アプリをダウンロード
80% My Teacher My Husband / Chapter 148: Ch. 148

章 148: Ch. 148

Nada bicara yang Kris gunakan benar-benar sudah cukup untuk membuat Jiyeon mati kutu dan menelan salivanya yang benar-benat terasa perih entah kenapa.

Terkutuk kau Jinyoung, mendelik sebal karena memang jika sudah seperti ini, Kris bisa mendiaminya hingga satu minggu minimalnya.

"Ikut aku kebelakang."

Glup.

Jiyeon ingin meraung saja rasanya. Melangkah dengan jalan tertatih dan bibir yang sengaja ia lengkungkan kebawah.

Takut sebenarnya.

"Tinggalkan Jinyoung." Ujar Kris tanpa berbalik kebelakang.

"Aku tid- eeh? Kenapa kau masih ikut?" Tanya Jiyeon dengan suara kesalnya. Sungguh, bocah ini membuat masalah saja.

"Aku tidak ingin ikut. Lepas jepitanmu!" Dengus Jinyoung seraya memukul pelan lengan Jiyeon yang masih menjepit lehernya. Sakit tau!

"Ish! Siapa juga yang menjepitmu. Kepalamu terlalu kecil, lolos di ketiakku!"

"Musnah kau sana!"

"Ssst! Jangan menyuruhku musnah sekarang!" Mata Jiyeon menyipit kesal. Tidak ada yang boleh memusnahkannya, terkecuali Tuhan tentu saja.

"Ugh! Sorry, prince forget."

"Musnah kau sana!"

**

Jiyeon berdiri patuh di depan Kris yang tengah duduk menghadap halaman belakang. Menunduk dengan jemari bergetar dan saling bertautan satu sama lain.

Aura Kris itu mencekam.

Menghela nafas pelan, Kris mengangkat kepalanya untuk menatap Jiyeon yang hanya menunduk dengan bibir yang ia gigiti gemas.

"Ada apa?" Tanya Kris pelan.

Jiyeon mengerti kemana arah pembicaraan Kris saat ini. Semakin menunduk dalam, Jiyeon menggeleng pelan. Bibirnya sudah gatal sebenarnya untuk mengatakan apa yang ia dan Jinyoung sembunyikan. Tapi, entah kenapa Jiyeon merasa ini belum waktu yang tepat.

"Katakan Wu Jiyeon." Tekan Kris. Suaranya tidak menggeram marah, tidak juga penuh paksaan. Yang Jiyeon dengar hanya nada penuh yang penuh akan permohonan. "Masih tidak berniat untuk terbuka, Sayang?"

Mata Jiyeon berkaca-kaca, menggigit bibirnya lebih kuat dan mulai buka suara. "Aku..."

Jiyeon memasuki rumah sakit dengan langkah ringan. Tidak, tidak, dia tidak sakit. Hanya beberapa keluhan dengan perutnya yang mual serta kepalanya yang sering pusing.

Jiyeon tidak manja sungguh, ia sudah sering mual karena masuk angin. Tapi, ini berbeda. Jiyeon lebih merasa seperti... ah, entahlah.

Setelah menghampiri si resepsionis dengan menyebutkan namanya, Jiyeon duduk tenang di kursi tunggu. Sesekali mengecek ponselnya karena dering menyebalkan dari Kris yang bertanya terus-menerus dia sakit apa? Perlu di temani? Jiyeon, bukan anak kecil tolong.

"Wu Jiyeon."

Meski bukan hal baru lagi jika marganya sudah bertransformasi, tapi tetap saja Jiyeon merasakan jantungnya yang meletup-letup senang dengan sensasi perut tergelitik bagaikan ada ribuan kupu-kupu beterbangan dan juga pipinya yang memerah panas, tetapi tetap menyenangkan.

"Apa keluhan anda, Nona?" Sapa Dokter dengan papan nama di atas mejanya, Park Jinyoung.

"Ugh, hanya sering mual dan pusing." Jawab Jiyeon seadanya. Entah kenapa jantungnya terasa begitu berdebar saat mengatakan hal barusan. Anggap saja Jiyeon mengharapkan sesuatu yang besar.

"Baiklah. Anda bisa berbaring di sini." Tunjuk Dokter Jinyoung dengan jemari yang mengarah pada ranjang tak jauh dari tempat mereka duduk.

Sret.

Jiyeon mengangguk patuh dan berdiri dari duduknya.

"Maaf." Ujar Jinyoung saat tangan pria itu akan menyentuh tangannya.

Jiyeon mengangguk, hanya tersenyum maklum. Dalam hati Jiyeon berharap agar ia bisa memberikan hadiah yang terbaik pada Kris.

Dahi Jinyoung berkerut samar, kembali ke mejanya dengan beberapa tulisan yang tengah ia buat. "Aku akan merujukmu pada temanku untuk memastikannya. Kau bisa langsung kesana." Ujar Jinyoung masih dengan kerutan di dahinya.

"Ah, maaf aku menggunakan banmal padamu, eh Anda." Ujar Jinyoung terkekeh meminta maaf.

Jiyeon tersenyum maklum, mengangguk antusias dengan tangan yang menerima uluran kertas dari Jinyoung. "Tidak masa- eh, dokter kandungan?" Jiyeon memastikan.

Mengangguk. Jinyoung tersenyum kecil. "Aku mengira kau membawa sesuatu di perutmu. Jadi untuk memastikan, aku ingin kau menemui temanku."

Jiyeon rasanya ingin terbang saja sekarang. Ini yang dia tunggu-tunggu. Ia akan memberikan sesuatu yang benar-benar berharga untuk Kris.

Dengan mata berbinar penuh harap, Jiyeon mengangguk ribut. "Terima kasih, jangan terlalu formal padaku. Kau mengingatkanku pada keponakanku."

Melangkah keluar, Jiyeon tersenyum lebar. "Ah, dan juga sampai jumpa." Membungkuk samar dan berlalu begitu saja.

"Sama-sama." Jinyoung terkekeh saat Jiyeon sudah berlalu pergi dengan raut bahagianya. "Semoga aku tidak salah." Gumam Jinyoung.

**

Jinyoung menyipitkan matanya. Bukannya itu si abstrak Park- eh, Wu Jiyeon. "Kenapa dia kemari?" Gumam Jinyoung penasaran. Melangkah pelan lalu mengikuti Jiyeon yang tengah sibuk dengan kertas di tangannya.

"Aneh." Ujar Jinyoung dengan mata menyipit curiga.

Mendekat lagi dan Jinyoung benar-benar terkejut bukan main. si Jiyeon ini tangah-

"SELAMAT JIYEEEON! KAU HAMmmmppph." Jiyeon berjengit kaget dan langsung saja membekap mulut Jinyoung yang entah kenapa bisa berada di sini.

"Mmpph!" Jinyoung memberontak kesal.

"Diam sial! Kau membuat kita menjadi pusat perhatian." Bisik Jiyeon kesal. Habis sudah mukanya di makan rasa malu.

Jinyoung mengangguk heboh. Ini berita bahagia dan Jinyoung benar-benar ikut senang. Sangat senang.

"Aku hamil, Jinyoung!" Jiyeon menjerit tertahan.

"Aku orang pertama yang tahu. Kedua? Terserah! Aku ikut senang." Menerjang Jiyeon dengan pelukannya. Jinyoung tertawa senang. Ya Tuhan, ia akan mendapat adik lagi.

"Kau harus menyayangi calon adikmu!" Ujar Jiyeon membalas pelukan Jinyoung.

"Tentu! Pasti!" Mengangguk antusias tanpa mempedulikan orang-orang yang menatap mereka dengan aneh.

Masa? Bodoh!

"Selamat Mama Jiyeon!"

"Btw, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jiyeon yang baru sadar dengan keanehan ini.

Mengangkat kantong plastik di tangannya, Jinyoung memberikan senyuman anak kecilnya. "Vitamin."

"Oh."

"Sialan."

Kris terdiam setelah mendengar cerita Jiyeon. Otaknya masih mencerna apa yang baru saja Jiyeon katakan.

Melihat tidak ada respon berarti dari Kris, Jiyeon semakin menunduk dengan bibir yang bergetar dan air mata yang berjatuhan.

Apa Kris menolaknya?

Beranjak berdiri, Kris mendekati Jiyeon yang meremat jemarinya gusar. Tersenyum manis, Kris membawa Jiyeon dalam pelukan hangatnya. Mencium puncak kepala Jiyeon dengan mata yang berkaca-kaca bahagia.

"Hiks." Tangisan Jiyeon pecah juga. Melingkarkan lengannya erat di pinggang Kris dengan kepala yang membenam sempurna di dada bidang Kris.

"Terima kasih." Ucap Kris tulus. Menggoyang-goyangkan tubuh Jiyeon kekanan dan kekiri dengan tak henti-hentinya mengecup puncak kepala Jiyeon.

"Terima kasih."

**

"APAAA?!"

Jinyoung dan Haowen hampir saja tersedak buah anggur yang baru saja masuk dalam mulut mereka.

Brutal sekali.

"Jiyeon. Ber. Bu. Ah." Ujar Jinyoung yang kembali sibuk makan dengan Haowen yang anteng-anteng saja di sebelahnya.

"WOOAAAH!" Mereka semua bereaksi serempak. Semuanya! Sehun, Jesper, Chanyeol, Baekhyun, Xukun, dan juga si Pangeran Wakanda, Lucas.

Kai dan Siwon? Mereka di negara yang berbeda. Kai di Las Vegas dan Siwon di Kanada. Ingin tau apa? Urusan bisnis. Anggap begitu.

"Woaaaah! Kita punya keponakan lagiiiiiii!" Seru Chanyeol dan Baekhyun. Gemas saja begitu.

"Woah, aku akan ada adik lagi?" Retoris ini Jesper.

"Haowen akan punya adik?" Si bungsu bertanya polos. Memandang semua orang yang hanya mengangguk antusias padanya.

"Haowen ada di panggil hyung?" Lagi, anggukan Haowen terima.

"Haowen harus menjaganya baik-baik." Ujar Sehun dengan senyum andalannya.

"Baik!"

Semua orang di rumah Sehun rasanya ikut bahagia sekarang. Merasakan bagaimana apa yang Kris tengah rasakan saat ini.

"JIYEEEEEEOOOOOON! KRIIIIIIIIIIIIIS! SELAAMAAAAAAAT!!!"

Sekalinya Beruk ya tetap saja Beruk.

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C148
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン