Ia pun tertunduk, mencengkram kuat rambutnya sebelum berbicara dengan suara yang ditahan, "Kau memaksanya... aku tau, kau memaksanya. Jangan pernah paksa dia untuk melakukan hal seperti itu!" dengan jeda, ia mengangkat wajahnya, lalu menatapku dengan raut wajah yang sama, "Apa kau sudah gila? Dengan kondisinya seperti sekarang ini, kau masih ingin melakukan hal seperti itu dengannya?"
Seketika keningku berkerut dan membatin, "Apakah ia sudah mengetahui kondisi Chunghee saat ini?"
Namun, pemikiranku segera beralih ke perkataan dimana ia seolah-olah menyudutkanku dengan mengatakan hal mengenai 'pemaksaan' itu. Mendengar hal itu pun juga membuatku semakin marah dalam satu waktu.
Akan tetapi, aku memilih untuk tidak mengekspresikan perasaan itu, dan tetap menyembunyikan perasaan sebenarnya dibalik topeng wajahku yang terlihat dingin dan juga tenang.