Keadaan Rheinalth dan Denzel sangatlah parah, kemarahan meliputi mereka berdua. Mereka berdua sekarang tidak diketahui keberadaannya.
.
.
"Batu lebih keras dari tanah, Ardolph." Kata Eric.
.
.
.
"Aku belum selesai! Jangan pikir kamu dan anak itu akan menang!" Teriak wanita itu.
Wanita itu membuat cincin yang sangat banyak, hampir tidak ada celahnya.
.
.
.
"Kalian ini.. hahaha... pindah saja ke tempat yang sepi.... hahaha." Kata gadis yang suka memindah-mindah itu.
.
.
.
"Kaliaan! Dasar anak kecil! Mana mungkin kalian bisa mengalahkanku!" Teriak lelaki itu. Kekuatan force yang amat besar mengalir pada tubuhnya.
.
.
.
"Hahaha! Kamu ingin meledak kan?" Tanya Cupid.
.
.
.
"Kita.... kalah?" Tanya Yukina di dalam hatinya.
Gumpalan lem itu datang kepada mereka dengan sangat cepat.
"Gas!" Teriak Megan.
Sebagian dari gumpalan itu berubah menjadi gas, tetapi setelah menjadi gas, ia memadat, bukan lagi cair, tetapi padat.
"Hah? Bagaimana mungkin?!" Kejut Megan.
.
.
.
"Katsumi, ayo!" Kata Katsumi yang hampir sampai, ia sudah berusaha keras hingga ia sangat kelelahan. Ia terus naik. Kurang 4 anak tangga lagi. 3 lagi. 2 lagiii! Dan 1 lagi--.
.
.
.
Yukina dan Megan terlemparkan, hantaman gumpalan lem yang memadat itu sangatlah keras, sehingga itu dapat menghancurkan kaca yang sangat kuat itu.
Yukina dan Megan mengenai salah satu anak tangga, sehingga anak tangga itu hancur.
.
Ardolph juga terlempar keluar, ia mengenai anak tangga yang lain.
Anak tangga itu mulai bergetar.
Katsumi tidak bisa menjaga keseimbangannya lagi, sebab guncangan itu sangatlah besar.
"Tidak..." Kata Katsumi yang sudah lemas.
"Guuuk!" Teriak Yui di sampingnya.
Yui menggigit lengan baju Katsumi, sehingga Katsumi tidak terjatuh. Tetapi karena Yui sangatlah kecil, Yui tidak dapat menahan berat Katsumi. Yui ikut terjatuh.
Tangga itu runtuh lagi.
Alvina dan Alfred secara tiba-tiba terteleportasi. Alvina dan Alfred ada di sebuah anak tangga yang paling bawah.
Asuka terlempar oleh karena cincin-cincin yang sangat rapat menghantam dia. Asuka menghantam salah satu anak tangga.
Viola dan Lucianna yang menetap di bawah, terkejut.
"Tidak...."
.
.
.
Katsumi terjatuh sangat cepat.
Dengan cepat Lucianna mengumpulkan air di atas permukaan di mana mereka berdua berdiri.
Viola berusaha melambatkan kejatuhan Katsumi.
"Apakah... aku gagal? Kita kalah?" Tanya Katsumi dalam hati, ia telah berpasrah. Ia memejamkan kedua matanya.
Katsumi terjatuh ke dalam air itu. Lucianna kelelahan, ia tidak dapat menahannya, ia tergeletak.
.
.
.
"Aku gagal..." pikir Katsumi.
Ia membuka kedua matanya, dan ia sudah berada di dalam air.
"Air? Sejak kapan?" Pikir Katsumi.
Yui terus menggigit lengan baju Katsumi, dan berusaha menariknya ke permukaan.
Katsumi yang melihat hal itu mulai sedikit tersadar.
"Anak anjing saja berusaha.... masakah aku hanya tertidur di dalam air ini?" Tanya Katsumi.
Katsumi pun mulai berenang ke atas permukaan.
Teman-teman nya yang melihat Katsumi masih bisa berenang ke atas permukaan pun merasa sedikit lega.
"Syukurlah..." kata Viola.
"Teman-teman... aku akan menaikinya, sekali lagi." Kata Katsumi.
"Ah... baiklah, Katsumi, kita akan membantumu. Maaf karena kita menghantam anak tangga itu." Kata Yukina.
"Ah... musuh-musuh telah mengalahkan kita. Bagaimana ini?" Tanya Asuka.
"Hm... mau bertukar?" Tanya Yukina.
"Bertukar?" Tanya Ardolph.
Yukina melihat ke arah Ardolph.
"Ya.. aku tidak cocok melawan lem. Sihir Megan sangatlah cocok untuk mengalahkan lem. Mungkin sistem ini memang dibuat untuk merugikan kita." Kata Yukina.
"Lawanku batu, sementara aku ini tanah. Batu lebih keras." Kata Ardolph.
"Batu lemah dengan air, tetapi... Rheinalth, pengguna sihir air dan es, tidak diketahui. Ermin, pengguna segala sihir elemental, juga tidak diketahui. Dan Lucianna, penyihir cuaca, sedang sangat kritis keadaannya." Kata Yukina.
"Baiklah, Yukina. Bantu aku." Kata Ardolph.
Yukina mengangguk.
"Wanita cincin itu masih tandinganku, aku mungkin bisa mengalahkannya." Kata Asuka.
"Pemindah itu benar-benar bukan tandingan kita." Kata Alvina.
"Hm.. kalau begitu... bisakah kau urus wanita chinchin.... maksudku wanita cincin itu?" Tanya Asuka.
"Baiklah." Jawab Alvina dan Alfred.
"Baiklah, sudah siap?" Tanya Yukina.
Mereka pun bersiap.
"Aku siap." Jawab Katsumi.
Yukina mengelus Yui.
"Kerja bagus, jagalah Katsumi lagi ya." Katanya.
"Guk!"
"Baiklah... aku akan membantumu." Kata Viola.
Viola memainkan biolanya lagi. Pecahan batu yang runtuh itu tersusun kembali, tetapi tidak selengkap yang sebelumnya.
"Baiklah! Terimakasih, Viola!" Kata Katsumi.
Katsumi mulai berlari ke atas lagi. Teman-temannya menyusul di belakangnya.
Teman-temannya melompat ke ruangan yang berbeda-beda. Megan melompat kembali ke ruangan Chaku. Yukina dan Ardolph melompat ke ruangan Eric, sang lelaki batu. Asuka melompat ke ruangan wanita pemindah, atau Mover.
Alvina dan Alfred melompat ke ruangan wanita cincin, di mana Kurosa masih tertidur.
.
.
.
"Aku akan menyelamatkan mu, kakak!" Kata Katsumi di dalam hati.