アプリをダウンロード
75.86% YangTerpilih (YTP) / Chapter 44: Rasa Cinta?

章 44: Rasa Cinta?

"Tidak usah, terima kasih. Yumna nanti pake angkutan online"

"Udah malam gini na, lagian kaya sama siapa kan aku calon adik ipar"

"Bapak bisa saja"

"Ayo mau ikut nggak?" Yumna berfikir ulang, akhirnya Yumna di antar oleh Dimas ke kosnya.

🔹🔹🔹

** Di tempat lain

Laras menyiapkan makanan untuk makan malamnya dengan Fahri, lelaki yang saat ini sudah menjadi suaminya. Meskipun belum ada cinta di hati mereka tapi Laras dan Fahri menjalani perannya dengan sempurna.

"Mas makan yuk, makanannya udah siap" sedangkan Fahri masih serius membaca kasus yang akan di tangani.

"Mas"

"Eh iya ras, gimana?"

"Mas sibuk banget ya? ayo makan dulu"

"Ini lagi memperlajari kasus yang besok harus aku tangani, tapi udah selesai kok. Yuk kita makan"

"oh" tapi Fahri terlihat sedang melamun, sedangkan Laras hanya bisa melihat tanpan berkata apa-apa lagi. Setelah dari ruang kerja Fahri, mereka menuju ruang makan. Laras melayani sang suami dengan tulus, mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk Fahri. Tanpa sengaja Fahri menyunggingkan senyumnya.

"Yumna bagaimana mas?"

"Alhamdulillah mereka sudah menyelesaikan masalahnya, kamu tahu nggak kalau ternyata itu bukan mantan Arsya tapi kembarannya?"

"Syukurlah kalau begitu. Hmm Kembaran?" tanya Laras tak mengerti

"Iya, Yumna bilang wanita itu kembaran Putri"

"Aaah kak Jani?" Laras masih tak percaya, Fahri hahya mengangkat bahunya.

"Aku hampir lupa mas, Putri pernah cerita tapi kak Jani dari kecil tinggal di Singapura. Pantas saja dia terlihat lain, tapi apa tujuan kak Jani ya mas?"

"Entahlah, udah ah bahas mereka"

"Kamu masih mencintainya mas?" Fahri tidak menjawab pertanyaan Laras, tapi sikapnya sudah menunjukkan jika Fahri belum melupakan Yumna.

"Besok aku harus ke Surabaya, banyak kasus yang harus aku tangani"

"Oh iya. Hm ya sudah mending km istirahat"

"Minggu depan aku pulang" kata Fahri melihat wajah muram Laras.

'Hah kenapa aku harus sedih si?' batin Laras

"Ras"

"Eh iya mas, lebih baik mas istirahat biar aku siapin bajunya yang besok mau di bawa"

"Kamu nggak papa sendirian?" Laras hanya tersenyum, ingin berkata tidak apa-apa tapi faktanya dia ingin Fahri terus di sampingnya.

"Nggak papa mas, nanti aku bisa menginap di rumah ibu sama ayah"

"Atau kamu mau ikut? tapi aku mungkin akan sibuk"

"Laras terserah sama mas Fahri saja, kalau memang mas menyuruh Laras ikut tentu Laras akan ikut. Sekarang nas kan imam Laras"

"Hmm sepertinya lebih baik kita pindah ke Surabaya aja ya? aku juga ada rumah di Surabaya, malah sudah sejak lama ku persiapkan jika suatu saat aku menikah"

"Lalu rumah ini?"

"Biar mama sama papa aja yang tinggal di sini gimana?"

Akhirnya mereka berdiskusi cukup panjang dan memutuskan untuk tinggal di Surabaya. Meskipun begitu keesokan harinya Fahri masih pergi sendiri ke Surabaya. Laras memutuskan untuk berada di Malang sampai minggu depan Fahri menjemputnya.

**

Yumna dan Dimas akhirnya sampai di kos Yumna sekitar jam 8 malam.

"Terima kasih ya pak, sudah mengantar saya"

"Hmm sudah ku bilang panggil saja Dimas"

"Eh iya Dim, makasih ya"

"Sama-sama na, ya sudah kamu masuk dab istirahat ya"

"Iya hati-hati di jalan Dim"

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

"Menarik" gumam Dimas sembari berlalu dari kos Yumna.

Keesokan harinya Yumna sudah sampai di kantor pukul 8, seperti rutinitas biasanya. Yumna selalu sibuk dengan proses rekrutmen dan SDM di tempatnya bekerja. Beruntung menjelang resign berbagai tawaran posisi memilih Yumna. Yumna tidak terlalu bekerja shifting seperti sebelumnya, bahkan dia sudah mendapatkan jadwal libur tetap sabtu minggu. Meskipun demikian Yumna masih sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Beberapa menit setelah Yumna duduk, Dimas masuk dan mendapat salam hormat dari karyawan yang di sana. Dimas sekilas melirik ke ruangan Yumna, Yumna membalas senyuman Dimas seperti karyawan lainnya.

"Aku pikir ada yang berbeda sama pak Dimas, nggak biasanya dia tersenyum kaya begitu" ucap teman Yumna bernama Vanes

"Ah maksud kamu"

"Jangan-jangan dia sedang jatuh cinta, tadi sih lirikannya ke sini? apa anak HRD ya na?"

"Hah kamu ini ada-ada saja, mana mungkin?"

"Ih kamu gak percaya, pasti sama aku" ucap Vanes dengan percaya diri

"Udah ah, yuk kerja nanti keburu denger dan di tegur loh" ajak Yumna kepada Vanes

Beberapa waktu berlalu, sekarang sudah masuk jam makan siang.

"Kita keluar cari makan yuk na, udah laper"

"Kamu duluan aja gak papa nes, aku masih belum selesai"

"Iiih ayo" ucap Vanes merengek. Yumna akhirnya mengikuti permintaan sahabatnya ini. Saat mereka keluar ruangan, bersama itu pula Dimas keluar dari ruangannya.

"Kalian mau kemana?"

"Emm kami mau . . . makan pak" ucap Vanes sedikit takut. Dimas memang terlihat dingin dan cuek di kantor.

"Oh, gimana kalau bareng saya aja. Kebetulan saya juga mau makan keluar"

"Mau mau pak" ucap Vanes dengan riangnya

"Tidak usah pak, terima kasih" ucap Yumna

"Ih kamu apaan si na, mumpung" sambil berbissik ke telinga Yumna

Mereka berdua akhirnya tidak bisa menolak ajakan Dimas, dan makan berempat dengan Hilman sahabat sekaligus sekretaris Dimas. Tanpa mereka sadari, Dimas selalu memerhatikan Yumna.

"Terima kasih pak" ucapan tulus dari Vanes, saat mereka tiba di kantor.

"Iya sama-sama, eh na nanti setelah jam kantor selesai boleh ke ruangan saya?"

"Baik pak, dan terima kasih atas makananya"

Yumna dan Vanes memasuki ruangannya dan duduk di kursi masing-masing.

"Eh na, kayanya pak Dimas suka deh sama kamu"

"Hus ngarang aja, mana mungkin nes. Lagian kamu tahu kan? 2 bulan lagi aku nikah, aku udah ada mas Arsya sayangku"

"Ih kamu nggak nyadar apa? tadi sewaktu di restoran dia curi-curi pandang dan selalu merhatiin kamu?"

"Masa si nes? udah ah, udah ayo balik kerja"

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, jam kerja sudah selesai. Sesuai dengan janjinya pada Dimas, Yumna menuju ruangan Dimas.Setelah membahas deadline proyek mereka, Dimas mengajak Yumna pulang bareng.

"Terima kasih pak, saya pulang sendiri saja. Lagian dekat, ini juga sudah di tunggu Vanes"

"Oh begitu, ya sudah hati-hati ya na"

"Iya pak"

Yumna pulang jalan kaki sendiri, sebenarnya Vanes sudah wa jika dia pulang duluan. Yumna masih enggan terlalu dekat dengan Dimas, selain karena urusan pekerjaan. Bagaimanapun sebentar lagi dia menikah, dan Dimas adalah adik dari mantan tunangannya.

Sudah seminggu sejak keberangkatan Yumna, komunikasinya dengan Arsya sedikit berjarak karena kesibukan keduanya. Setelah tindakan operasi, Arsya mendengar ponselnya bergetar. Arsya tersenyum melihat nama yang tertera di handphonennya.

📱 My Yumna is Calling . . .

🌹🌹🌹

Terima kasih buat yang sudah kasih PS dan sering komen. jangan lupa kasih PS nya lagi yaa 😉. Buat yang belum kasih PS, di tunggu 😊😊. 100 power stone besok up lagi.

Nie_sajah

ronika2912

Dewi_Saras_Wati

Mynm_PN

Muryani26

Veby_Januarta

Daoist108506

Aniik_Ariezt

Manik_Widi

Muh_Lis_8775

Tri_Icus_Susanto

Santi_Hanif

susimanis

Safrin_Taher

Kartikasri597

Gieta_Yoana_Putri

Iza_Asmaraali


クリエイターの想い
Lail88 Lail88

Mohon maafkan author lama tidak up. Semoga masih ada yang membaca dan menunggu kelanjutan cerita Yumna dan Arsya. 100 Power Stone besok Up lagi. Yuk banyakin PS dan komen di sini. Makasih sayangnya author.

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C44
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン