Nayyara seperti belum paham dengan penjelasan Papanya. Dia tidak tahu apa yang dimaksud meninggal yang dialami oleh Mamanya. Naya menatapnya dengan penuh tanya. Berharap sang Papa mau menjelaskan padanya apa yang dimaksud meninggal itu.
"Papa apa meninggal itu sepelti apa sih? apa Mama memang tidak bisa pulang? kenapa? semua teman Naya punya Mama. Mamanya pulang setiap hali. Jemput setiap hali. Kenapa Naya tidak? kenapa Naya beda sam meleka? aku ga ngelti. Aku pusing." Naya merebahkan tubuhnya. Memeluk boneka beruangnya sambil membayangkan jika dia kini dipeluk oleh Mamanya.
"Naya, sabar ya. Karena Allah lebih sayang sama Mama. Makanya Allah sendiri yang menjaga Mama."
"Naya juga bisa jaga Mama. Naya ga akan jadi anak nakal. Asal Mama sama Naya."
"Nak, kita jalan-jalan aja yuk." Arsya mengalihkan pembicaraan. Bukan hanya Naya yang stress. Dia juga stress jika harus ditanya terus tentang Jihan.
"Kemana?" tanya Naya
"Kemana aja. Naya maunya kemana?"