sungut Siwon. "Dia kesini bersama kekasih Oh Sehun. Suho, masuk."

Bertepatan dengan itu, Suho datang dengan wajah polos penuh kebingungannya. Kenapa semua mata malah menatap padanya saat ini?

"Kau kekasih Oh Sehun?! Tak akan aku biarkan! Aku dan Oh Sehun baru akan incest tadi." Sungut Jasper tak terima.

Plak.

Plak.

"Hentikan kebodohanmu!" Lucas dan Xukun menampar pipi Jasper secara bersamaan. Mulai lagi kelakuan tak jelas temannya ini.

**

Setelah berdebat kecil tentang ucapan laknat tak berotak milik Jasper, akhirnya diskusi singkat ini

kembali di lanjutkan.

"Nah, Yoojung. Bagaimana?" Tanya Siwon.

"Aku dengar saat bekerja paruh waktu lusa bahwa Irene dengan ayahku yang sudah melakukan semuanya."

Bruuuush!

Uhuk!

Jasper, Lucas, dan Xukun langsung tersedak begitu saja saat ia mendengar ucapan Yoojung. Ayah? Siapa?

"Choi Dusik. Yang waktu itu di kampus bersama Seungcheol. Saat kau memberi karya seni pada wajahnya." Jelas Yoojung dengan kepala tertunduk. Ia merasa tak enak sekarang, ia merasa bahwa ia memang harus semakin menjauh dari Jasper.

"Tunggu! Yang bersama Choi Seungcheol? Choi Dusik? Jika Choi Dusik adalah ayahmu, berarti Choi Seungcheol adalah..."

"Kakakmu."

Xukun menyela ucapan Lucas. Yang waktu itu menjadi orang tua Seungcheol adalah Dusik. Jika kesimpulan Xukun tidak melesat, maka Seungcheol dan Yoojung saudara bukan?

"Aku meminta maaf untuk mereka berdua." Berdiri dari duduknya, Yoojung langsung saja membungkuk dalam sebagai perwujudan dari kata maafnya.

Semua yang ada di sana terdiam. Bahkan Jiyeon hanya menatap Yoojung dengan tatapan sedihnya. Kisah cinta mereka... rumit bukan?

"Kau tak perlu meminta maaf. Ini bukan salahmu. Dan, aku sudah tau tentang itu." Jasper tersenyum kecil, meminta pada Siwon untuk kembali membawa duduk gadisnya.

Lucas dan Xukun terdiam, ini terlalu rumit sekarang. Baekhyun dan Chanyeol juga sudah menyerah dengan situasi ini, dengan wajah polos mereka, dua manusia itu malah mengambil toples makanan dan memakan isinya.

Menyodorkan pada Xukun dan Lucas yang tentunya tidak akan menolak.

"Apa tidak ada minuman?" Tanya Xukun.

"Ambil saja di lemari pendingin, di dapur." Ujar Siwon memberi izin. Dan dengan itu Chanyeol, Baekhyun, Lucas, Xukun, Jiyeon, dan bahkan Suho langsung melenggang menuju dapur.

Mereka sudah tak kuat dengan situasi membingungkan ini.

"LANJUTKAN SAJA DISKUSINYA, KAMI MENYIMAK DARI DAPUR SINI." Jiyeon berteriak dengan tak tau malunya.

**

"Seungcheol tidak ikut dalam rencana apapun itu, dia bahkan tidak tau kalau ayah berniat untuk memasukan Jasper kedalam penjara." Yoojung bersuara saat ia rasa bahwa Seungcheol perlu dibersihkan namanya.

"Kau tau dari?" Kris bertanya dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

"JANGAN SEPERTI ITU KRIS! KAU TERLIHAT SEPERTI SEDANG MENYUDUTKANNYA!" Jiyeon berteriak dari arah dapur. Sudah ia katakan jika mereka akan menyimak dari dapur bukan?

"Aku mendengar ayah mengatakan itu. Dia berkata bahwa awalnya mereka mendapat sedikit masalah dengan rencana mereka, tapi saat tau kalau Seungcheol habis di hajar Jasper. Ayah dan Irene mendapat ide untuk memulai semuanya."

Para penghuni dapur menganggukan kepala mereka, mencerna semua apa yang mereka dengar sekalian dengan mencerna apa yang tengah di kunyah oleh mulut mereka.

"Mereka melepaskan Jasper karena tau jika kita sudah mulai bergerak."

Dahi Siwon berkerut. Sebentar, ada yang aneh. "Kau tau jika Jasper akan di bebaskan dengan syarat?"

Yoojung menggeleng, menyadari ada kesalah pahaman di sini. "Bukan, mereka hanya mengatakan

jika sudah saatnya mereka bergerak karena kita sudah memulai terlebih dahulu."

"Lalu?"

"Aku sadar saat tau kalau Jasper sudah keluar. Rencanya yang mereka maksud ada hubungannya dengan Jasper."

Siwon mengangguk, apa ini belum cukup? "Apa ini sudah lebih dari cukup untuk memasukan Irene kedalam jeruji besi?"

"SUDAH! HANYA MENUNGGU BUKTI DARI KAI HYUNG. DAN KITA SUDAH BISA BERSANTAI." Kali ini Lucas yang berteriak. Menyembulkan kepalanya dari celah lemari pendingin, lalu menyengir polos seraya menarik keluar sebuah susu kotak dari dalam sana.

"KITA SUDAH PUNYA BUKTI DAN BEBERAPA SAKSI MATA! AYO SAATNYA PESTA MAKAN!" Chanyeol mengangkat sebuah apel tinggi-tinggi lalu tersenyum polos pada Kris yang hanya menatap datar padanya.

"Anak-anak ini." Lirih Kris.

"Jadi kalian sudah tau dari awal?" Tanya Sehun tak percaya. Bergacak pinggang karena sungguh, Sehun butuh tembok untuk tubuhnya bersandar.

Anggukan Sehun terima.

"Termasuk saat aku menelfonmu, Dad?"

Siwon hanya tersenyum kecil dengan jemari yang membentuk huruf V. "Mereka semua mendengarnya jika kau mau tau." Siwon tidak ingin mati sendiri kawan-kawan.

"Maaf-maaf saja, aku dan Jinyoung tidak tau apa-apa." Kai menarik Jinyoung untuk mengasingkan diri, jadi jika Sehun ingin mengamuk mereka berdua tidak akan kebagian musibah.

Semua yang ada di sana mendelik, membuat Kai hanya memeletkan lidahnya acuh karena ya, lebih baik dia cari aman saja bukan?

"Kenapa tidak mengatakannya dari awal?"

"Ingin melihatmu pusing saja, Dad."

Jawaban Jasper sungguh membuat Sehun naik darah. Dengan menghela nafas kecil, Sehun mulai tersenyum kecil. "Tungguh jatahmu di rumah, Jas."

"Ya Tuhan." Jasper menelan ludahnya kasar. Itu... semacam hadiah macam apa? "Apa perlu aku melaporkan ini sebagai tindak pengancaman?"

"HIDUP SEHUN DUDA HINGGA MATI!" Lucas menjerit bahagia.

**

Seungcheol menatap Yoojung dengan senyum tipis di bibirnya. Adiknya sudah mendapat pria yang akan menjaganya hingga tetes darah terakhir dan Seungcheol benar-benar bahagia dengan itu.

Puk.

"Tak usah berpura-pura lagi, aku sudah tau semuanya." Jasper duduk di sebelah Seungcheol dengan sebuah gelas berisi jus jeruk untuknya. Jangan harap Jasper mau membawakan satu untuk Seungcheol, ia tak sudi!

"Apa?" Seungcheol menjawab dengan mata yang berputar mengelilingi ruangan. Rasanya ia berada di dalam acara keluarga. Acara pernikahan tadi sudah menghilang, ingat?

"Kau dan Yoojung."

"Apanya."

"Kenapa?"

"Aku? Hanya ingin mencari pria yang akan benar-benar menjaga adikku dengan seluruh nyawanya. Aku tidak bisa karena aku dan Yoojung satu ayah, beda ibu." Seungcheol menatap Yoojung yang hanya diam dengan Jiyeon yang berada di sebelah kanannya.

"Jika ibuku tau aku menjaga Yoojung dan memperlakukannya dengan baik. Ibuku sendiri yang akan turun tangan menyakiti Yoojung." Jelas Seungcheol. Sejujurnya Seungcheol juga tidak bisa jika ia harus terus-terusan menyakiti adiknya itu.

"Itu alasan kalian pisah rumah?"

Anggukan Jasper terima. Sekarang ia yakin dengan apa yang dikatakan temannya waktu itu, Ziyi dan Bu Fan. Anggota gengnya memang dapat di percaya.

**

Sehun hanya tersenyum tipis di salah satu bangku tamu dengan Haowen yang sudah terlelap nyaman dalam gendongannya. Ini sudah yang kedua kali pernikahnnya dengan Irene gagal dan Sehun bahagia-bahagia saja dengan itu.

Rasanya Suzy benar-benar mengutuk Sehun hingga ia tidak bisa menikah dengan siapapun. Lihat? Ada saja jalan untuk menggagalkannya bukan?

Bicara tentang Suzy, kenapa Sehun merasa jika seseorang mengawasinya sedari tadi ya? Melempar pandangannya kesegala arah, mata Sehun tertuju pada wanita cantik di ujung altar sana.

Tunggu!

Bukannya itu Suzy?

Tapi...

"SUZY!"

Berteriak memanggil gadisnya yang hanya tersenyum kecil dengan tangan yang menggenggam bunga mawar putih pemberian Sehun waktu itu, saat peti Suzy akan di kubur.

"SUZY!"

Sehun tak ingin membiarkan Suzy pergi lagi kali ini. Ini rasanya nyata sekali bukan? Apa Sehun sedang di lempar kedalam alam mimpi?

"SUZY!"

"SUZY!"

"Aish! Diamlah, Oh Sehun! Ini masih pagi!"

TBC

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C183
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン