"Tanpa tangan... aku menerima tantanganmu." Kata Junko.
"Baiklah, kalau kamu kalah, kamu harus jadi pacarku. Kalau aku kalah, aku jadi pacarmu." Kata Denzel.
Muka Junko langsung memerah,
"AAAAAAH~ KALAU BEGITU AKU MENGALAH SAJAA~ Tapi itu tidak boleh Junko.... nanti yang lainnya dalam masalah!" Kata Junko dengan dirinya sendiri.
.
.
"Technology sword." Kata Denzel. Sebuah pedang futuristik muncul. Denzel mengambilnya, dengan segera mesin-mesin merambat dari pedang Denzel ke atas tubuhnya.
Denzel menerjang, Junko dapat menghindarinya dengan sangat mudah.
Denzel berusaha menebas Junko. Denzel mengayunkan pedangnya, tetapi Junko terus menerus menghindar.
"Blood paralize." Kata Junko.
Sihir itu membuat darah menjadi kaku dan biasanya orang tersebut akan merasa kesemutan.
Tetapi, anehnya, Denzel tidak mendapatkan efek apapun. Tanpa sengaja Denzel menebas tangan kanan Junko, sehingga tangan Junko terluka.
"Aaah... maaf Junko... aku tak sengaja." Kata Denzel.
Junko berpikir.
Denzel mulai menerjang lagi, tetapi Junko terus bergerak mundur.
"Aneh... ms. Bloody saat terluka seharusnya ia bisa menyembuhkan lukanya dengan cepat, mengapa ia tidak melakukannya?" Pikir Controler.
Junko menghindar terus. Darahnya mengalir keluar dari tangan kanannya.
"Ia sudah memutari tempat dimana aku berdiri..." pikir Controler.
"Mungkin ia punya rencana!" Pikir Controler.
Controler segera menfokuskan diri kepada Denzel. Denzel berhenti menyerang Junko.
"Kamu punya rencana rupanya.." kata Denzel.
"Hehe.... kalian menyadarinya terlambat sekali." Kata Junko.
Junko membungkuk.
Dari darah yang terjatuh ke atas tanah, semua darah itu segera meledakkan diri. Karena Junko sudah memutari tempat di mana Controler berdiri, Controler tidak bisa ke mana-mana. Tetapi Controler juga tidak berniat untuk pergi.
Asap memenuhi tempat itu.
"Magic eater..." kata Junko.
Sebuah cambuk darah muncul dari telapak tangannya, ia menjatuhkannya, lalu mengambilnya dengan mulutnya.
"Pakai mulut? Dan... apa itu magic eater?" Pikir Controler.
Denzel menerjang Junko dan berusaha untuk menebasnya. Tetapi Junko menahan tebasannya dengan cambuknya, dan seketika itu juga pedang Denzel menghilang bersama dengan mesin-mesin yang berada di atas tubuh Denzel.
"Apa? Sihir yang aneh.." pikir Controler.
"Sihir magic eater.... sihir yang memakan sihir lain, dan yang memiliki magic eater bisa menggunakan sihir yang dimakan itu." Kata Junko.
"Blood Technology." Kata Junko.
Mesin-mesin mulai merambat di atas permukaan tubuh Junko. Mesin-mesin itu berbentuk seperti baju perang futuristik yang berwarna merah darah. Dengan sihir Denzel, borgol Denzel yang berada di tangan Junko juga melepaskan diri.
Junko mengambil cambuknya dari mulutnya. Mesin-mesin mulai merambat sedikit pada cambuk darah Junko.
Controler terlihat sangat tenang.
"Biarkan aku yang mengontrol mereka." Kata Junko.
Junko menerjang ke arah Controler. Tetapi Denzel selalu menghalanginya.
"Begitu... setiap kali aku ingin menyerang Controler, aku selalu terhalang oleh Denzel." Pikir Junko.
Junko mengayunkan cambuknya pada Controler, tetapi Denzel menghalangi Junko terus menerus.
"Susah.... sekali." Pikir Junko.