アプリをダウンロード
55.17% YangTerpilih (YTP) / Chapter 32: Pesan Untuk Calon Menantu

章 32: Pesan Untuk Calon Menantu

Wajah Arsya sudah sangat dekat dengan Yumna, hampir dia hilang kendali untuk mencium Yumna. Yumna tampak sangat keibuan dan terlihat menggoda di mata Arsya saat dia berada di dapur. Perlahan menarik Yumna dan beberapa saat kemudian Arsya sudah sangat dekat , bibirnya hampir mengecup bibir Yumna. Yumna melonggarkan pelukan Arsya namun tidak cukup kuat menahan Arsya dan suara deheman dari luar menyadarkan mereka.

🔹🔹🔹

"Onty, Ellen haus"

Yumna tersadar dan melepaskan Arsya. Keadaan menjadi kikuk, mereka saling bertatap dan sibuk dengan perasaan masing-masing.

"Maaf" kata Arsya dengan sedikit penyesalan sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Arsya berjanji tak akan menyentuh Yumna sebelum benar-benar sah, namun apa yang baru saja dia lakukan?

dia hampir saja mencium kekasihnya meskipun tidak ada penolakan dari Yumna.

"Maaf khilaf ya Allah" begitulah pikir Arsya.

Yumna yang malu dan perasaannya tidak menentu hanya berlalu sambil membawa air mineral permintaan Ellen.

"Iya sayang, ini onty ke sana sebentar".

🔹🔹🔹

Mereka bertiga duduk di ruang keluarga sambil bermain, mama Arsya turun dan bingung mendapati keduanya dalam keadaan canggung.

"Ehm, kalian kenapa diem dieman? apa terjadi sesuatu?"

"Gak papa kok ma" jawab Arsya sekenanya

Mama memandang Yumna meminta penjelasan, Yumna tersenyum dan mengangguk.

"Hmm, yakin?"

"Iya ma nggak papa, Ellen udah bosen"

"Ih tante Ellen masih mau di sini enak, kalau di rumah di gangguin sama mas Ega"

Yumna hanya meringis, alasannya terbantahkan oleh Ellen.

"Loh tadi katanya mau beli es krim kan? nanti tante beliin"

Mata Ellen berbinar mendengar kata 'es krim'. "Ayok ayok te, ayo om" Ellen segera menarik Arsya yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Sudah sana a, anterin Yumna sama Ellen. Atau kalian bisa kemana gitu, bosen kan dari tadi di rumah aja"

Arsya hanya pasrah mendengar permintaan mamanya, kalau sudah berurusan dengan Yumna mamanya selalu memanjakan calon mantunya.

"Tidak usah ma, mas Arsya pasti capek juga Yumna sama Ellen biar naik taksi aja".

"Nggak sayang, mama nggak bakal ijinin kamu pulang sendirian" perintah mama.

"Tapi mama kan baru saja sampai, biarin mas Arsya di rumah quality time sama mama papa"

"Kan bisa nanti sayang, anterin kamu dulu lagian aku juga mau quality time sama kamu" ucap Arsya masih canggung.

"Iya betul, setelah nganter kamu kan bisa" jawab mama menimpali

"Baiklah" Yumna akhirnya mengalah dengan permintaan mereka.

"O iya ini buat bunda ya sayang, nanti kapan-kapan mama dan papa juga akan ke sana. Sampaikan salam mama ya"

"Makasih ma, merepotkan"

"Ah kamu bicara apa, kan buat calon besan sama calon mantu kesayangan mama".

"Ya sudah kami pergi dulu ya ma, assalamu'alaikum"

Mereka akhirnya pergi menuju mobil Asrya, Yumna di samping Arsya dan si kecil Ellen duduk di belakang. Sebenarnya sejak kejadian tadi membuat keadaan menjadi canggung diantara keduanya.

Dalam perjalanan, mereka hanya saling diam dalam keadaan canggung.

"Kita mau kemana dulu,yang?"

"emm terserah mas" masih dengan nada juteknya Yumna.

"Kita mampir beli es krim dulu ya, Ellen mau kan katanya tadi mau beli es krim?" bujuk Arsya.

"Asiiikkk mau om mau" jawab Ellen dengan riangnya.

Yumna hanya tersenyum melihat tingkah ponakannya. "Mas Arsya paling bisa membuat Ellen bahagia" batin Yumna. Senyuman itu di sadari oleh Arsya dan berakhir menggodanya.

"Kenapa yang terpesona sama aku?" kata Arsya dengan santainya.

"Ih apaan? enggak kok, cuma mikir aja mas paling bisa bikin Ellen bahagia"

"Kamu cemburu?"

"Enggaklah". Jawab Yumna dengan singkat. Arsya hanya tersenyum melihat tunangannya.

"Kok nggak cemburu sih?"

Beberapa waktu berlalu mereka mampir di kedai gelato and coffe yang terkenal di kota Malang. Mereka duduk di area khusus dengan sofa dan gambar menarik cocok untuk dewasa dan anak-anak seperti Ellen. Mereka masuk ke kedai tersebut seperti keluarga kecil bahagia. Arsya dan Yumna menggandeng Ellen yang berada di tengah. Sambil menunggu pesanan mereka datang Ellen sibuk bermain game di hp Yumna, sedangkan kecanggungan diantara Yumna dan Arsya sudah melebur. Tidak berapa lama pesanan mereka datang, Ellen masih sibuk dengan gamenya membuat Yumna turun tangan untuk menyuapinya. Sesekali dia lahap untuk dirinya sendiri, sehingga bekas es krimnya belepotan di bibirnya. Arsya menyadari itu dan mengulurkan tangannya untuk membersihkan bekas es krim yang ada di bibir Yumna.

"Malu mas ah, di lihatin orang"

"Ini kan ruang private, tu nggak ada orang"

"Serah mas aja lah"

"Yakin?" Arsya tersenyum dengan tatapan menggoda Yumna. Yumna hanya diam tidak berani berkomentar.

"Kayanya yang itu enak yang"

"Mas mau? aaa . . . "

Aku punya cara lain menikmatinya. Yumna masih bingung dengan ucapan Arsya dia justru membalikan sendoknya. Yumna masih terbelalak kaget dengan tindakan Arsya. Yumna hanya bengong melihat tingkah tunangannya itu. Untung saja saat itu Ellen sudah tertidur karena kelelahan.

"Kamu marah yang?"

"Emm enggak bukan begitu, tapi mas bikin kaget aja ini tempat umum bagaimana kalau ada yang lihat?"

"Berati kalau bukan tempat umum boleh dong? lagian tempat ini kan private"

"Ih sejak kapan mas kecanduan begituan? ingat mas, mas kan udah janji"

"Iya ya mas ingat janji mas, udah yaa yuk mending kita pulang kasihan Ellen udah tidur"

Arsya dengan sigap menggendong Ellen yang tertidur dan membawanya ke mobil. Mereka pulang ke rumah Yumna. Sesampainya di rumah Yumna , Yumna membukakan pintu mobil Arsya kembali menggendong Ellen. Pemandangan itu di saksikan oleh bunda dan Ayah dan kak Listi yang mencari Ellen.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

"Duh keluarga bahagia habis dari mana aja nih?" goda kak Listi.

"Mbak nih senengnya godain mulu"

"Benar kan bund, mereka udah kaya keluarga bahagia?" Kak Listi meminta dukungan bunda dan Ayah, dan mereka hanya tersenyum. Bahagia rasanya menyaksikan anak bungsunya sudah dewasa dan sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Mereka pun berbahagia, pada akhirnya Yumna bisa kembali tersenyum setelah kepergian tunangannya beberapa tahun lalu, Dicky Adhiyudha Pradhana.

"erima kasih Ya Allah engkau telah memberi kebahagiaan lagi untuk anakku, semoga mereka akan selalu bahagia" bunda bermonolog dalam hati, begitupun dengan ayah.

Mereka duduk dan berbincang sebentar di ruang tamu, mengunggu Yumna ganti baju ke kamar.

"Terima kasih ya sya, sudah membuat anak bunda kembali tersenyum bahagia seperti sekarang" titah bunda kepada calon menantunya.

"Sama-sama bun, Arsya juga bahagia takdir mempertemukan kita tanpa sengaja"

"Ini adalah takdir Allah, tidak ada yang namanya kebetulan nak" bunda kembali menasehati Arsya sedangkan Yumna berada didapur membuat minuman

Ayah yang dari tadi hanya diam ikut bersuara

"Ayah titip Yumna sya, meskipun anak bungsu dia anak yang tegar, mandiri, selalu nurut sama orang tua, jarang sekali mengeluh, bahkan dia lebih dewasa dari mbaknya. Dia itu . . ." ucap Ayah berlanjut sambil berlinang air mata dan Arsya hanya diam mengangguk dan memperhatikan dengan seksama betapa Arsya merasakan jika ayah sangat menyayangi putrinya meski tak pernah dia tampakkan secara langsung.

"Baiklah yah, Arsya akan berusaha membahagiakan Yumna. Semoga kami berjodoh hingga surga Nya" ucap Arsya dengan serius

"Aamiin, ayah sangat berharap"

"Apa ayah dan bunda tidak papa jika nanti setelah menikah Yumna dirumah Arsya? ada kemungkinan nanti Arsya pindah dinas"

"Ketika sudah menikah, itu berati sudah tanggungjawab kamu. Ayah percayakan anak bungsu Ayah sama kamu sya"

"Terima kasih ya yah, sudah percaya Arsya"


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C32
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン