アプリをダウンロード
100% sabar di batas akhir / Chapter 7: 7

章 7: 7

Seperti yang diucapkan Ryo kemarin, hari ini pria itu tidak menghubungi Nadin dan membuat gadis itu merasa kesepian. Tiga hari sudah berlalu, begitu pun juga dengan pelaksanaan ujian nasional yang sudah berakhir.

Nadin begitu sangat kesepian, bahkan Nada tidak dapat menemaninya karena harus menengok kakeknya yang sedang sakit. Selalu seperti ini, Nadin akan selalu merasa terasingkan saat orang-orang yang dekat dengannya jauh dari nya. Perlahan-lahan, sakit yang sudah lama gadis itu tidak rasakan muncul kembali.

Di tempat lain, seorang pemuda tampan menjadi gelisah dan membuat teman-temannya bingung.

"Lo kenapa Ky? Kok Lo kelihatan lagi mikirin sesuatu?" Ucap David salah satu teman dekat pemuda itu.

"Gak tau Vid, tiba-tiba aja Gue jadi kepikiran princess. Gue khawatir terjadi sesuatu sama Dia." Ucap Pemuda itu yang tak lain adalah Rifky, kakak sepupu Nadin.

"Rifky, ayolah kita baru kumpul udah lama loh kita gak kumpul-kumpul kayak gini. Lagian, princess Lo itu bukannya ada bodyguard ya?? Udahlah, Lo gak usah sampai khawatir kayak gitu." Ucap Sasa, salah satu teman Rifky. Gadis itu menyukai Rifky, namun langkahnya selalu terhalang dengan hadirnya Nadin.

"Hmm, gini aja gimana kalo acara kumpul-kumpulnya kita pindahin ke rumah Om gue aja? Gue khawatir banget sekarang, itu pun kalo kalian gak keberatan." Ucap Rifky, teman-temannya tampak berfikir. Apa salahnya kali ini mereka membantu Rifky yang sudah banyak membantu mereka.

"Oke, kita sih setuju-setuju aja Ky. Semoga princess Lo gak ppa yaa." Ucap Rafly, sahabat Rifky.

_____________

Nadin merasakan sesak di dadanya, kepalanya begitu terasa sakit. Gadis itu kembali lemah, para pembantu sudah di suruhnya pulang, sedangkan para bodyguard hanya boleh berjaga sampai batas ruang keluarga saja.

Nadin menekan nomor telepon seseorang,

"(,,,)"

"H-halo k-kak, tol-tolong Nadin. Hiks, Nadin udah gak kuat. To-long."

"(,,,,,)"

"To-long"

Tutt

Panggilan terputus begitu saja, Nadin perlahan menutup matanya dan tidak sadarkan diri.

Kembali ke tempat Rifky, pemuda itu terkejut mendapat panggilan dari Nadin. Dengan segera pemuda itu mengangkatnya.

"Halo princess, kamu baik-baik aja kan? Kamu mau ada di beli__"

"(,,,,)"

"Princess, kamu kenapa?!! Kakak pulang sekarang juga, kamu bertahan yaa."

"(,,,)"

Rifky terdiam sesaat, firasat nya selalu saja benar jika itu terkait Nadin. Dia harus segera bertemu Nadin dan menolongnya.

"Guys, gue duluan ya. Princess tadi nelpon, kayak nya ada terjadi sesuatu sama Dia. Sorry, kumpul-kumpul kita jadi terganggu."setelah mengucapkan itu, Rifky segera pergi menuju ke rumah orang tua Nadin yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempatnya berada.

David dan Rafly beserta teman-teman nya yang lain pun mengikuti Rifky tentu saja tanpa sepengetahuan pemuda itu. Rifky tidak pernah mau memperkenalkan Nadin pada teman-temannya, jika Rifky tau mereka mengikutinya maka mereka tidak akan di biarkan berhasil.

"Ini kan, rumah pengusaha dan pebisnis sukses itu. Kok Rifky kesini sih? Apa dia bohong yaaa?" Ucap Anjelin.

"Mungkin aja, tapi buat apa dia bohong sama kita? Kalian lihat sendiri kan, tadi mukanya Rifky itu panik banget." Ucap Siska, mereka pun memasuki gerbang besar rumah itu.

"Kalian bisa jagain princess gak sih hah?!! Kenapa kalian hanya diam disini? Dimana tanggung jawab kalian buat jagain princess? Klo sampai terjadi sesuatu sama Dia, sya nggak segang-segan memecat kalian semua!!"

"Maafkan kami tuan muda, kami hanya menuruti perintah dari ketiga tuan muda yang lain. Kami hanya di bolehkan mengawal Nona muda sampai ruang keluarga saja." Rifky mengusap wajah nya kasar, pemuda itu segera berlari ke kamar Nadin yang berada di lanti 3.  Di lihatnya Nadin terbaring lemah tak berdaya di lantai kamarnya, dengan segera Rifky membopong tubuh mungil itu ke rumah sakit.

"Rifky!!! Lo ngapain disini? Bkannya tadi Lo bilang kalo princess Lo lagi butuhin Lo ya??" Ucap Sasa yang melihat Rifky baru saja menutup pintu penumpang mobilnya.

"Kalian ngikutin Gue? Gue gak ada waktu buat jelasin apapun sama kalian, Gue mau ke rumah sakit. Terserah kalian mau ngikutin Gue lagi apa nggak." Dengan segera Rifky mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit milik keluarga mereka.

Saat tiba di rumah sakit, Rifky kembali membopong tubuh mungil Nadin masuk ke dalam rumah sakit.

"Dokter!! Tolongin adik saya Dok, Dia drop lagi." Rifky terduduk lemas di depan ruangan tempat Nadin di periksa, para Koter yang mengenal Nadin dengan cepat mengambil tindakan dan menangani Nadin.

"Lo yang sabar ya Ky, berdoa aja semoga Dia baik-baik aja." Ucap David berusaha menenangkan sahabatnya itu. Baru kali ini mereka melihat Rifky begitu terpuruk dan berantakan.

"Gue telat Vid, seharusnya Gue bisa nyadar dari tadi hiks, Gue gak sanggup lihat keadaannya yang seperti ini hiks, Dia gadis yang ceria meskipun Dia tau penyakitnya aneh tapi Dia tetap berusaha buat terlihat bahagia di depan keluarga."

"Kita berdoa aja semoga adek Lo cepat sembuh, dan Dia baik-baik aja." Ucap Rafly.

"Thanks ya, kalian udah baik mau nemenin Gue. Gue harus ngabarin anggota keluarga Gue yang lain dulu, kalian tolong jagain princess gue bentar yaaa." Ucap Rifky yang di angguki oleh David dan yang lain.

"Gue penasaran deh sama wajah adeknya Rifky, dan kenapa Rifky selalu ngehalangin kita buat tau siapa adeknya itu.

"Kak Rifky!!! Hiks, kak gimana keadaan Nadin kak? Kenapa bisa kayak gini sih?? Hiks, hiks, harusnya Aku ada di sampingnya saat dia sendiri hiks, maafin Aku kak hiks, Aku harus jengukin kakek jadi gak bisa nemenin Nadin hiks, Nadin pasti kesakitan hiks,hiks." Nada datang dengan air mata membanjiri wajahnya,  gadis itu begitu kaget dan terpukul mendengar kabar dari sahabatnya itu.

"Nada, Nadin lagi di periksa sama Dokter. Kamu berdoa aja ya, semoga gak terjadi apa-apa sama Nadin. Aku ngerti kok, Kamu gak mungkin 24 jam berada di samping Nadin. Aku juga bingung sama Mama Papa, kenapa mereka ninggalin Nadin tanpa seorang pun yang menjaganya." Ucap Rifky menenangkan Nada yang masih menangis.

Sesaat kemudian, dokter yang menangani Nadin pun keluar.

"Gimana keadaan Nadin Dokter??" Tanya Nada yang tak sabaran dan mengundang pertanyaan serta tatapan penasaran dari para sahabat dan teman Rifky.

"Nona Nadin tidak apa-apa, Dia hanya merasa kesepian dan sendiri. Kalian tau kan, Nona Nadin tidak bisa sendiri. Dia akan terus seperti ini saat tidak ada orang terdekat di sekitarnya, kalo begitu saya permisi dan kalian sudah bisa menjenguknya tapi jangan buat keributan demi kenyamanan pasien." Jelas Dokter itu, Nada mengucap syukur lalu segera masuk ke kamar rawat Nadin.

Nadin sudah sadar dari pingsannya, gadis itu tersenyum lebar saat melihat Nada berjalan kearahnya.

"Ya ampun Nadin, Lo kenapa bisa kayak gini lagi sih hah?!! Lo tau gak sih, Gue khawatir banget sama Lo. Please, jangan sakit-sakit lagi. Gue janji, Gue gak akan ninggalin Lo. Pokoknya, Gue gak akan pernah biarin Lo sendiri lagi. Kalo perlu, saat Lo sendiri dan Gue ada keperluan, Lo akan selalu ikut sama Gue." Ucap Nada nyerocos panjang lebar membuat Nadin tertawa.

"Nada, Gue gak ppa kok. Lo gak perlu berbuat kayak gitu sama Gue, Gue udah banyak ngerepotin Lo. Makasih ya, Lo udah mau jadi satu-satunya sahabat terbaik Gue." Balas Nadin lalu kedua sahabat itu pun berpelukan.

"Ekhemm, misi dong orang ganteng juga mau peluk."ucap Rifky menbuat Nada menatapnya jijik.

"Ihhh, pede banget sih Lo kak. Hmm, Nadin sorry ya Gue gak bisa lama Gue harus balik Kakek Gue belum pulih, tapi Gue bakal sempetin buat jengukin Lo nanti kok."

"Iya, hati-hati ya Nad." Setelah kepergian Nada, Nadin beralih pada Rifky yang sedang menatapnya dengan tatapan khawatir persis seperti kejadian beberapa waktu lalu saat dirinya baru bangun dari koma.

"Bang Rifky, maaf ya udah buat Abang khawatir." Ucap Nadin, Rifky menulikan pendengarannya. Pemuda itu memeluk Nadin dan enggan untuk melepaskannya.

"Cukup princess, jangan buat Abang terus-terusan khawatir sama kamu. Kamu taukan, kamu adalah putri satu-satunya di keluarga kita? Kamu adalah jantung keluarga kita sayang, sudah cukup kamu buat Abang khawatir saat kamu koma dulu." Nadin membalas pelukan dari Rifky, tubuhnya terlalu lemah sehingga selalu membuat keluarganya khawatir.

"Ohh, jadi ini yang sering Lo sebut princess Ky? Cantik, namanya siapa?" Tanya David yang terpesona dengan kecantikan Nadin. Nadin menatap ketujuh remaja yang sedang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Mereka teman-teman Abang, princess." Ucap Rifky menjawab rasa penasaran Nadin. Nadin tersenyum, membuatnya bertambah cantik walau terhalang dengan wajah pucatnya.

"Hay, makasih udah mau jengukin Aku. Nama Aku Nadin, maaf udah ngerepotin kalian semua." Ucap Nadin sekaligus memperkenalkan diri.

"Nadin!! Kamu gak ppa kan? Aku langsung kesini saat tau kamu pingsan." Ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk dan memeluk Nadin.

Hayoo, kira-kira siapa ya pria itu🤔


Load failed, please RETRY

次の章はもうすぐ掲載する レビューを書く

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C7
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン