Setelah beberapa hari setelah penculikan Yukina, hari berjalan dengan damai. Hari itu adalah hari Sabtu.
Alvina, Denzel, Albern, Ermin, dan Rheinalth juga sudah pulang setelah beberapa lama.
.
.
"Teman-teman, aku merasa tidak enak telah melakukan hal yang buruk pada kalian semua.. jadi aku ingin membalas budi kalian..." kata Odelia.
"Tenang saja... di sini tidak ada namanya balas dendam.." kata Alvina.
"Iya Odelia, tidak apa-apa. Kita juga jadi paham dengan sekolah-sekolah lainnya." Kata Kurosa.
"Tapi tetap saja..." kata Odelia.
"Jika aku melakukan hal itu, hal-hal yang buruk itu, jika aku melakukannya di sekolah lain, semua orang pasti tidak akan berbuat sebaik kalian padaku." Kata Odelia.
Odelia memegang dadanya,
"Sekolah Kannoya Academy benar-benar spesial." Kata Odelia.
Semuanya tersenyum.
.
"Aku akan melakukan apapun agar kalian senang!" Kata Odelia.
"Eeeeeh..." kejut Asuka.
"Sudahlah.... lihat.. senang... kita senang!" Kata Kurosa.
Odelia melihat ke arah Lucianna yang menunjukkan muka cuek (memang dia ini sedikit cuek).
Kurosa datang kepada Lucianna. Lalu mendempelnya,
"Tersenyumlah.. dan katakan... senang!" Kata Kurosa seolah-olah ia telah menghipnotis Lucianna.
Lucianna kebingungan, tetapi ia tetap melakukannya,
"Senang...." kata Lucianna dengan senyuman anehnya.
"... itu terlihat dipaksakan.. baiklah.. aku akan mentraktir kalian." Kata Odelia.
"BENARKAH?!" Kejut Kurosa.
"Yah... asala ada makanan... dasar Kurosa.." keluh Asuka.
"Baiklah..." kata Alvina.
Akhirnya semuanya mendaftar untuk ditraktir roti oleh Odelia di sebuah toko roti terbaik di kota itu.
"Odelia, aku pesan roti biasa." Kata Asuka.
"AKU! AKU! AKU INGIN ROTI TERENAK!" Kata Kurosa sambil memegang pulpennya.
"Aku? Ada roti landak? Sepertinya lucu. Aku minta dua deh.." kata Denzel dengan mukanya yang sedikit memerah. Albern menatap gerak-gerik Denzel secara tajam.
"A-A-Apa sih?!" Tanya Denzel dengan mukanya yang sangat merah.
"Hm....." kata Albern sambil menutup kedua matanya dan mengelus-elus dagunya.
"Aku boleh minta roti kepang?" Tanya Toshiko.
"Aku roti keong saja... aku dari dulu penasaran rasanya bagaimana.." kata Yukina.
"Baiklah, kalau ada roti tanah, aku minta." Kata Ardolph.
"Itu kan kue tanah dan itu sudah tidak zaman..." kata Nera.
"Siapa tahu ada!" Kata Ardolph.
"Baiklah... aku roti apapun boleh." Kata Nera.
"Aku mau roti salju." Kata Aerum.
"Aku sama dengan Aerum." Kata Lucianna.
"Hm... aku roti keong saja, dua ya, untukku dan untuk Rheinalth." Kata Ermin.
"Eh?" Kejut Rheinalth.
"Aku kue sus aja ya." Kata Osamu.
"Aku roti yang panas deh." Kata Alvina.
"Apakah itu roti sooobek?" Tanya Asuka.
"Apa maksudmu?" Tanya Alvina.
"Aku roti sobek deh." Kata Alfred.
"Hiyahahahahaha!" Tawa Asuka.
"Ga jelas banget deh... makin lama makin aneh si Asuka.." keluh Alvina.
"Aku roti coklat saja ya! 2 roti coklat!" Kata Alexa.
"Satunya buat siapa mama?" Tanya Shinaiaru.
Alexa mengelus-elus kepala Shinaiaru.
"Lihat saja deh.." kata Alexa.
"Aku kue cangkir deh." Kata Albern.
"Baiklah, semuanya sudah kucatat di kepalaku." Kata Odelia.
Lalu Odelia segera pergi.
.
.
.
.
.
"Lama sekali ya..." tanya Toshiko.
"Benar.." jawab Yukina.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya setelah 3 jam, Odelia kembali dengan membawa banyak sekali kantung belanja.
"Wow! Terimakasih Odelia!" Kata Kurosa sambil berlari ke arah Odelia hendak membongkar isi kantung itu.
"Tenang saja! Biar aku yang mengantarkan pesanan kalian!" Kata Odelia.
"Oohh.." kejut Kurosa.
Odelia mengambil sesuatu dari kantungnya.
"Kurosa, ini untukmu." Kata Odelia sambil memberikannya sebuah tart terkecil di dunia.
"HOEEEEE?! APA INI?!" Kejut Kurosa.
"Kue yang lebih kecil dari sebuah pulpen. Kurosa meminta yang sekecil pulpen kan? Maaf adanya yang lebih kecil." Kata Odelia.
Kurosa langsung membatu.
.
"Denzel, ini." Kata Odelia sambil memberikannya dua ekor landak.
"HAH?!" Kejut Denzel.
"Kenapa?" Tanya Odelia.
"Aku meminta roti landak, bukan landaknya..." kata Denzel sedikit kecewa.
"Denzel.. peliharaanmu bertambah dong.." kata Kurosa.
"Iya.. aku juga tidak rela membuangnya." kata Denzel.
"Yukina, Ermin, Rheinalth, ini." Kata Odelia sambil memberikan mereka bertiga seekor keong masing-masing.
"Lho?" Kejut Yukina.
"Apa ini?" Tanya Ermin.
"Keong." Kata Odelia.
"Bukannya aku meminta roti keong ya?" Tanya Yukina.
"Salah ya?" Tanya Odelia sedikit kecewa.
"Oh... tidak.. tidak apa-apa." Kata Yukina takut membuat Odelia sedih.
.
"Baiklah.." kata Odelia.
Odelia datang kepada Lucianna dan Aerum.
"Ini." Kata Odelia sambil memberikan sekantung es.
"Aku tidak bisa menemukan salju jadi aku memberikan es." Kata Odelia.
"Eeeh..." kejut Aerum.
.
.
Odelia datang kepada Albern.
"Ini." Kata Odelia sambil memberikan sebuah cangkir baru dan antik.
"Yaah sudah kuduga aku dapat cangkir." Kata Albern.
.
"Ardolph, ini." Kata Odelia sambil memberikan pot yang berisi tanah.
"Eeh?" Kejut Ardolph.
Nera menertawakan nasib Ardolph.
"Aku memang penyihir tanah, tapi bukan berarti aku pemakan tanah.." kata Ardolph.
"Toshiko.. ini." Kata Odelia sambil memberikannya sebuah wig yang dikepang.
"Eeh?" Kejut Toshiko.
.
"Alvina, Alfred, ini." Kata Odelia sambil memberikan sebuah poster bergambar lelaki yang memiliki 'roti sobek'.
Alvina terkejut hingga tak sadar diri.
"Oooh begitu ya, Alvina memang terobsesi dengan 'roti sobek' selama ini!" Kata Alfred.
Alfred melihat poster itu,
"Aku bukan seorang maho.." pikir Alfred.
.
"Asuka, Nera, ini." Kata Odelia sambil memberikan sekantung penuh roti tawar.
"Waah terimakasih!" Kata Nera senang.
"Boleh deh.." kata Asuka.
.
"Dan juga, Alexa. Ini." Kata Odelia sambil memberikan 2 buah roti coklat.
"Terimakasih Odelia!" Kata Alexa.
Shinaiaru melihat dengan penuh harapan.
"Ini, Shinaiaru, aku yakin kamu suka." Kata Alexa sambil memberikan sebuah roti coklat kepada Shinaiaru.
"Waaah!" Kejut Shinaiaru, lalu Shinaiaru langsung memakannya.
"Enak!" Kata Shinaiaru.
"Benar kan?" Tanya Alexa.
"Alexa benar-benar jadi ibu deh..." kata Asuka.
.
.
"Baiklah, semuanya, bilang terimakasih pada Odelia!" Kata Nera yang bahagia telah mendapatkan sekantung penuh roti tawar.
"Terimakasih Odelia..." kata semuanya yang mendapat apa yang mereka mau dengan semangat dan kepuasan.
"Terimakasih Odelia....." kata semuanya yang mendapatkan benda-benda atau makhluk aneh dengan rasa sedikit kecewa dan terimakasih.
Odelia melihat, rupanya banyak yang tidak puas.
"Sepertinya aku kurang berlaku baik, aku akan mentraktir kalian minuman jika kalian mau." Kata Odelia.
"HOEEEEE?!" Kejut Kurosa.
"Odelia.. kami tahu kamu kaya, tapi uangnya disimpan saja, kita sudah sangat berterima kasih kok! Beneran kok!" Kata Nera.
"Ya, kita puas kok." Kata Ardolph dengan senyuman palsu.
"Begitu.. baiklah." Jawab Odelia.
"Baiklah, karena aku juga berbuat jahat pada kalian, aku akan membuatkan kalian semua minuman, adil?" Tanya Albern.
"Waaah Adil sekali!" Kata Kurosa yang masih kelaparan setelah menelan roti terkecil di dunia.
Akhirnya Albern membuatkan banyak sekali minuman.
"Minuman Albern enak!" Kata Kurosa.
"Tentu saja.. Albern adalah anak dari seorang pengusaha cafe terbaik di kota ini." Kata Toshiko.
"Pantas.." kata Kurosa.
.
.
Akhirnya mereka menikmati malam itu.
.
.
.
.
.
bonus
"Junko...." kata Denzel.
"Waah apa yang Denzel ingin lakukan pada sore hari ini? Apakah? Apakah? Apakah pernyataan perasaan?" Pikir Junko.
"Ini..." kata Denzel sambil memberikan seekor landak pada Junko.
"Eh..." kejut Junko.