Tubuh Vano menengang ketika Galena memeluknya begitu erat. Bahkan Vano bisa mengetahui bahwa tangan Galena sedang bergetar hebat. Vano menjadi bertanya-tanya, apa penyebabnya yang dapat membuat Galena ketakutan seperti ini?
"Na, it's okay Na. Don't worry. I'll be by your side." Vano mengusap kepala Galena, berusaha menghilangkan rasa takut gadis itu.
"Gue takut," gumam Galena. Kedua matanya sudah basah.
"Tenang Na, ada gue."
Galena menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan guna mengendalikan dirinya sendiri. Tatapan Galena kosong, perkataan menjijikan Edward terus terputar di benaknya tanpa ia minta.
"Lo, abis—"
Galena menganggukkan kepalanya. "Gue jijik." Cerita Galena secara singkat.
Haii, dukung terus novel aku dengan cara memberikan review cerita, dukungan batu kuasa sampai gift yaaa <3
Semakin banyak kalian dukung aku, semakin sering pula aku update. Pasti mau dong kalau aku update banyak part dalam sehari . . . Thank you