アプリをダウンロード
32.81% Kannoya Academy / Chapter 147: This sickness

章 147: This sickness

Keesokan harinya, semuanya tidak mengingat hari kemarin.

Yukina berlaku sangat aneh malam ini.

Tanpa sengaja, Kurosa melihat Yukina berlarian ke kamarnya, dengan membawa... sebuah Selimut?

"Oh, Yukina! Apa itu?" Tanya Kurosa.

Tetapi Yukina terlihat sangat was-was, dia secepatnya masuk ke kamarnya tanpa menjawab pertanyaan Kurosa.

"Eh?" Kejut Kurosa.

Tak lama kemudian,

"HEEY! Teman-teman! Ada yang melihat selimutku?" Tanya Ardolph kebingungan.

"Eh, tadi sepertinya.." kata Kurosa tidak yakin. Tetapi Kurosa tidak melanjutkan kalimatnya.

Kurosa segera datang ke kamar Yukina dengan Ardolph mengikutinya di belakangnya.

"Yukinaaa... Yukinaaa?" Panggil Kurosa di depan pintunya.

Tidak ada jawaban dari Yukina.

"Yukinaa.. aku masuk yaa." Kata Kurosa.

Kurosa membuka pintu kamarnya, pintu kamarnya tidak dikunci.

"Yuki.." kata Kurosa terpotong kalimatnya.

Lalu,

"EEEEEEEEEEH?! SUSHI?!" Kejut Kurosa.

Ya, ada sebuah gulungan selimut berwarna hijau di atas kasurnya. Yah, memang seperti sushi sih.

"Eh? Selimutku.. kenapa?" Tanya Ardolph.

Kurosa tidak menghiraukan pertanyaan Ardolph. Dia mulai lapar.

"Huaaa... sushi raksasa~" Kata Kurosa.

Tiba-tiba, kepala Yukina muncul dari dalam gulungan itu.

"HUEEE?!" Kejut Kurosa.

Yukina hanya terdiam.

"Y-Yukina? Mengapa.. selimutku?" Tanya Ardolph.

"..."

Yukina masuk lagi.

"HUAAAAAA?! YUKINA DITELAN SUSHIII!" Jerit Kurosa sangat kesar.

Karena teriakan Kurosa, semuanya datang ke kamar Yukina.

"Ada apa?" Tanya Alexa khawatir.

"HUAAAAAAA! YUKINA DITELAN SUSHI!" Tangis Kurosa.

"Hah? Memangnya bisa?" Tanya Asuka.

"Karena Yukina ditelan sushi, jika aku memakan sushinya, berarti sama saja jika aku memakan Yukinaaaa! HUAAAAAA!" Tangis Kurosa.

"Eto.. sebenarnya... kok bisa ada sushi di sini?" Tanya Alvina.

"Hey, semuanya, sebenarnya para lelaki tidak boleh memasuki daerah kamar perempuan! Kita telah melakukan pelanggaran!" Kata Rheinalth.

"Oh iya!" Kejut Ardolph.

"Tetapi.. bagaimana dengan selimutku.." tanya Ardolph.

"... kamu bisa pakai selimutku..." kata Yukina dari dalam selimut.

"HUEEEEEH?!" Kejut Kurosa.

"EEEH?! Itu kan bahaya!" Kejut Ardolph.

Akhirnya, Denzel meminjaminya sebuah selimut.

Keesokan harinya,

Hari itu adalah hari Minggu, jadi Yukina dan partnernya, Ardolph, memutuskan untuk berlatih bersama.

"Waah, akhirnya selesai, Yukina.." kata Ardolph sambil mengelap keringatnya itu.

Yukina tidak mau melihat ke arah Ardolph.

"Eeh? Kenapa, Yukina?" Tanya Ardolph.

Tetapi Yukina tetap tidak mau melihatnya.... secara langsung..

Mereka berjalan bersama kembali ke asrama, bersama dari gedung latihan.

"Aah.. langitnya indah! Sudah lama aku tidak melihat langit yang seperti ini!" Kata Ardolph.

"..." kata Yukina.

Mereka terus berjalan bersama.

Yukina terus melihat ke arah Ardolph tanpa berhenti sedikit pun.

"Ada apa?" Tanya Ardolph yang tiba-tiba melihat balik ke arah Yukina.

"..." kata Yukina.

".." kata Yukina lagi.

"." Kata Yukina lagi.

Tiba-tiba muka Yukina menjadi sangat merah. Dia segera berlari sangat kencang.

"HUEEEE? YUKINA?! ADA APA?" Tanya Ardolph terkejut.

Yukina berlari ke arah UKS. Di sana, dia bertemu dengan gurunya, ms. Sulis, guru Konseling.

"Bu! Buu! Aku sakit! Sakit sangat parah!" Kata Yukina.

"Hah? Ada apa Yukina?" Tanya ms. Sulis.

"Itu! A-a-aaa..." kata Yukina panik.

"Kenapa, Yukina, jelaskan secara perlahan keluhanmu." Kata ms. Sulis.

"Begini, aku menjadi berdebar-debar sangat kencang, lalu aku merasa panas di muka dan dada, terus rasanya aneh sekali! Rasanya sedikit sesak, panas, panik, pusing, dan juga..." kata Yukina panik.

"Dan juga?" Tanya ms. Sulis penasaran.

"Aku jadi ingin selalu bersamanya." Kata Yukina.

"Eh..?" Kejut ms. Sulis.

Suasana di ruang UKS menjadi sangat hening.

Lalu ms. Sulis tersenyum lebar.

"Sepertinya, kamu terkena penyakit... jatuh cinta." Kata ms. Sulis.

"Hah? Apa itu? Aku belum pernah mendengarnya!" Kata Yukina panik.

"Itu adalah penyakit yang sering dialami oleh setiap orang seumuranmu." Kata ms. Sulis.

"A-apakah ada obatnya?" Tanya Yukina.

Ms. Sulis tersenyum lebar.

"Selama ini.. tidak ada." Kata ms. Sulis.

Raut muka Yukina menjadi sangat tegang.

"B-bagaimana ini?" Kata Yukina panik.

"Tenang.. hal itu pasti sembuh sendiri." Kata ms. Sulis.

"Hihihi.. dia sangatlah polos." Pikir ms. Sulis.

Suara derap kaki dan nafas terdengar dari luar.

Pintu ruang UKS terbuka.

"Y-Yukina! Kucari kau dimana-mana, ternyata kamu disini... syukurlah.." kata Ardolph.

Yukina terkejut.

"Aah.. Ardolph.. baik sekali kamu!" Kata ms. Sulis.

Yukina hanya menunduk, berusaha menyembunyikan mukanya.

"Apa yqng terjadi padanya?" Tanya Ardolph.

"Yah.. dia.." kata ms. Sulis.

"Sedikit.. memiliki masalah pribadi yang tidak bisa diceritakan." Kata ms. Sulis.

"Oh.. maaf.." kata Ardolph.

"Wind camuflase." Kata Yukina dengan suara yang volumenya sangat kecil.

"Eh?" Kejut Ardolph dan ms. Sulis.

Tiba-tiba Yukina menghilang.

"EEEEEH?!" kejut Ardolph dan ms. Sulis.

Ardolph segera keluar dari ruangan itu, dan melihat tubuh Yukina yang mulai terlihat di lorong.

"EH? Yukina! Tunggu!" Kata Ardolph.

Yukina terus berlari sementara Ardolph terus mengejar.

Tanpa sengaja, Yukina menabrak seseorang.

"Eh, ada apa?" Tanya seseorang lelaki dengan rambut hitam yang ujung rambutnya berwarna biru.

"H..hu..hueee.."kata Yukina dengan wajah merah dan memelas.

"Ah!" Kejut lelaki itu.

Lelaki itu menyembunyikan Yukina di belakangnya,dan menghalangi Ardolph.

"Hoi! Apa yang kau lakukan padanya, hah? Lelaki ga becus!" Katanya.

"Huee? Aku tidak tahu apa yang kulakukan yang salah." Kata Ardolph.

"Begitu ya.. dasar lelaki banci." Katanya.

"Haaah?!" Kejut Ardolph.

"Kamu pasti melakukan sesuatu kan?" Katanya.

"Melakukan sesuatu.." pikir Ardolph dengan cemas.

Kebetulan, Amiko lewat.

"Ah.. Yukina.. dan juga... Aino?" Tanya Amiko.

"..." Kata Yukina dengan muka merah sekali.

"Oh." Kata Amiko.

Amiko memegang bahu lelaki itu.

"Sudahlah... Aino. Dia tidak apa-apa. Ardolph tidak mungkin melakukan sesuatu hal yang jahat pada Yukina." Kata Amiko.

"Oh.. begitu.. lalu, mengapa dia-" tanya Aino.

Amiko membisiki Aino sesuatu.

"Oh! M-maaafkan aku kakak kelas kalian yang jahat ini..." kata Aino sambil membungkukkan badan.

"Yukina, kamu tidak apa-apa?" Tanya Amiko.

"..." kata Yukina.

Akhirnya, Aino dan Amiko mengantar Yukina dan Ardolph ke asramanya.

Yukina segera memasuki kamarnya.

"WAAAAH! KAK AMIKOOOO!" Kata Kurosa.

"Kurosa-chan." Kata Amiko.

"Kaaak! Aku memiliki sebuah kupon makan bersama! Ayo kita berlomba, siapa yang memakan lebih banyak, dia yang menang!" Kata Kurosa.

"Benarkah? Tetapi .. siapa yang membayar?" Tanya Amiko.

"Tenang! Nanti biar Ermin yang traktir!" Kata Kurosa.

"H.... hei.." kata Ermin dari jauh.

"Ah.. kasihan Ermin.. biar aku saja." Kata Amiko.

"Benarkah?" Kejut Kurosa.

Akhirnya, mereka berdua pergi.

Di asrama, hanya ada anak-anak kelas satu dan juga Aino.

"Yah.. Amiko pergi.." keluh Aino.

"Kak..?" Tanya Ermin.

"Kak Aino." Kata Aino.

"Kak Aino, mungkin sambil menunggu bisa duduk sebentar di sini bersama kami." Kata Ermin.

"B-baik!" Kata Aino gugup.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C147
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン