Ardolph mulai berpikir.
"Mengapa Yukina... mengapa... kamu selalu menyalahkan dirimu...."
"Mengapa kamu membenci dirimu? Mengapa? Mengapa kamu selalu menyalahkan dirimu?"
"Mengapa.... kau pikul semua beban itu sendiri dan kamu selalu berpura-pura bahwa kamu baik-baik saja... aku tahu semua itu...."
"Aku tahu Yukina.... mengapa kamu tidak pernah bercerita denganku... meskipun aku mengetahuinya.... tetapi.... kamu selalu menyembunyikannya...."
"Yukina.... mengapa... kamu kembali pada dirimu yang dahulu?"
Ardolph mulai sedih.
"Yukina..... aku...."
"Aku.... menyayangimu.... sebagai partner terbaikku.... sebagai sahabat dan teman...."
"Mengapa kamu.... menyalahkan dirimu lagi? Bukannya kita ini teman? Bukan sekedar teman...."
"Yukina... apa yang kamu pikirkan.... mengapa kamu selalu menyalahkan dirimu? Mengapa...."
Ardolph menunduk.
"Yukina..... tenanglah..... ini bukan salahmu... ini adalah keputusan kami..... untuk menyelamatkanmu.... jadi... ini bukanlah salahmu...."
"Rei menyerang bukan karenamu.... itu karena kebencian yang ia alami dahulu... itu yang kudengar dari para pahlawan sih.... tetapi ini bukanlah salahmu!" Kata Ardolph di dalam hatinya.