Keesokan harinya, Cho Sunyeon bangun sebelum pukul 6 pagi. Matahari dari balik jendela belum sepenuhnya muncul, hanya ada cahaya redup di timur yang perlahan-lahan merangkak naik dengan membawa kehangatan dan juga senyuman, yang membuat Cho Sunyeon begitu bersemangat dari hari-hari sebelumnya.
Hawa dingin juga masih terasa begitu menyengat walau jendela masih tertutup rapat, seolah-olah angin pagi yang dingin masuk melalui celah-celah dari ruangan ini tanpa ia ketahui.
Sementara itu, Lee Donghae masih tertidur pulas di atas tempat tidur dengan damai dan adil di wajahnya yang tenang, sehingga Cho Sunyeon merasa tidak tega untuk membangunkannya pagi ini. Ia duduk di lantai sambil menopang dagu, memandang wajah Lee Donghae yang sedang tertidur untuk beberapa saat, dan tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum ketika melihat wajah tampan beralis tebal itu. Kemudian, setelah ia cukup puas memandang wajahnya, ia pun segera berdiri dan berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan.