アプリをダウンロード
31.92% Kannoya Academy / Chapter 143: At my secondary home

章 143: At my secondary home

Beberapa hari setelah itu, di sekolah, Denzel sedang melihat sebuah berita di televisi buatannya.

"Pahlawan nomer 20 dan 18? Sedang apa mereka?" Pikirnya.

"Apa itu?" Tanya Kurosa.

"Berita kemarin?" Tanya Nera.

Mereka bertiga duduk bersama sambil menonton berita itu.

"Baiklah, pahlawan nomer 20, sweet pinky, dan pahlawan nomer 18, golden chain, mungkin kalian bisa menjelaskan sedikit tentang perlawanan kalian dengan Rei, dalang dari semua bencana ini."

"Yah.. dia lumayan kuat... untunglah kami bertahan dan bisa menyelamatkan seorang gadis muda berambut merah itu. Kami berjuang sangat keras hingga akhirnya ia kalah."

"Huh... apaan?" Tanya Kurosa kecewa.

"Yah, pokoknya kita berhasil mengalahkannya."

"Wah, bagaimana perasaan kalian?"

"Yaah.. kami hampir mati... kami sangat ketakutan.."

"Waah.. pasti berat ya sebagai pahlawan, harus menahan rasa takut."

"Cih.. cih.. cih... cih.." kata Nera.

"Jadi, atas kerja keras kalian, akhirnya kalian naik peringkat! Selamat, pahlawan nomer 16, golden chain, dan pahlawan nomer 18, sweet pinky."

"HAAAAAAH?!" Teriak Nera dan Kurosa.

Lalu Nera melempar sandal pada televisi milik Denzel.

"TELEVISIKUUUU!" Jerit Denzel.

"Kesal deh.. padahal yang berjuang keras Yukina, hingga tubuhnya terbakar setengahnya! Huh! Huh!" Kesal Nera.

"Hih, dasar ga jelas.. huh!" Kata Kurosa.

"Naik peringkatnya 2 lagi! Dasar.." kata Nera.

"Yah, semoga Yukina baik-baik saja.." kata Denzel.

Sementara itu, di kamar Yukina.

"Yukina..."

"Semoga kau baik-baik saja.."

Yukina masih terbaring di atas kasur. Ia sudah tidur sejak peperangan berakhir. Ia tidak terbangun sama sekali.

"Bagaimana ini, Yukina sampai hibernasi sejak peperangan berakhir." Kata Asuka khawatir.

"Mungkin ia kelelahan?" Tanya Denzel.

Denzel mengecek keadaanya sekarang.

"Dia kehabisan stamina." Kata Denzel.

"Hah? Mengerikan!" Kata Kurosa.

"Yah.. lebih tepatnya, saat peperangan berakhir, staminanya tinggal 5 saja." Kata Denzel.

"HAH?!" Kejut semuanya.

"Yah, sekarang sudah meningkat hingga 1000. Lumayan.." kata Denzel.

"Yah.. tapi rata-rata staminanya 5000 kan?" Tanya Kurosa.

"Hm.. sekarang 6000." Kata Denzel.

"HEEH? MENINGKAT?" Kejut Kurosa.

"Kamu sendiri... kamu sudah 40.000 stamina." Kata Denzel kepada Kurosa.

"HEEEEH?!" Kejut Kurosa.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.

"Siapa?" Kata Ermin sambil mengintip di jendela.

"Kami."

"Eh?" Kejut Ermin.

"Yukina.. apakah kamj mendengar kami?" Tanya Asuka sedikit iseng.

"Hm.. m..."

"Ah? Yukina?" Kejut semuanya.

"Hm.. m... m...."

"Ayo Yukina! Katakan sesuatu.." kata teman-temannya khawatir.

"Aa.. a.. a.. Ardolph."

"Ardolph?" Kejut semuanya.

"Ya.. Ardolph." Kata Yukina.

Yukina belum terbangun, ia hanya mengingau.

"Haha! Lucunya.." kata Asuka.

"Ardolph..."

"Mengapa? Ada apa dengannya?" Tanya Denzel.

"Dia... di.. makan.."

Semuanya terkejut.

"Dimakan? Oleh siapa?" Tanya Nera.

"Oleh... ku.."

Semuanya berusaha menahan tawa.

"Ayo, Yukina.. bangun.." kata Kurosa tidak sabar.

"Untuk apa bangun, jika bisa tidur?"

"Eeeeeh?!" Kejut Kurosa.

Akhirnya Yukina kembali tenang.

"Astaga, tadi sangat mengagetkan.." kata Kurosa.

"Kalian? Siapa?" Tanya Ermin yang masih di depan pintu.

"Aku Shinoka, dia Zeko, dan dia adalah Takana."

"Oh? Mencari siapa?" Tanya Ermin.

"Kalian." Kata Shinoka.

Akhirnya Ermin memanggil Rheinalth. Rheinalth menyuruh mereka masuk.

"Apakah kak Junko di sini?" Tanya Zeko antusias.

"Ah.. maaf.. dia ada di sekolah sebelah.." kata Ermin.

"Yaaaah.." kata Zeko kecewa.

"Kalau Name?" Tanya Shinoka.

"Maaf, mereka tidak bersekolah di sini. Lebih tepatnya aku tidak tahu mereka ada di mana sekarang." Kata Ermin.

"Yaaah..." kata Shinoka kecewa.

"Kalau Alvina?" Tanya Takana.

"Ada. Biar kupanggil dulu ya. " Kata Ermin.

Takana tersenyum puas. Shinoka dan Zeko cemberut sambil melihat Takana tanda cemburu.

"Alvina, ada yang mencarimu." Kata Ermin.

"Siapa?" Tanya Alvina.

"Namanya adalah Takana." Kata Ermin.

"Eh? Takana? Bukannya dia harusnya sudah berada di tahanan ya?" Tanya Alvina.

Ermin terkejut.

"Apakah mereka musuh kita?" Tanyanya.

Alvina pun memberanikan diri untuk menemui Takana.

"Ada apa.. Takana..?" Tanya Alvina.

"Hm.." kata Takana.

"Hm?" Tanya Alvina tak paham.

"Soal kemarin.. terimakasih.. aku ingin tahu siapa yang sudah membebaskanku dari sihir hilang ingatan." Kata Takana.

"Eh?" Kejut Alvina.

"Siapa ya..?" Pikir Alvina.

"Mungkin Yukina." Kata Alexa dari jauh.

"Ah benar!" Kata Alvina.

Karena mereka ingin bertemu dengan Yukina, Alvina mengajak mereka ke kamar Yukina, di mana Yukina terbaring.

"Hm..." kata Takana.

"Kak Yukina.. terimakasih.." kata Zeko.

"Terimakasih juga, Yukina." Kata Takana.

"Yukina, terimakasih karena kau sudah meringankan bebanku." Kata Shinoka.

Yukina hanya terdiam tak sadar diri.

Raut muka Zeko berubah menjadi khawatir.

"Kenapa dia tidak bangun? Apakah ia baik-baik saja?" Tanyanya.

"Sejauh ini dia baik-baik saja." Kata Denzel.

"Semoga dia bisa beraksi lagi." Kata Takana.

Ketegangan tiba-tiba melanda diri Denzel.

"Ada apa?" Tanya Asuka.

"A-a-aaaaaaku harus pergiii!" Kata Denzel sambil berlari kocar-kacir.

"Eh?" Kejut semuanya.

Asuka hanya melihat jam.

"Ah.. ini adalah jadwal Junko untuk mengunjungi-"

"DENZEEEEL-KUUUUUUN~~DENZEEEEL!"

"Wah.. sakti sekali.. teriakannya dari luar sudah terdengar. Dan juga Denzel jadi lebih waspada sekitar jam segini." Kata Asuka.

Junko mendobrak pintu masuk.

"DENZEEEEEL!" Teriaknya.

"Ah.. maaf Junko, dia baru saja pergi.." kata Ermin.

"Eh? Pergi ke mana?" Tanya Junko.

"Aku sendiri tidak tahu. Ayo, masuklah, ada yang mencarimu." Kata Ermin.

Junko masuk ke dalam kamar Yukina. Ia terkejut saat melihat Shinoka, Takana, dan Zeko.

"Bukannya kalian ada di tahanan?" Tanya Junko.

"Ahaa... tenang... yang berada di dalam tahanan adalah ilusi saja." Kata Shinoka.

Semuanya terkejut saat mendengar perkataan Shinoka.

"Um.. baiklah, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Junko.

"Kak Junko, terimakasih.." kata Zeko.

"Ya.." kata Junko.

"Kak Junko, terimalah ini!" Kata Zeko sambil memberikannya sebuah buket bunga. Bunga itu berwarna merah.

"Wah! Warna kesukaanku. Terimakasih." Kata Junko girang.

"Aku tahu kakak suka warna darah." Kata Zeko.

"Ah.. benar sekali." Kata Junko.

Shinoka masih melihat ke arah Yukina.

"Hm.. bangunlah.." kata Shinoka.

Tetapi Yukina tidak bangun.

Beberapa orang pun datang.

"Wah, semuanya disini!" Kata Ermin.

Seorang anak berlari, masuk ke dalam kamar Yukina.

"Kakak!" Teriaknya.

"Name.." kata Asuka terkejut.

"Kakak! Kakak!" Teriaknya panik.

"Name.. tenanglah.." kata Asuka.

"Aduh.. Name.. jangan terburu-buru.." kata Nomu yang baru saja sampai di kamar Yukina.

"Kakak..." kata Name.

Tetapi, Yukina tidak terbangun.

"Bagaimana ini.." tanya Name khawatir.

Air mata Name mulai meluap.

"Tenanglah Name.. tenang.." kata Shinoka sambil mengelus-elus kepala Name.

"Aku.. aku.. AKU TIDAK INGIN KAKAK MENINGGAL LAGI!" Teriaknya.

Semuanya hanya terdiam, mencoba untuk menyembunyikan perasaan khawatir mereka.

"Tidak usah khawatir.."

"Eh?" Kejut Name.

"Yukina? Mengingau lagi?" Tanya Kurosa.

"Jangan khawatir.. aku akan baik-baik saja dengan 100 Yui yang ada bersamaku."

Semuanya yang tadi khawatir, menjadi bingung atas apa yang diucapkan oleh Yukina.

"100 Yui? Apakah tidak bau?" Tanya Kurosa.

"Hm.. wangi.. mau ikut?"

"Eeeeh?" Kejut Kurosa.

Denzel mengecek keadaan Yukina,

"Staminanya sudah menjadi 1500. Mungkin dalam beberapa hari lagi ia akan pulih." Kata Denzel.

"Denzel.. darimana kamu?" Tanya Rheinalth.

"Ups.. aduh!" Kejut Denzel.

"DENZEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEL!" Teriak Junko yang langsung memeluk Denzel seerat-eratnya.

"DENZEEEL.. JUNKO MERINDUKAN DENZEEEEL!" Kata Junko.

"Ee.. e. E. Eek.." kata Denzel.

"Kalau kamu sudah tahu Junko akan datang, mengapa kamu keluar dari persembunyianmu?" Bisik Asuka di sampingnya.

"Maaf.. aku terbawa perasaan." Kata Denzel.

Karena penasaran, Kurosa mencoba untuk mengelus-elus kepala Yukina. Raut muka Yukina berubah menjadi sangat tenang dan bahagia. Mukanya menjadi sangat manis.

"KAWAAIII! (Imut) " Teriak Kurosa.

"Bagaimana cara membangunkannya ya?" Tanya Rheinalth.

"Lebih baik jangan deh.. kasihan." Kata Ermin.

"Hm.." kata Takana.

Setelah beberapa lama, mereka pun pulang.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C143
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン