"Lebih kecil dari galeri Sendy." ujar Astro dengan suara pelan saat kami baru saja melepas helm di parkiran.
Astro benar. Galeri ini memang sedikit lebih kecil, tapi tak mengurangi rasa penasaran orang saat melihatnya. Galeri di depan kami memiliki gaya bangunan modern, dengan cat warna-warni dan desain abstrak yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan bangunan di sekitar yang cukup padat.
Astro cukup dekat dengan Kak Sendy hingga mungkin saja Kak Sendy memberitahu Astro bahwa galeri di Semarang memang sengaja dibangun untuknya. Kak Sendy pernah memberitahukannya padaku dan Zen, tapi meminta kami merahasiakannya.
Astro mengamit tanganku dan mengajakku masuk. Ada Kyle yang menyusul di belakang kami. Dia memberi kami ruang untuk berjalan lebih dulu.
Ada seorang pria di lobi yang sedang menatapi jam di lengannya. Sepertinya dia sedang menunggu sesuatu, atau seseorang.
Astro mengajakku menghampirinya, "Sore, dengan Pak Kamto?"