"Jadi, bagaimana dengan permainanmu kali ini, apakah kamu menyukainya?" Ia melanjutkan kalimatnya, bertanya pada Velina, dengan sebuah senyuman yang menyeringai di wajahnya.
Velina tersenyum ketika dia mendengar sebuah pertanyaan jebakan yang baru saja dilontarkan oleh Bibi Lucy. dia tak buru-buru menjawab pertanyaan bibinya itu, namun Velina justru menyempatkan diri untuk menyeruput secangkir teh bunga manis hangat di depannya, dan baru setelah dia menyesapnya dengan nikmat, gadis itu menatap bibinya yang kini masih memandang ke arahnya, merasa penasaran.
"Ah, sepertinya bibi yang lebih menyukainya dibandingkan dengan aku," Velina tersenyum dengan manis.
Seketika itu juga, bibi Lucy tertawa ketika ia mendengar jawaban yang keluar dari bibir manis Velina.
"Vincen, sepertinya tidak sia-sia kamu membesarkan anak ini. Mulutnya manis sekali seperti mulutmu," Bibi Lucy melempar pandangannya pada suaminya.