Rutinitas membersihkan diri selesai, Adnan kembali menggendong Binar dan mendudukkannya di atas tempat tidur.
"Aku akan membantumu mengganti perbannya," Adnan berkata dengan lembut.
Adnan berjalan menuju meja dan mengambil sebuah kotak di mana berisikan semua obat yang diperlukan untuk merawat luka Binar.
Dia kembali mendekat pada Binar lalu membuka kotak tersebut. Mengeluarkan obat yang diperlukan untuk mengobati luka yang ada di leher Binar. Sedangkan luka yang berada di dadanya hanya dokter yang bisa memeriksanya.
Tangannya mulai melepaskan perban di leher Binar, dia berusaha untuk hati-hati agar tidak membuatnya merasakan kesakitan.
Wajahnya terlihat sedih tatkala melihat luka sayatan di leher Binar. Untung saja sayatan itu tidak terlalu dalam.
"Hilangkan wajah sendumu itu!" ucap Binar pada Adnan.
Sebab dia tidak suka dengan wajah Adnan yang merasa bersalah itu. Semua yang sudah terjadi bukanlah salahnya, semua ini memanfaatkan harus terjadi.