Hanya dalam waktu 2 hari Katsumi sudah pulih. Seperti janji sebelumnya, mereka mengadakan girls time.
Untuk awalan, mereka memasak bersama di asrama Kannoya Academy kelas A.
"Waaah masakan Nera sungguh enak!" Puji Kurosa.
Lalu Kurosa mencicipi masakan Yukina.
"... mengapa warnanya hitam?" Tanya Kurosa.
"Eehm... aku memakai kecap terlalu banyak sepertinya." Kata Yukina.
Kurosa memakannya, rasanya sangaaaaaaat..... neraka.
"Yukina.... karena masakanmu jelas-jelas gosong, KAMU DIELIMINASI!" Kata Kurosa.
"Yeee....." kata Yukina perlahan.
"Dan... Alvina... mengapa masakanmu merah sekali?" Tanya Kurosa.
"Memang begitu." Jawab Alvina.
Kurosa memakannya, Kurosa terbatuk-batuk karena rasa makanannya sangatlah pedas.
"Alvina, makananmu seharusnya enak jika kamu tidak.. uhuk uhuk... memakai cabai terlalu banyak, karena rasa makanannya jadi tidak seimbang, KAMU DIELIMINASI!" Kata Kurosa.
"WOI SEDIKIT-SEDIKIT KOK ELIMINASI?" Balas Alvina.
"TENTU SAJA BEGITU, NAMANYA JUGA MASAK!" Balas Kurosa.
"Yah... mengapa jadi Masterchef begini?" Pikir Asuka.
.
.
Akhirnya, memasak selesai.
.
.
Selanjutnya, mereka saling mendandani di kamar Asuka.
"Rambut Yukina sangat lucu dengan hairstyle milik Kurosa!" Kata Megan.
"Rambut Lucianna juga bagus saat dijadikan ponytail." Kata Asuka.
"Asuka juga manis jika memakai hairstyle milik Nera versi panjang." Kata Takusan.
"Half pigtail bun juga cocok untuk Megan! Maniis!" Kata Kurosa.
"Dan Kurosa terlihat lebih cantik jika rambutnya diurai seperti itu." Kata Yukina.
"Rambut Alvina dengan twin braid juga bagus!" Kata Nera.
"Rambut Takusan yang biasanya memakai pigtail bun, juga lucu jika hanya memakai pigtail." Kata Alvina.
Mereka bersenang-senang bersama.
.
.
"Nah, mari kita berbincang!" Kata Kurosa.
"Berbincang apa?" Tanya Megan.
"Pengalaman tak terlupakan!" Kata Kurosa.
"Eee.... yang seperti apa?" Tanya Ermin.
"Boleh memalukan, boleh mengharukan, boleh apapun deh." Jawab Kurosa.
.
"Oke, kita mulai dari samping kiriku saja!" Kata Kurosa.
"E? Aku?" Kejut Takusan.
"Ya!" Jawab Kurosa.
"Bukan kamu dulu?" Tanya Takusan.
"Aku sudah saat di rumah sakit!" Kata Kurosa.
"Aaah... baiklah." Kata Takusan.
"Ini pengalaman memalukan. Jadi, hobiku adalah menstalking orang yang berpacaran... setindaknya orang yang dekat." Kata Takusan.
"Waaah... jahat sekali itu." Kata Sally.
"Lalu, saat itu aku sedang menstalking salah satu pasangan, lalu aku tertangkap basah." Kata Takusan.
"Waah bagaimana perasaanmu?" Tanya Kurosa.
"Aku senang dan malu." Jawab Takusan.
"Dan juga, terkadang aku suka menyusup ke perkawinan orang lain yang tak kukenal." Kata Takusan bangga.
"Woooo mengerikan!" Kejut semuanya.
.
.
"Baiklah, giliranku." Ermin.
"Aku.... pengalaman mengharukan. Mungkin....
Jadi, pada saat itu memang kelakuan ku sungguh lelaki, mulai dari malasnya hingga penampilannya. Itu karena aku merasa bahwa menjadi perempuan itu memalukan. Tetapi, aku bisa menjadi sedikit tidak kelaki-lakian itu karena... dia. Dia selalu membuatku yakin akan diriku sendiri. Dia juga selalu berkata bahwa perempuan itu hebat. Sejak itu... " kata Ermin, ia memegang dadanya.
"Aku sedikit berbangga menjadi perempuan." Sambungnya.
"Waaah... siapakah si dia?" Tanya Megan.
"Ehehe... ada lah..." kata Ermin.
"Lhoooooo, kok begitu." Protes Katsumi.
"Aku tahu, itu pasti si ----" kata Junko yang lalu ditutup mulutnya oleh Ermin.
"Siapa? Siapa?" Tanya Takusan semangat.
"Ada lah..." jawab Ermin.
.
.
"Baiklah, aku." Kata Junko.
"Pengalaman..... aku tidak tahu ini pengalaman apa, tapi...
Aku senang sekali pada saat itu Denzel ingin berdansa denganku! "Kata Junko.
Mata Yukina dan Takusan mulai berbintang-bintang, mereka mendekati Junko dengan semangat sambil berkata,
"Bagaimana perasaanmu?"
Asuka berbisik pada Megan,
"Mereka berdua pasti menjadi teman baik... hihihi..."
"Perasaanku... yah.... senang sekali tentunya! Tetapi aku berkali-kali tak sengaja menginjak kakinya karena terlalu senang." Kata Junko.
"Waah, bagaimana keadaan kakinya?" Tanya Yukina.
"Sepertinya baik-baik saja..." jawab Junko.
.
.
"Selanjutnya, aku." Kata Megan.
"Pengalaman mengharukan....
Ini terjadi pada saat aku masih SD. Karena kulitku yang hitam dan rambut keritingku, aku sering diejek oleh teman-teman sekelasku. "Kata Megan.
"Aaaah... Megan, tetapi justru karena itu kamu sangat cantik!" Kata Yukina.
"B-Benarkah?" Kejut Megan.
"Mengapa kamu berbicara seolah-olah aku berbohong..." kata Yukina sedikit sedih.
"Ah.. bukan begitu maksudku... tapi, jarang sekali orang berkata begitu padaku." Jawab Megan.
"Lalu.. aku pernah bertanya pada ibuku, 'mengapa aku dilahirkan seperti ini? Keriting, hitam, dan juga tidak cantik..?'
Ibu hanya tersenyum,
'Kamu cantik, Megan.' Kata Ibu.
Tetapi aku berkata,
'Ibu, aku tidak cantik seperti yang lainnya.... aku berbeda dari yang lainnya...'
Ibu tersenyum,
'Bukannya berbeda itu bagus? Seperti adanya kumpulan ayam dan satu anak angsa? Memang anak angsa itu paling jelek dan suka diejek oleh teman-temannya. Tetapi pada saat ayam-ayam itu bertumbuh, mereka akan menjadi ayam biasa, tetapi anak angsa itu akan bertumbuh menjadi seekor angsa yang sangat cantik! Megan... kamulah anak angsa itu, ibu yakin kamu akan bertumbuh menjadi sangat cantik, meskipun Megan yang sekarang pun sudah cantik.'
'Tetapi teman-teman selalu berkata padaku bahwa aku ini jelek....' kataku.
Ibu menjawab,
'Tepat seperti di dalam cerita yang tadi ibu katakan. Suatu saat kamu akan bertumbuh sangat cantik Megan, percayalah. Dan suatu saat pasti akan ada yang berkata padamu bahwa kulit hitammu itu sungguh indah, rambut keritingmu sungguh indah, matamu seperti berlian, dan kamu sungguh mempesona. '
Perkataan itu belum bisa kupahami dahulu. Tetapi setelah aku lulus SD, aku tetap diejek oleh teman-temanku, hingga aku masuk SMA Kannoya Academy. Satu-satunya anak yang datang berkata padaku, 'kamu sungguh cantik, Megan!'. Akhirnya aku mengingat perkataan ibuku. "Kata Megan.
Semuanya bertepuk tangan.
"Keren..." kata Sally.
"Tetapi perkataan ibumu memang benar, kamu manis Megan!" Kata Kurosa.
"Yang mengejekmu adalah orang yang buta, tenang saja." Kata Asuka.
Lalu Megan mengingat sesuatu,
.
.
.
"Haah... susah sekali untuk menyerangmu, Sweetheart. Kamu sungguh amat cantik hingga hampir melelehkan kedua mataku. Tetapi aku tidak bisa memalingkan pandanganku darimu. Mata kebiruanmu sungguh indah. Kulit gelap mu itu seperti dark chocolate yang menyehatkan. Rambut keritingmu itu seperti gulungan cokelat nan indah.. sungguh mempesona." Kata Chaku.
.
.
.
Muka Megan tiba-tiba memerah.
"M-Mengapa orang itu.... mengatakan hal yang mirip dengan yang ibuku katakan..." pikir Megan.
"Eeeh? Megan? Ada apaaa?" Tanya Takusan.
Megan melamun.
"M-Megan?" Tanya Kurosa.
Yukina berpikir sebentar, lalu ia mengingat Chaku. Yukina terkejut karena baru menyadari bahwa Megan melawan Chaku sendirian.
Yukina memegang pundak Megan sambil bertanya,
"A-Apa yang ia lakukan padamu?!"
"Eh?" Kejut Megan.
"A-Apa yang ia lakukan padamu? Si Chaku aneh itu!" Kata Yukina.
Megan berpikir sebentar, Megan mengingat di mana Chaku mencium pipi kirinya. Muka Megan jadi sedikit memerah.
Yukina terkejut,
"M-Muka seperti itu... pasti dia melakukan sesuatu padamu! Aku akan mencarinya dan mengkebirinya (mengkebiri adalah suatu tindakan memotong alat kelamin) !" Kata Yukina.
"Eh? Eeeh?! J-Jangan! Bukan begitu!" Kata Megan.
"Lalu... apa?" Tanya Yukina.
"Ehm... eeeeeehmmmm.... aku.... aku tidak.... b-b-b-b-bisa menceritakan..... nya....> /// <" kata Megan.
.
.
.
Akhirnya semuanya sudah mendapatkan giliran.
"Waaaah asik sekali!" Kata Kurosa sambil menguap. Semuanya mengantuk, bahkan Katsumi sudah tertidur, bersama Alexa.
Akhirnya semuanya tertidur di kamar Asuka.