Kami mendatangi pondok Diligence. Salah satu anak Diligence adalah teman baik Isla dan Justin, namanya Allen.
Allen memberi lapisan tambahan pada perisaiku dan beberapa mekanisme di sepatu kami, membuatnya bisa mengambang di udara ataupun air.
"Kamu lebih baik ketemu ama peramal dulu," saran Will. "Dia bisa membantu banyak."
"Dimana dia?" tanyaku.
"Pondok kecil di dekat pondok Sloth," jawab Isla.
Aku bergegas ke sana. Pondok itu kecil, setengah dari pondok temperance yang sudah termasuk kecil.
Seorang lelaki berpakaian dengan motif rasi bintang memandangku dan tersenyum bodoh.
"Hamba sudah menduga bahwa anda akan datang menemui hamba cepat atau lambat, Wahai Anak Leader of Paradox," ucapnya sopan. "Senang akhirnya bertemu dengan anda."
"Senang bertemu denganmu juga, um..." Aku kebingungan mau memanggilnya apa.
"Nama saya Blavat, Wahai," Blavat tersenyum.
"Ya, senang bertemu denganmu, Blavat," ucapku ramah.
Blavat tersenyum. Ia bermain dengan rakun di kandang yang diletakkan tepat di sampingnya.
Rakun itu tampak lucu ketika memakan makanannya dan memandangku dengan lugu.
"Pergilah ke bawah sana
Kuberi peta pada anaknya
Carilah tanda darinya
Ingat akan penjaga di sana
Kadang lebih baik memilih yang paling buruk
Ketimbang yang paling baik
Jangan takut akan orang luar sana
Takutlah pada orang dalamnya
Oh... Carilah wahai...
Kami menunggunya 5 hari"
Ucapan itu cukup dicatat untuk diperhatikan nanti.
Blavat memberikanku peta yang entah muncul darimana. Aku berterima kasih dan melihat peta itu.
"Peta apa ini?" tanyaku.
"Peta yang akan membawamu ke 3 pos dunia menuju kerajaan ayahmu," jawab Blavat. "Tapi, jangan kira akan mudah hanya karena kamu anaknya. Leader of Paradox amat menyayangi anaknya, tapi saat ini dia bukan ayah tapi seorang penguasa."
"Aku mengerti," Aku mengangguk. "Dia harus bersikap layaknya penguasa yang adil. Aku harus membuatnya terkesima bukan karena aku anaknya, tapi karena aku seorang Half-Blood karena aku adalah Azalea Pandora."
Blavat tercengang. Ia tersenyum lembut dan mengelus rakunnya.
"Kamu pantas menjadi anaknya, Wahai," ucap Blavat. "Teruslah seperti. Jangan jadi anak Leader of Paradox. Jadilah dirimu, jadilah Half-Blood bernama Azalea Pandora."
Aku mengangguk.
"Terima kasih telah membantu," Aku tersenyum. "Sampai jumpa. Aku akan memastikan bahwa aku pulang dengan membawa kabar baik."
Blavat mengangguk. Ia membungkuk sedikit.
"Anda pasti bisa,"