"Apa susahnya menaiki tangga?" Tanya Katsumi.
"Kamu harus cepat itu saja." Kata Lucianna.
"Memangnya waktunya berapa lama?" Tanya Katsumi.
"Entahlah.. ia hanya berkata.. waktu banyak. Tetapi aku curiga." Kata Lucianna.
.
.
.
"Asuka.... huaaa." Tangis Kurosa.
"Ada apa? Sudahlah, jangan menangis terus." Kata Asuka.
"Aku lapaar sekaliii.." kata Kurosa.
"Tidak ada makanan, ok?" Balas Asuka.
"Huaaa.." tangis Kurosa.
Asuka melihat ke sekelilingnya.
"Aneh.. kenapa musuh tidak muncul?" Tanya Asuka.
.
.
.
"Hahahaha serasi sekali kalian ini! Senangnya aku!" Kata seorang gadis aneh itu.
"HOI ORANG ANEH! KITA ADA MISI LHO!" Kata Alfred.
"APA? KAMU BILANG AKU INI ORANG ANEH?" Balas Alvina.
"BUKAN KAMU DASAR API YANG BAU!" Balas Alfred.
"AKU BUKAN API BAU, DASAR MACAN TUTUL TANPA WARNA!" Balas Alvina.
"TANPA WARNA? AKU MASIH BERWARNA OK? DASAR BUTA WARNA! " Balas Alfred.
Gadis itu menepuk jidatnya.
"Aduuh.. sebaiknya kalian cari ruangan sendiri deh.." kata gadis itu.
"APA MAKSUDMU?!" Kata Alvina dengan emosi.
"Eh.. jangan lupa dengan tangganya lho..." kata gadis itu.
"Benar juga.." kata Alfred.
"Kalau begitu,
Fire roar! "Teriak Alvina.
Api pun menyembur keluar dari mulutnya kepada gadis itu.
"Move.." kata gadis itu.
Lalu semburan api Alvina yang hampir mengenai gadis itu menghilang.
Alvina pun terkejut. Tanpa disadari, semburan api Alvina itu mengenai punggung Alfred.
"WOIII! JANGAN BAKAR SEMBARANGAN!" Teriak Alfred.
"APA? AKU MENYEMBURKANNYA KEPADANYA! BUKAN KEPADAMU! TETAPI API ITU TIBA-TIBA BERPINDAH DI BELAKANGMU!" Balas Alvina.
Gadis itu tersenyum,
"Move.." katanya.
Lalu Alvina menghilang.
"Eh? WOI API KAMU DIMANA?" Teriak Alfred.
Tiba-tiba, Alvina terjatuh dari atas. Ia menindih Alfred.
"Aaaah... manisnya.." kata gadis itu dengan muka yang memerah.
"WOI JANGAN LOMPAT-LOMPAT SEMBARANGAN!" Teriak Alfred.
"AKU TIDAK LOMPAT! ITU ADALAH SIHIRNYA, BODOK!" Balas Alvina.
"Move.." kata gadis itu.
Alfred pun menghilang.
"Dimana?" Pikir Alvina.
Tiba-tiba Alfred berada di atasnya.
"Aaaah.. manisnya..." kata gadis itu lagi.
"Dih.. dasar..." keluh Alvina.
Alfred dan Alvina pun berdiri.
"Lhooo, kenapa kalian berdiri..?" Tanya gadis itu kecewa.
"Ayo, api!" Kata Alfred.
Alvina menerjang ke arah gadis itu,
"Fire punch!" Teriak Alvina.
"Hold." Kata gadis itu.
Saat pukulan Alvina hendak mengenai gadis itu, tiba-tiba ia terhenti sendiri.
"Apa?" Kejut Alvina.
Gadis itu melewati Alvina begitu saja.
Gadis itu mengangkat tangannya, dan Alvina pun bisa bergerak lagi.
"Fire!" Teriak Alvina.
Alvina berlari kembali ke arah gadis itu.
"Hold.." kata gadis itu.
Alvina pun terhenti lagi.
Gadis itu mengangkat tangannya lagi, Alvina dapat bergerak lagi.
"Hei Alfred, bantu aku!" Teriak Alvina.
"Fire roar!" Teriak Alvina.
Semburan api keluar dari mulutnya lagi.
Gadis itu hanya berjalan santai, dan semburan api itu tidak terlihat.
Gadis itu tersenyum.
"Lihat apa yang telah kamu perbuat.." kata gadis itu.
Seluruh ruangan itu terbakar dan hentak runtuh. Sebuah runtuhan hendak terjatuh ke arah tubuh Alvina.
"Sayang sekali ya..." kata gadis itu.
"Dasar!" Kata Alvina hendak berlari ke arah gadis itu, tetapi sebuah runtuhan terjatuh diantara Alvina dan gadis itu.
Runtuhan mulai berjatuhan, Alvina terjebak di dalam.
"HOI ALVINA! KELUARLAH!" Teriak Alfred.
Tetapi Alvina terjebak.
"Dasar... Flash!" Teriak Alfred.
Tubuhnya pun bergerak sangat cepat dan disekitarnya bergerak sangat lambat.
Alfred menggendong Alvina dan membawanya pergi ke tempat yang lebih aman.
"Hati-hati jika ingin membakar, dasar api.." kata Alfred saat mereka sudah berada di tempat yang aman.
Muka Alvina sedikit memerah, ia malu akan apa yang telah ia perbuat.
"Terimakasih." Kata Alvina.
.
Saat mereka berdua terpisah dari gadis itu, gadis itu mulai pergi ke arah tangga yang hanya bisa dilihat karena terhalang oleh sebuah kaca.
"Pufufuuff.. maaf Katsumi.." kata gadis itu.
"Move." Katanya lagi.
.
.
.
"Ayo Katsumi!" Kata Lucianna.
Saat menginjak anak tangga di depannya, tiba-tiba anak tangga itu menghilang. Katsumi pun terkejut. 10 anak tangga di depannya juga menghilang. Lalu runtuhlah semua tangga itu. Mereka berdua pun terjatuh.
.
.
.
Nera masih berjalan-jalan di ruangan itu.
"Aduh.. aku harus apa ini.." pikir Nera.
Lalu, seorang gadis kecil bersayap datang.
"Halo, aku adalah cupid!" Kata gadis kecil itu.
"Cupid? Seharusnya cupid itu lelaki.." kata Nera.
"ADUH PEDULI AMAT! POKOKNYA KAMU HARUS MENGALAHKANKU!" Kata Cupid, gadis itu.
"Aaah... cupid itu seharusnya orang baik... kenapa malah jahat.." kata Nera kecewa.
"BERISIK! AYO KITA LAKUKAN!" Kata Cupid.
"Aku dulu yaa!" Kata Cupid, ia menarik busur panahnya.
Anak panah itu melesat dengan cepat dan mengenai tubuh Nera.
"Sekarang kamu tidak akan bisa mengalahkanku! Huhuhuhuuu!" Kata Cupid, gadis itu.
"Eh?" Kejut Nera.
"Benar kan? Kamu akan terus memikirkan lelaki yang kamu cintai selama ini dan kamu tidak akan bisa berfokus sama sekali!" Kaya Cupid sombong.
Tetapi...
"Lelaki yang kucintai.. aku tidak memilikinya... memang aku mencintai Ardolph tetapi sebagai saudara, dan efek yang kau berikan adalah mencintai sebagai kekasih... aku belum memiliki seorang lelaki yang kucintai. Berarti..." kata Nera.
Cupid pun terkejut.
"Kamu hanya memiliki satu skill kan? Hehehe, baiklah kalau begitu!" Kata Nera.
Nera membuka kedua kakinya, ia menyatukan kedua tangannya.
"Roots!" Teriak Nera.
Sebuah akar-akar tumbuhan membelit Cupid.
"Hanya begini saja?" Tanya Nera.
Gadis itu berteriak,
Sebuah sinar memancar dari tubuhnya dan membakar akar-akar milik Nera.
"Bodoh! Aku memiliki banyak skill!" Kata Cupid.
"Love Arrows!" Teriak Cupid.
Anak-anak panah yang tak terbilang jumblahnya bermunculan di atas mereka semua.
Cupid memanah Nera, dan anak-anak panah itu mengikuti arahan Cupid.
"Mangroove roots!" Teriak Nera.
Sebuah pohon Mangroove yang amat besar menutupi tubuh Nera, anak-anak panah itu tidak dapat mengenai Nera sedikitpun.
"Love fire!" Teriak cupid.
Anak-anak panah yang menancap pada pohon itu mulai membakar pohon itu.
"Begitu ya..." pikir Nera.
.
.
.
"Hahahahhahaa! Anak-anak memang lucu!" Kata seorang lelaki dari kejauah.
Nomu segera berdiri di depan Name untuk melindungi adiknya itu.
"Siapa kamu?" Tanya Nomu.
"Hahaha, kamu tidak perlu tahu siapa aku." Kata lelaki itu.