Kedua moncong pistol masih mengarah ke kepala masing-masing. Vian berhadapan langsung dengan seorang pria bertubuh tegap dengan luka goresan di pipi. Sementara Timnya berhadapan dengan Tim pria itu. Mata tajam mereka juga saling menghunus di bawah sinar bulan.
"Kalvian Sakhya Adhyasta, akhirnya kita bertemu juga. Walaupun dalam situasi seperti ini," oceh pria itu tersenyum menyeringai. Pria itu semakin mendoongkan pistolnya ke arah kepala Vian dan hal itu sontak membuat Tim Vian bersiap menembak, namun Vian memberi kode dengan tangannya supaya Timnya menahan tembakan.
"Longtime no see, Tuan Braga. Bagaimana kabarmu setelah terkurung 7 tahun di penjara?" balas Vian tersenyum miring ke arah pria bernama Braga itu.
"Heh." Braga mendecih pelan setelah mendengar sapaan Vian barusan. "Kabarku cukup baik hingga aku bisa menembak kepalamu saat inim" imbuhnya kemudian.
"Baiklah! Lakukan dalam hitungan ke 3!" teriak Vian. "Satu!" mulainya.