アプリをダウンロード
85.4% My Teacher My Husband / Chapter 158: Ch. 158

章 158: Ch. 158

Jiyeon tersentak dari tidurnya dan mendapati dada bidang Kris yang menyambut pandangannya. Jiyeon tersenyum manis saat ia tau ini hari ayah.

"Wu Fan, selamat hari ayah untuk calon ayah."

Cup.

Mengecup singkat bibir Kris dan kembali tersenyum saat ia rasa Kris mulai menunjukan pergerakan.

"Nghhh... apa?" Kris masih setengah sadar, ia baru tertidur sekitar setengah jam yang lalu. Dan tiba-tiba si musang kecil di dalam dekapannya ini malah mencium bibirnya begitu saja. Kris 'kan enak.

"Selamat hari ayah untuk calon ayah." Bisik Jiyeon lagi. Mengeratkan pelukannya pada pinggang Kris yang memang menjadi guling kesayangnnya semenjak mereka menikah tiga tahun lalu.

Kris masih belum mengerti, hari ayah? Sekarang?

"Benarkah?" Tanya Kris bingung. Otaknya terlalu penuh saat ini. Demi kandungan Jiyeon yang akan membesar beberapa bulan lagi, Kris harus memacu pekerjaannya agar cepat selesai dan ia bisa menemani Jiyeon dan calon bayi mereka nanti. Kris itu suami dan ayah siaga teman-teman.

"Yap."

Kris membuka lebar matanya, calon ayah? Manis sekali. Hampir saja Kris menerjang Jiyeon jika tidak ingat bahwa istrinya itu sedang hamil muda.

"Terima kasih." Bisik Kris lembut. Mengusap kepala Jiyeon dan tersenyum tipis saat mengingat bahwa beberapa bulan lagi akan ada yang memanggilnya 'Daddy'.

Manis sekali.

**

Ting...

Ting...

Siwon tau ini hari ayah, hanya saja dua setan kesayangannya itu tidak usah mengirim pesan secara bersamaan. Mengganggu telinga Siwon, sungguh.

From : Little Devil.

"Tumben sekali di kanebo kering mengirim video, apa dia akan menari-nari macam anak play group atau bagaimana ya?" Ujar Siwon. Ini masih pagi buta dan matanya yang hanya tersisa setengah watt malah di suruh menonton video yang...

"Oh? Hanya sepuluh detik?" Gumam Siwon. Pengucapan hari ayahnya paling juga hanya dua detik, selebihnya ya penampakan wajah datar tak jelas milik si bungsu saja.

"Happy father's day. Semoga kau sehat-sehat saja. Dan terima kasih karena sudah menjagaku."

Siwon masih terdiam dengan wajah bodohnya. Terima kasih? Tumben sekali. Ada apa dengan pria ini, bathin Siwon.

"Tidak usah terharu kau, Duda Tua!"

"Mem'babi'kan hasil sperma sendiri boleh tidak ya?" Gumam Siwon yang tersentak begitu saja saat kata-kata terakhir Sehun muncul di akhir videonya.

Terkejodh Siwon.

"Kata-kata terakhir? Apa dia akan bunuh diri? Apa itu ulahnya yang terakhir kalinya?" Panik Siwon. Ya Tuhan jangan sampai. Bukan karena Siwon peduli atau nantinya akan bersedih, masalahnya itu adalah Sehun punya tiga anak dan anak-anaknya itu, Setan semua.

Jika hak asuh berpindah tangan pada Siwon ya, bisa mati hiper tensi Siwon nanti.

"Jangan sampai, Ya Tuhan." Pinta Siwon dengan segenap hatinya.

From : Devil tonggos.

Mungkin untuk yang punya Kris ini Siwon bisa sedikit tenang, Kris tidak akan banyak ulah macam Sehun.

Semoga saja.

"Happy father's day. Semoga kau sehat-sehat saja. Dan terima kasih karena sudah menjagaku."

"Hmmm, i see no beda." Dahi Siwon berkerut tipis. Siapa yang menjiplak punya siapa di sini? Apa endingnya juga akan sama? Siwon kembali membathin heran.

"Jangan menyamakan aku dengan si pucat Sehun!"

"Aah, si Tonggos meniru si Pucat ternyata ya. Atau si Pucat yang meniru si Tonggos?"

Setelah berkata demikian, Siwon kembali membanting ponselnya pada sisi ranjang dan kembali tidur. Matanya masih mengantuk asal kalian tau saja.

"Masih ingat kalian jika kalian masih punya ayah ya, Para Babi!" Sungut Siwon. Kembali memeluk gulingnya untuk menjadi temannya menuju alam mimpinya nanti.

Anggap saja jika si Duda lapuk itu semacam dengan Kris dan Sehun, tsundere akut. Di mulut menyumpah serapahi. Di hati, bagai bunga mekar di musim semi.

Aarrrr.

**

"LUCAAAAASEU! CEPAAAAT!" Pekik Xukun dari sofa. Apartement mereka bersebelaham jadi ya tidak masalah. Jangan heran saat tiba-tiba saja Xukun sudah menyelinap masuk kedalam kamar Lucas atau sebaliknya.

Mereka itu saling tukar-menukar kode apartement. Jika yang satu kelaparan maka, tinggal masuk saja kedalam aparement yang satu lagi.

Macam Xukun saat ini.

Sudah terlalu malas masak, bahan yang akan di masak juga tidak ada, dan ya... dengan seenaknya saja masuk kedalam apartement Lucas dan berteriak minta makan.

Tak tau diri memang.

"LucAAAAAAS?! KAU MASIH LAMA?!" Xukun kembali berteriak heboh. Perutnya sudah berteriak-teriak dan Lucas masih saja berleha-leha di dapurnya. Xukun kesal saudara-saudara.

Lucas dengar sebenarnya, hanya saja Lucas pura-pura tuli. Sudah minta makan pakai acara berteriak-teriak lagi. Untung saja Lucas baik hati dan tidak emosi.

Tak.

"Kau!" Lucas datang dengan sepiring besar nasi goreng lengkap dengan telur, daging, dan sayurnya. Empat sehat, lima sempurna.

"Habiskan!" Tunjuk Lucas pada piringnya tadi. Memilih duduk di samping Xukun dengan mata yang fokus pada layar televisi.

"Tak usah kau suruh juga akan aku habiskan!" Sungut Xukun. Lucas terlalu lama!

Hening.

Yang terdengar hanya suara kunyahan dari mulut Xukun dan juga suara televisi yang memang sengaja Lucas hidupkan dengan volume paling besar.

Hatinya sedang terbakar sekarang, sudah tadi pulang magang mereka tidak jadi kencan bertiga, dan sekarang? Manusia asal tirai bambu satu ini malah minta makan padanya.

Mendidih sudah darah Lucas.

"Tidak ingin mengucapkan selamat hari ayah pada ayahmu?" Tanya Xukun dengan mata yang terpaku rapi pada layar televisi.

"Tidak. Ayahku entah tau sekarang hari ayah atau tidak." Lucas menjawab asal. Dari tahun hingga tahun lagi memang mereka tidak pernah merayakan hari ayah. Karena bagi Lucas setiap hari itu adalah hari ayah.

"Hm. Oke." Xukun ya masa bodoh, yang terpenting sekarang adalah bagaimana agar perutnya bisa berdamai.

Mereka diam. Tidak sepenuhnya diam memang, hanya saja... ya, begitulah. Mereka juga tidak tau ini situasi yang seperti apa. Aneh saja begitu.

"Kau merasa aneh tidak?" Tanya Xukun seraya melirik pada Lucas yang sibuk dengan ponselnya.

"Ya." Jawab Lucas seadanya.

"Benarkah? Aneh yang seperti apa?" Xukun antusias tentu saja, ternyata hidup Lucas ini masih ada gunanya. Meski tidak banyak tapi, tetap saja ada gunanya.

"Aneh saja melihat kau bisa lolos seleksi hingga turun ke bumi ini. Kau lewat jalur curang ya?"

"Hah?"

"Manusia macam kau ini harusnya tetap berada di Neraka. Kenapa kau di sini? Kau ada orang dalam?"

Xukun terdiam lama hingga akhirnya ia sadar apa yang tengah si bongsor ini katakan. "Babi Kau!" Setelahnya baru mengamuk dengan menjambak kuat rambut Lucas.

Sret.

"Aaarrgh."

"Mati kau!" Desis Xukun.

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK YOU.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C158
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン