Setelah itu semua aku pun terbangun.
Terlihat pada HandPhone ku yang menunjukan jam 6 AM.
Sepertinya aku sudah mulai terbiasa untuk bangun lebih awal.
Saat aku tengah melangkah menuju kulkas mencari beberapa makanan yang dapat kutemukan aku mendengar suara bel.
Menghentikan langkah ku dan berbalik arah melewati ruang tamu dan ruang santai milik Verdi sebelum aku sampai kedepan pintu.
Ku tarik pintu putih itu dan langsung melihat Sinta didepan mata.
"Gimana kamu bisa tahu aku disini !"
Ucapku dengan wajah kesal karena selalu dibututi oleh Sinta tetangga yang tak memiliki hubungan apa - apa dengan ku tapi selalu bercampur aduk dalam hidupku.
Tampak Sinta membawa dokumen - dokumen yang kemarin basah terkena air hujan.
"Maaf aku tak bisa ganti rugi soal dokumen itu !"
Ucapku lagi yang hanya didengarkan oleh Sinta tanpa membalas sepatah katapun.
"Ikut aku !"
"Kamu mau apa lagi !"
Sinta dengan cepat memegang tanganku dan menarik ku menuju suatu tempat yang belum ia katakan.
Tapi aku telah mengetahui sifat Sinta. Terlebih dahulu aku melepaskan kepalan tangan Sinta.
"Aku telah mengamatimu sejak lama. Tapi sepertinya dugaan ku salah, membuatku harus pergi mencari orang lain yang mungkin terkena radiasi itu. Tapi setelah lama mencari aku hanya yakin padamu saja jadi aku memutuskan untuk memastikan dan memberikan beberapa perbedaan antara.."
Ucap Sinta panjang lebar yang sama sekali ku acuhkan. Setelah beberapa lama ia berbincang layaknya anak ayam yang kehilangan ibunya aku langsung memotong pembicaraan nya dan mengalihkan topik.
"Sudah kubilang aku tak punya uang untuk mengganti rugi dokumen - dokumen mu !"
Karena ku pikir Sinta berbicara seperti itu adalah untuk membahas isi dokumen nya yang sangat penting baginya.
Aku menarik nafas ku dalam - dalam dan berteriak dengan lantang didepan nya.
"Jangan buntuti aku lagi atau kupanggil polisi !!!"
Dengan kencang membanting pintu dan menguncinya rapat - rapat.
Walau ia telah mengetuk beberapa kali aku tetap mengabaikannya.
Aku sudah sangat muak dengan tingkah laku Sinta. Dia hanya menambahi masalahku saja.
Sesaat setelah Sinta pergi aku pun lega.
Aku yang sedang duduk disudut depan pintu yang terkunci rapat melihat Verdi jalan menuju kearahku.
"Ohh.. Maaf kamar mandi ada dibelakang mo berak yah ??"
Ucap Verdi dengan wajah nya yang polos meminta maaf.
Aku berdiri dan jalan melewatinya menuju kamar. Sesaat aku berhadapan dengan nya aku berkata.
"Nggaak,, mo cari pisau buat bunuh loo !"
Aku yang sedang berjalan menuju kamar mendapatkan HandPhoneku terbunyi dan bergetar di kantong.
Mengambil HandPhone dan mengecek notifikasi yang berasal dari aplikasi berlogo surat berwarna putih yang diselingi garis - garis tepi berwarna merah atau biasa disebut dengan G- Mail.
Setelah membuka nya tertanda dari Billionaire Station yang aku sendiri sama sekali tak mengenal nya..
Tertulis pada pesan yang cukup panjang itu dengan banyak logo khas dari para pejudi international.
"Selamat !! Anda adalah pemenang utama, kami juga tidak menyangka tapi memang benar nyatanya !! Kami akan kirim uang sebesar 9999999999999 dollar di nomor rekening anda. Terimakasih telah mencoba Billionaire Station selamat menikmati !"
Aku sempat berfikir hoax, tapi ketika Verdi mendekat dan ikut membaca. Terlihat ia sangat terkejut dengan angka uang yang tertera. Tampak Verdi sangat percaya.
Aku yang melihat Verdi melongo melihati angka mata uang besar itu aku pun menegur nya
"Apaan sii Ver.. Kalo kaya gitu udah pasti Hoax !"
Verdi yang melongo itu pun balik menegur perkataan ku dengan tegas.
"Itu dari Billionaire Station. Kaya Giveaway tahunan. Dan hanya dilaksanakan 100 tahun sekali. Tadi malam waktu kamu tidur aku diam - diam daftarin kamu jadi itu nyata tauuu !!"
Dengan cepat aku langsung berteriak lantang dengan pipi yang memerah.
"Tadi malem kamu lihat aku tidur ya !! Pantesan kebuka"
"Ahahhahaha... Ahh itu.. Anu.. Aku juga gk ngapa - ngapain kamu kok.. Hehe.."
Jawab Verdi dengan gagap atas perbuatanya yang cukup dinilai lancang oleh ku.
Aku masih tak percaya dengan penjelasan Verdi tentang hoax nya dan tidak hoaxnya website ini.
Aku melambaik - lambaikan tangan dengan mata sipit sambil berkata.
"Mau berapa tahun itu. Tapi gk mungkin aku dapat uang sebanyak itu !"
Seketika HandPhone berbunyi lagi.
Kali ini tertanda dari M - BangKing.
Tertulis ATM ku telah diisi oleh uang sejumlah sama dengan nominal yang tertera tadi di G- Mail.
Melihat perkataan Verdi terbukti benar adanya. Aku langsung meneteskan air mata bahagia.
Dengan sigap aku langsung memeluk Verdi dengan erat. Aku benar - benar menangis air mata bahagia untuk pertama kalinya kala itu.
"Terimakasih Verdi aku tertolong sekali.."
Aku melihat kearah Verdi dengan mata penuh air mata bahagia. Wajahku bagai mutiara yang berkilauan pada saat itu.
Verdi yang ikut memandangiku langsung berubah warna kepalanya menjadi merah dang menghembuskan asap dari hidung nya karena ia pertama kalinya dipeluk cewek secantik ini.
Membuat tubuh Verdi kaku seketika.
***
Baiklah.. Aku telah mengemas semua barangku. Aku yang tengah berada di bandara ditemani oleh Verdi yang selalu menutupi ingus nya menampilkan kesedihannya atas perginya aku.
Aku dengan baju putih dengan rok selutut beserta koper bawaanku akan melakukan penerbangan menuju Indonesia.
Aku benar - benar ingin memulai hidup baruku. Hidup lamaku ada di Los Angeles.
Dan hidup baruku akan benar - benar dimulai di Indonesia.
Mengapa aku bisa memilih Indonesia ?, setelah aku browsing 'beberapa negara terbaik kelas atas didunia yang tak boleh anda lewatkan sebelum akhir khayat menanti' Aku langsung tertarik dengan negara kepulauan satu ini.
Selain kaya akan budaya dan bahasa nya mereka juga menyonsong teguh.... Apa yah.. Lupaa.. Haha..
Pokok nya setelah aku Post Story IG membiarkan para fans Tommy untuk memilih antar 5 negara yang telah masuk kategori terbaik menurutku.
Vote berakhir dengan angka yang besar tertunjuk pada negara Indonesia.
Aku sebelumnya tak tahu banyak mengenai Indonesia tapi aku percaya semua akan mudah.
Aku yang berdiri tegak dan siap memulai hidup baru berpamitan kepada Verdi yang penuh tisue bekas dikantong nya.
Aku memeluknya untuk kedua kalinya dan mengucapkan salam perpisahan.
Tapi saat aku berbalik untuk berjalan ia memegang tangaku dan berkata
"Sepertinya kita takan bertemu jadi boleh.. Emm... Kiss gk"
Aku yang sedang mencerna perkataan itu pun sadar mengenai eprkataan gagap nya yang sulit dimengerti.
Aku langsung menamparnya keras - keras.
"Prakkk!!" Membuat pipinya merah bengkak.
...
Aku pun melanjutkan perjalanan menuju pesawat yang sudah kupesan tadi malam.
Verdi melambai - lambai kan tanganya dengan pipi merah bengkak dan tubuhnya yang tampak tumbang.
Aku pun sambil menggigit jari - jemariku berjalan perlahan.
..
Sesampainya didepan pintu pesawat dengan pramugari dan pramugara aku pun langsung menarik nafas dalam - dalam.
Melangkah mencari tempat duduk yang sesuai pada tiket yang kudapat di HandPhone alias tiket digital.
Dengan sepasang HeadPhone aku memutar lagu favourite ku sembari menikmati perjalanan..
...
"Toast to the one here today.. Toast to the ones that we lost on the way"
Pada speaker pengumuman mengatakan kita sudah dekat dengan indonesia.
Dari jendela kecol pesawat yang pastinya tak bisa dibuka terlihat banyak pulau - pulau kecil.
Aku sangat berfikir akan seberapa indah Indonesia.. Sebelum itu, aku juga telah melihat beberap Vlogger yang kini tinggal di negara Indonesia.
"The most beautiful country"
Dalam tanda kutip 'katanya', kita tak tahu pastinya.. Karena ini bukan termasuk suatu himpunan.
"Couse the drinks bring back all the memories.. And the memories bring back, memories bring back you... Doo doo dodd.."
Mata ku berkilauan. Semangat menambah berfikir seakan masalah apapun akan mudah teratasi saat itu juga.
***
Inilah Indonesia, pertama kali turun dari pesawat yang tepatnya berada di kota Bali aku langsung menghirup udara yang lebih segar dari pada di tempat asalku.
Mengganti sepasang HeadPhone JEBE'EL menjadi sepesang HeadSet Honda.
Karena HeadPhone terlalu besar untuk digunakan sambil berjalan - jalan mengelilingin Indonesia.
Aku telah menyewa beberapa hotel bintang lima disini yang pastinya hanya beberapa persen dari saldo ku di ATM.
Melihat suatu kayu dengan roda bertuliskan jajanan bernama Cilok aku pun mendekatinya karena penasaran.
"Sorry.. What is this sir..?"
"Hah.. Ngomong opo to ?, sori ai don andersten.. "
Balas sang bapak yang nampaknya berbeda bahasa. Tunggu kupikir Indonesia menggunakan bahasa inggris.. Kalau begitu aku harus menenteng google kemana - mana selagi aku belum les private bahasa Indonesia.
"Sirr.. What is this"
Ucapku pada HandPhone yang sudar ter - setting penerjemah otomatis.
"Pak lekk,, apa ini ?"
Ucap sang google penerjemah yang kuiringi dengan senyum dan tatapan dari sang penjual dengan seksama.
"Ini Cilok, aci colok"
Ucap sang penjual dengan senyum kearah mbah google..
"Bluugg..!!"
Entah apa yang merasuki HandPhone ku. Sampai - sampai meledak tanpa alasan.
Dengan gestur tangan akhirnya aku bisa menbeli makanan itu tanpa bantuan terjemahan maupun kamus.
Aku pun langsung beranjak menuju hotel bintang lima yang kupesan tadi malam.
Maksudku yang temanku pesan tadi malam.
Emm.. Aku tak begitu paham dengan yang dimaksud hotel bintang lima di Indonesia.
Dari penampilan nya saja lebih tidak meyakinkan dari pada rumah Verdi..
Mungkin ini adalah hotel tradisional Indonesia pesanan temanku.
Tanpa pikir panjang dan pilah - pilih aku langsung masuk dan menemui pria berparuh baya dengan kaos dalam nya dan celana pendek.
Aku mencoba berkomunikasi lagi dengan HandPhone kedua ku yang telah kubeli tadi malam juga.
"Sorry sirr, is this a hotel ?"
*diterjemahkan
"Pak lekk ini hotel ?"
Ia yang mendengar itu lanjut berkata
"Bisa dibilang hotel jaman dulu. Tapi orang sini nyebutnya kos - kosan.."
*diterjemahkan
"Yes it is, but we call it Kos - Kosan.."
Ya.. Aku langsung memberikan sepeser uang dollar yang membuat pria berparuh baya itu terkejut dengan mata nya yang berkilauan.
Katanya aku bisa menyewa hotel ini perbulan, memang fitur yang bagus apalagi untuk seorang yang ingin pindah sepertiku.
Aku hanya memberinya 500 dollar untuk satu bulan, kupikir itu tak cukup tapi ia malah terlihat girang saat menerima uang sebanyak itu.
Setelah melihat kamar yang diberikan.. Ini terlihat sangat kuno.
Dan tak layak untuk diberi bintang lima. Tapi mungkin justru kekunoan ini yang membuat orang puas bernostalgia dan memberikan banyak bintang.
Ohh iya memang tampak tulisan cukup besar di depan tadi.
Tertulis, Kos - Kosan lima binatang, kecoa, lalat, nyamuk, belalang, dan kinjeng.
Kupikir kos - kosan itu adalah hotel dalam bahasa Indonesia, dan binatang adalah bintang dalam bahasa Indonesia.
Sementara sisanya aku kurang mengerti, aku harus banyak belajar bahasa sepertinya...