Sementara itu, di sebuah gedung pencakar langit Kota Jet.
Saat ini sudah jam sepuluh malam, dan seorang lelaki muda berwajah kusut masih saja dengan serius mengetik di atas tuts keyboard komputernya dengan sangat serius.
Tak berapa lama setelah itu, ia tampak mendesah panjang, sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kerjanya.
Lelaki itu memandang langit-langit ruangan kerjanya yang kini sudah sepenuhnya berwarna gelap, karena lampu ruangan kerja yang tidak ia nyalakan.
Satu-satunya sumber pencahayaan hanyalah dari sinar rembulan yang kebetulan sedang bersinar dengan cerah dan juga dari lampu-lampu kota yang menyinari Kota Jet seperti cahaya bintang-bintang dari bumi.
Lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan malam ini, Daniel mengurut-urut keningnya yang terasa letih akibat seringnya ia mengerutkan kening karena melihat pembukuan yang tidak seimbang di salah satu kantor cabangnya.
Ting!
Sebuah notifikasi muncul dari ponselnya.
Aduduh...
Eike juga mau dong, dicium sama Babang Daniel :)