アプリをダウンロード
49.18% My Teacher My Husband / Chapter 91: Ch. 91

章 91: Ch. 91

"Taeyon. Cepat bersiap-siap, kita akan melakukan pertemuan dengan calon suamimu! Cepatlah!" Taeyon berdecak malas saat ia tau ini hari H. Hari dimana ia tak mau dan tak akan mau menjadi istri dari seorang pria tua dengan tubuh besar dan bau!

"Aku tidak mau. Sampai kapanpun tak akan mau!" Taeyon berseru dari dalam kamarnya. Menggulung tubuhnya dengan buntalan selimut putih kesayangannya.

"Dia tidak tua, Taeyon!"

"Memang tidak tua tapi tubuhnya seperti ikan buntal! Aku tak mau!"

Sampai kapan pun, jangan pernah berharap jika Taeyon akan mau melakukan hal semenggelikan ini. Jangan gila!

"Kau akan menyesal Taeyon!"

"Aku tak peduli!"

**

"Kau calon suamiku waktu itu?" Seru Taeyon tak percaya. Memandang Sehun dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan jika ya, dia benar-benar menyesal menolak perjodohan ayahnya itu.

Sungguh tampan.

Sehun mengeryit heran, perempuan di depannya ini memang benar-benar gila!

"Kau Oh Sehun? Yang benar saja?!" Pekik Taeyon heboh.

"Hei makhluk rimba! Diamlah kau monyet!" Sungut Jiyeon. Melempari Taeyon dengan tisu bekas keringatnya.

"Cobaan apa lagi ini?" Bathin Suzy miris. Kenapa begitu banyak para pengganggu di hidupnya dan Sehun.

"Diam kalian. Hukuman kalian semua, tanpa terkecuali adalah menjadi petugas kebersihan kampus!"

"APAAAAA?!"

**

Bruk.

V mendudukan pantatnya dengan kasar di atas hamparan rumput, sumpah demi apa pun. Mengumpulkan sampah itu benar-benar melelahkan! Demi apa pun.

"Hei.. aku dengar ada yang sedang mencari sukarelawan untuk acara amal bagi yatim piatu. Kalian mau ikut?" V bersuara, entah kenapa kata-kata itu terlintas begitu saja di otaknya.

"Benarkah?" Jiyeon perespon yang pertama. Menatap V dengan mata berbinar menjijikan. Lihatlah bagaimana ekspresi anak itu!

"Yap. Kalian mau ikut? Tapi sepertinya aku tidak." Nada suara V terdengar sedih mencabut rumput sembarangan lalu membuangnya tanpa rasa bersalah. Kesal.

"Tentu saja aku ikut!" Suzy tiba-tiba berseru bahagia, bangkit dari duduknya lalu menepuk pantatnya yang mungkin saja ditempeli debu-debu nakal.

"Aku tentu ikut! Aku suka anak-anak! Bukan begitu papa?" Baekhyun menyenggol lengan Chanyeol, mengedip genit lalu mengusakan kepalanya pada lengan Chanyeol.

Menjijikan!

"Oh tentu saja mama. Ayo kita mendaftarkan diri." Chanyeol bangkit, menggandeng tangan Baekhyun dan melenggang entah kemana. Mencari panitia pencari relawan mungkin? Entahlah, mereka itu sulit ditebak. Sungguh!

"Hei hitam! Kau tak ikut? Anak kucingmu melahirkan?" Jiyeon menatap Kai, menepuk debu-debu yang menempel lalu beralih pada Suzy yang juga sedang menatapnya.

"Aku rasa tak masalah." Jawab Kai. "Kau masih ingin disini atau pergi?" Menendang kaki V yang sedang menyandar pada pohon dengan polosnya. Tak tau apa jika yang ditendang sedang menyiapkan peti mati untuknya?!

"Disini. Aku ingin sleeping handsome." Balas V asal-asalan. Lama ia mengantuk juga jika disini. Sangat nyaman dan tenang. Tempat idamannya sekali.

"Oh."

**

"Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Park Jiyeon, Oh Suzy, dan Kim Jong In." Chanyeol menyebutkan nama-nama temannya. Setelah berjuang berkeliling kampus karena dengan bodohnya mereka pergi melenggang tanpa bertanya pada V siapa dan dimana para panitia yang kesusahan itu.

"Baiklah, acara seminggu dari sekarang ok. Kalian akan sibuk seminggu mendatang, apa tak masalah?" Panitia dengan senyum cantik itu bertanya, namanya Krystal Jung.

"Tentu tidak." Baekhyun berseru senang, memamerkan senyumnya yang tak kalah cantik.

"Kalian dari jurusan?"

"Ah, tiga orang dari jurusan seni dan sisanya, alias dua ekor lagi jurusan manbuss." Kekeh Baekhyun dengan tampang tak bersalahnya. Tentu saja, BBH selalu benar.

"Tiga ekor kepalamu! Kau pikir kami apa?" Amuk Kai.

"Menbuss? Itu apa?" Krystal bertanya heran. Ia tidak ingat jika ada jurusan itu di kampus mereka.

"Management business." Singkat, padat, dan jelas. Baekhyun itu terlewat jenius ok! Jadi jangan heran!

"Upil babon sialan!" Rutuk Jiyeon seraya menendang bokong Baekhyun gemas, seenak jidatnya menukar nama jurusan. Memang yang punya universitas bapaknya?! Sedang Kai saja yang generasi pemilik sah berikutnya dari universitas ini tak seenak upilnya. Lah ini? Baekhyun? Heol!

"Ooh begitu, baiklah. Akan ada pengumuman lebih lanjut nanti, jadi siap-siap saj ok."

Mereka tersenyum, membungkuk kecil lalu pergi dari sana. Setidaknya mereka harus mengisi perut mereka dengan asupan gizi. Maklum, masa pertumbuhan.

**

"Mulai besok kalian akan pulang sedikit lebih lama ok, kita perlu beberapa sponsor dan juga kita butuh tempat yang bisa menampung banyak orang. Juga akan ada beberapa panti asuhan yang akan kita kunjungi. Tak masalah?" Krystal menatap satuper-satu anggotanya, sebagai senior dan juga ketua dari badan amal dadakan ini.

"Ok,, tak masalah." Suzy tersenyum, menggelengkan kepalanya lalu menyikut Chanyeol yang berada di sebelahnya.

"Kami sudah biasa, dan juga aku baru sadar jika hanya kita bertujuh di sini. Apa memang hanya sebanyak ini?" Heran Chanyeol. Hanya kelompok gado-gado tak jelas miliknya, Krystal, dan juga Jessica. Kakaknya.

"Um yeah, kalian tau? Orang-orang sekarang hanya peduli pada diri mereka sendiri." Meringis kecil dengan senyuman canggung yang hanya dapat dia berikan. Bagaimana tidak, nyatanya memang seperti itu bukan? Masyarakat sekarang lebih memilih menumpuk uang di brangkas atau pulau pribadi dari pada menyumbangkan secuil untuk badan amal. Dasar sialan!

"Kami tau. Mungkin kami bisa sedikit membantu." Cengiran dengan mata bulan sabit milik Suzy membuat semua orang tertawa, bagaimana tidak, wntah dia tertawa entah dia menangis. Matanya tak terlihat sedikitpun.

"Itu akan lebih bagus, semakin banyak yang bisa kita berikan pada panti asuhan." Jessica membuka suara setelah sedari tadi ia hanya diam karena sibuk menyusun proposal.

"Baiklah jika hanya itu, bisakah kita pulang? Aku sudah mengantuk." Keluh Baekhyun. Mengucek matanya dan menyender ria pada lengan Chanyeol. Itu gunanya sepupu berbadan besar bagi Baekhyun, cadangan kasur yang bisa dibawa kemana-mana.

"Ah ya, tentu saja. Aku juga sudah mengantuk ngomong-ngomong. Sampai jumpa besok." Jessica melambai ria, mengemasi barang-barangnya dan berlalu dari sana, meninggalkan adiknya yang kesusahan membawa tugasnya.

"Dasar sodara kurang ajar!" Maki Krystal kesal.

"Baiklah, mari kita menguras tabungan!" Seru Suzy. Mengeluarkan black card dari dalam tasnya dengan senyum manis. Ah juga tatapan polosnya.

"Itu.."

"Ini milik Sehun tentu saja. Hahahaha." Tawanya pecah begitu saja, seakan menggunakan uang miliknya sendiri. Sungguh luar biasa.

**

"Sehun, apa yang kau beli dengan kartu hitam?" Suho bertanya heran, pasalnya sedari tadi Sehun tak keluar-keluar dari ruangannya. Jadi untuk apa? Kapan? Dan bagaimana bisa? Suho masih terheran-heran sendiri.

"Aku tidak membeli apapun. Kenapa?" Heran Sehun. Yang ia kerjakan sedari tadi hanya mengecek keuangan perusahaan, menanda tangani berkas, dan juga mengecek apa masih ada para koruptor di perusahaan besar itu.

"Kapan?" Tanya Sehun heran. Satu tersangka yang terlintas dalam otak benaknya. Siapa lagi kalau bukan si kelinci liar!

"Sekitar satu jam yang lalu."

"Oh Suzy!!"

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C91
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン