Biarpun aku mencoba bersabar dan saling percaya dengan james ketika aku tertangkap basah olehnya saat mencoba testpack, tapi aku masih tetap kepikiran juga sih.
Aku udah 3 hari ditinggal pergi kerja sama suamiku di Jogja, tadinya dia ajak aku ikut namun aku menolak, yang ada kita jadi main-main di sana.
Meski aku ditinggal 3 hari sama dia, kami juga sering vcall untuk melepas rasa kangen, apa lagi dia selalu bilang kangen muluh, pengen pulanglah, banyak amat deh cerewetnya, tapi aku suka. Suamiku ini cinta sekali samaku, gimana ga beruntung sekali aku miliki dia.
3 hari telah berlalu, aku menjemput dia di bandara, aku juga ga sabaran ketemu dia. Dan gotcah wajah gantengnya pun nongol juga, aku heboh dong langsung lari bahkan lompat meluk dia.
Untung dia sigap karena dia udah lihat aku dari kejauhan berlari, kita pun sama-sama ketawa dengan tingkah alay kami. Dia memeluk aku erat, bahkan udah memutarkan tubuhku.
"kangen kamu sayang.." manjaku yang masih digendongnya.
"sama, aku juga kangen istriku ini." balasnya sambil gesek hidungku, lalu menurunkan badanku. Kita pun kembali berjalan ke parkiran mobil.
"sayang..."
"hem.."
"aku hari ini masak banyak untuk kamu, heheh menyambut kedatangan kamu sih. Norak ya akunya?" kita berbicara sambil berjalan.
"wow..bagus donk, aku juga udah rindu masakan istriku ini. Siapa bilang norak? ga akh..." dia selalu aja buat aku bahagia.
Dan kita pun kembali pulang ke rumah dan menikmati makanan yang banyak aku masak, dia sangat menikmati masakanku dengan lahapnya.
Hari berganti hari, dia kembali beraktifitas seperti biasanya, kerja sebagai pengacara. Dan aku sibuk dengan laptop di rumah, begitulah keseharian kita.
Hingga aku kembali dilanda rasa gelisah, udah 8 bulan pernikahan tapi belum juga ada tanda hamil. Dan dengan penuh keyakinan aku bertekad ingin ke rumah sakit. Aku hanya ingin memastikan apakah ada masalah pada diriku? tapi aku ga mengajak james, aku takut dia marah dan kecewa lagi samaku.
Baiklah sekarang aku berada di rumah sakit, aku udah hubungi reigns sebelumnya. Ya aku ingin konsultasi sama reigns.
Begitu ketemu dengan reigns, dia meminta aku berbaring dan memeriksa aku bahkan dia juga mengambil darahku untuk dicek.
Setelah cukup lama menunggu, aku langsung bertanya dengan reigns dengan jantung deg-degan. Takut kalau-kalau aja hasilnya...
"reigns, gimana? gue baik-baik ajakan?" tanyaku ga sabaran.
"sera.." ucapnya dengan nada lemas.
"iya reigns, gue sehatkan?"
"lo sakit sera..." ucapnya lirih.
"sakit apa reigns? tapi ga ada hubungan sama kehamilan guekan?" tanyaku yang semakin ketakutan.
"maaf sera, gue harus mengatakan kalau lo ga bisa hamil, tapi ada lebih mematikan lagi sera." jantungku langsung lemas, air mataku udah jatuh karena ternyata aku yang bermasalah.
"reigns, lo bohongkan? bilang semuanya bohongkan reigns?" air mataku semakin deras, reigns pun memegang tanganku.
"gue ga bohong sera, lo..lo kena kanker rahim sera, lo sakit parah sera dan lo udah stadium 3." aku ga bisa ngomong apa lagi.
Pantas akhir-akhir ini aku sering pusing, bawaan lemas, puncaknya saat suamiki masih di Jogja, aku pernah muntah sampai keluar darah 2 kali. Namun aku masih ga ambil pusing dan merahasiakan ini dari james, jadi inikah penyebabnya....
"sera...sera." panggilnya saat aku mulai terlihat gelisah.
"sera, dengarkan gue dulu." aku hanya menggeleng.
"penyakit lo ini bukan main-main, ini penyakit serius sera. Lo ingin sembuh?" aku pun langsung tersentak lalu menghapus air mata.
"gue bisa sembuh reigns?" tanyaku dan dia pun mengangguk senyum.
"gue mau sembuh reigns, dengan cara apa reigns? yang penting gue harus sembuh."
"angkat rahim, lo harus angkat rahim sera."
"apa?" kagetku.
"iya, hanya itu cara yang terbaik sera."
"ENGGA!! gue ga mau!! lo apaan sih, gampang banget lo ngomong ya." bentakku.
"cuma itu jalan sera.."
"ENGGA REIGNS!! lo tahu gue pengen punya anak, gue mau kasih anak untuk suami gue. Kalau rahim gue diangkat bagaimana gue bisa hamil reigns?? jangan gila lo..!!" emosiku.
"sera, gue tahu ini sangat berat. Gue tahu ga ada wanita mana pun ga ingin hamil. Tapi lo lagi sakit sera.., rahim lo bermasalah. Kanker dirahim lo membunuh, gue ga mau lo tersiksa sera, gue ingin lo sehat.."
"DIAM LO..!! sampai kapan pun gue ga akan mau angkat rahim."
"lo ingin james bersedih? lo ga ingin hidup bersama suami lo lebih lama?"
"reigns.." cicitku lemah.
"jangan biarkan kankernya menyebar kejaringan tubuh lainnya sera, lo harus sembuh sera.."
"hiks..hiks..gue pengen hamil reigns.., hiks..hiks..gue mau kasih james anak reigns. Tolong ngerti gue reigns..hiks..hiks.."
Reigns pun bangkit dari kursinya dan menghampiri gue bahkan menarik gue kedalam pelukannya, tangisku pun pecah.
"gue sayang sama lo sera, orang tua lo sayang sama lo, bahkan sahabat kita lainnya juga sayang sama lo, terutama james dia sangat sayang bahkan sangat mencintai lo. Kita ingin lo sembuh sera.."
"hiks..hiks, apa ga ada cara lain reigns?"
"gue tahu apa yang terbaik sera, gue ga mau lo kebanyakan konsumsi obat yang terlalu banyak apa lagi sampai kemo, itu hanya sementara sera."
"hiks..hiks..reigns.."
"gue tahu perasaan lo sera, sangat tahu. Mungkin inilah sebabnya Tuhan belum mengizinkan kehadiran anak dalam rahim lo, karena Tuhan ga mau lo tersiksa nantinya." reigns megusap punggungku dengan tulus.
"lo pikirkan ini ya sera, masih ada waktu buat lo berpikir. Gue hargai keputusan lo nantinya, tapi gue sangat berharap lo mau angkat rahim."
"maaf reigns gue udah bentak-bentak lo tadi."
"iya gapapa, gue ngerti kok."
"gue belum bisa mengambil keputusan reigns, ini sangat berat bagi gue."
"ya..gue ngerti kok, yang penting lo udah tahu semua ini. Apa lo mau pulang?" aku pun mengangguk.
"yaudah lo istirahatlah di rumah ya? sebelumnya gue suntik dulu ya, ntar gue juga kasih pil vitamin juga dan obat ya." aku mengangguk lemah.
Aku pun disuntik dia, katanya agar staminaku stabil, ntahlah dia yang tahu itu. Dia juga berikan obat katanya kalau-kalau aku merasakan nyeri, itu obat untuk redakan nyeri.
****
Aku pun keluar dari ruangan dia meski masih meneteskan air mata namun ga nangis histeria kayak tadi. Aku memilih untuk menenangkan diri ditaman dulu, sesak rasanya mengetahui semuanya..
Dan ga lama aku dikagetkan sama kehadiran khristal dan anaknya dean, aku pun hapus air mata ini ga mau dia tahu.Ternyata ga bisa dibohongi lagi dia curiga samaku karena dia juga melihatku keluar dari ruangan reigns sang dokter kandungan.
Namun bukan yang dipikiran aku tadi yang dicurigakan dia. Ini bikin aku syok setengah mati, kok jadi lari bahas dirles dan aku, kayaknya ga ada masalah deh.
Dia dari tadi panjang lebar ngomong tapi aku masih ga ngerti dan bingung. Dan akhirnya aku memahami ucapan dia, tenyata mereka lagi ada masalah dan masalahnya juga berkaitan denganku.
Sama kayak yang dibahas sama reigns tentang kehamilan. Aku marah sama dia, bisanya dia melakukan hal tolol gitu dengan meminta dirles buat hamilin aku, gila ga?
Tapi aku memahami niat dia, aku tahu niat dia baik tapi itu ga baik buat aku dan james. Aku kembali lagi menasehati dia. Dan akhirnya aku juga membuka rahasia tadi, memberi tahu dia sama persis kayak diruangan reigns tadi.
Dia sangat syok, dan memintaku kembali bicarakan ini sama reigns, dia ga percaya kalau ga dari reigns langsung. Kita pun kembali keruangan reigns.
Dan sama juga, penjelasan reigns samaku tadi sama juga disampaikan sama khristal. Tadinya aku udah tenang namun sensitif lagi. Aku marah lagi sama reigns, ngotot ga mau angkat rahim lalu meminta sama dia untuk merahasiakan ini sama suamiku james kemudian aku pergi dari ruangan dia.
Ga lama disusul khristal dan dean, dia kembali menenangkan aku, dia berusaha menyakinkan aku kalau semua baik aja. Aku kembali tenang lalu dia meminta aku untuk pulang istirahat, ya memang aku mau pulang kan.
~••~••~
(Duh sera...., kasihan sekali kamu..
😢😢😥 Cocoknya dia angkat rahim apa angkat anak aja guys?)