アプリをダウンロード
9.52% Istri Kecil CEO Tampan & Dingin / Chapter 8: Bab 08

章 8: Bab 08

"Sudah sekarang, dan adik kecil tetap di sini saja ya, ini ada makanan untukmu aku mau mandi dulu ya sekarang, setelah aku mandi aku akan memberikan pelajaran untuk dia, tapi kamu tetap di paviliun ku ya sampai tangan kamu membaik." kata tuan Arjun Saputra yang baru saja selesai memberikan salep ke tangan Dinda.

"Iya om.." kata Dinda patuh.

Tuan Arjun Saputra pun masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Dinda sedang menikmati makan siangnya. Dinda juga mengetahui kalau ada orang di luar paviliun suaminya.

Kemudian Dinda mengintipnya dari jendela paviliun suaminya, ternyata itu adalah kedua madunya (Nike dan Nurul). Dinda mempunyai rencana baru untuk mengerjai kedua madunya itu sekali lagi.

"Sepertinya ada seseorang diluar, siapa ya kira-kira, coba lihat ah dari jendela." kata Dinda yang menyadari diluar paviliun tuan Arjun Saputra ada yang sedang mengawasinya.

"Oh rupanya kedua maduku, Nike dan Nurul." kata Dinda yang mengintip dari jendela paviliun tuan Arjun Saputra.

"Mumpung si om belum keluar dari kamar mandi aku kerjain saja mereka." kata Dinda dalam hati yang akan membuat kedua madunya itu cemburu lagi.

Ceklek..

Pintu paviliun tuan Arjun Saputra terbuka yang membuat Nike dan Nurul kaget.

"Eh ada mbak Nike dan mbak Nurul, kalian berdua sedang apa di sini?" tanya Dinda.

"Loh kok kamu sih Dinda yang keluar kami kira.." kata Nurul yang di potong perkataannya oleh Dinda.

"Kalian kira tuan Arjun Saputra ya yang keluar dari paviliun ini, tuan Arjun Saputra sedang mandi, aku dan dia habis melakukan yang enak-enak tadi di dalam." kata Dinda yang memotong perkataan Nurul.

"Yang enak-enak maksud kamu apa Dinda?" tanya Nike.

"Masa gak tau sih yang enak-enak itu apa, nih ya Dinda kasih tau ya yang enak-enak itu ketika laki-laki dan perempuan di kamar yang sama khususnya suami dan istri paham kan mbak apa maksudnya Dinda?" tanya Dinda lagi.

"Apa jadi kamu.." kata Nike dan Nurul bersamaan.

"Ya gitu deh, ya sudah ya aku mau lanjut lagi di ronde yang ke dua bye.." sambung Dinda.

"Ih.. Awas saja kamu ya Din.. Akan aku beri dia pelajaran." kata Nike yang kesal pada Dinda.

"Haha emangnya enak loh Dinda kerjain, makannya jangan coba macam-macam ya dengan Dinda hehe.." kata Dinda dalam hati.

____

Ceklek.. Pintu kamar mandi di buka oleh tuan Arjun Saputra.

"Kemana perginya setan kecil itu ya, Din.. Din.. Dinda.. Kamu masih di sini?" tanya tuan Arjun Saputra memastikan.

"Sudah ah aku kembali meneruskan makan siangku." kata Dinda.

"Ha.." Dinda dan tuan Arjun Saputra teriak bersama karena kaget.

"Ih setan kecil ini mengagetkan aku saja, untung jantungku aman.." kata tuan Arjun Saputra dalam hati.

"Ih si om Arjun Saputra ini gak tahu malu masa keluar dari kamar mandi gak pakai apa-apa." kata Dinda dalam hati.

"Eh om pakailah itu bajunya." keluh Dinda menutup matanya menggunakan kedua tangannya.

"Eh iya, ku kira kamu sudah pergi ternyata masih di sini." kata tuan Arjun Saputra patuh.

"Hmm.. Aku menunggumu untuk memberi orang tadi pelajaran tau makannya aku tidak pergi dari paviliun mu ini, sebenarnya aku malas juga lama-lama di sini tau om.."

"Apa katamu tadi?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Enggak.. Sudah sana pakai bajunya aku ingin melanjutkan makan siangku dan jangan menganggu aku hmm.." jawab Dinda.

"Sakarepmu.."

Tuan Arjun Saputra pergi ke ruangan rahasianya dimana ada David, adiknya yang menunggu kedatangannya, sementara itu Dinda tertidur di paviliun tuan Arjun Saputra setelah makan siangnya habis.

"Silakan tuan.." Rendi membukakan pintu untuk tuan Arjun Saputra.

"Ya, terimakasih Rendi.." kata tuan Arjun Saputra.

"Sama-sama tuan permisi." sambung Rendi.

"Bagaimana kabarmu David?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Baik mas.." jawab David.

"Apa yang kamu lakukan padanya tadi, aku tak mau dia sampai luka sedikitpun di tubuhnya David?" tanya tuan Arjun Saputra lagi.

"Maksudmu adik kecil tadi mas, jadi benar ya dia itu salah satu dari istrimu juga?" tanya David juga.

"Ya dia salah satu dari istriku juga, istri mudaku tepatnya dia adalah kesayanganku, setan kecilku, dan sekarang.." jawab tuan Arjun Saputra.

"Sekarang apa mas?"

"Kamu menghadap ke tembok cepat." pinta tuan Arjun Saputra.

"Ha.. Aku.. Menghadap ke tembok, untuk apa mas?"

"Sudah turuti saja jangan banyak tanya, oh ya kamu pilih salah satu sabuk atau sepatu?"

"Untuk apa mas?"

"Kan sudah ku bilang tadi turuti saja jangan banyak tanya juga nanti kamu akan tau sendiri."

"Oke, oke mas.. Aku pilih sepatu saja mas.."

"Sepatu ya oke, baiklah.." kata tuan Arjun Saputra yang melepas sepatunya.

Bugkk.. Bugkk.. Bugkk.. Tuan Arjun Saputra memukul bokong David menggunakan sepatu.

"Aw.. Ampun mas, sakit.. Aw.." kata David kesakitan saat bokongnya di pukuli oleh tuan Arjun Saputra menggunakan sepatu.

"Itu salah kamu tau, kenapa kamu cari gara-gara denganku gara-gara kamu juga tangannya menjadi sakit." kata tuan Arjun Saputra yang masih memukuli bokong David menggunakan sepatunya.

"Iya mas janji deh aku gak akan begitu lagi, aw.. Ampun mas sakit aw.."

"Baik kalau itu mau kamu, tapi saya mau kamu ikut denganku sekarang juga."

"Ikut kemana mas?" tanya David.

"Sudah ikut saja nanti kamu juga tau mau kemana." jawab tuan Arjun Saputra.

"Ayo ikut.." kata tuan Arjun Saputra memaksa adiknya untuk ikut dengannya.

"Iya mas aku ikut." kata David patuh.

"Silakan tuan." Rendi membukakan pintu untuk tuan Arjun Saputra dan David.

"Iya.." seru tuan Arjun Saputra.

Dinda masih tertidur pulas di ranjang milik tuan Arjun Saputra, dan ketika itu tuan Arjun Saputra datang membawa adiknya (David) ke paviliun nya untuk bertemu dengan Dinda.

Sesampainya di paviliun tuan Arjun Saputra yang melihat Dinda tertidur pulas duduk di sofa bersama dengan David menunggunya bangun.

Tak beberapa lama kemudian Dinda terbangun dari tidurnya juga melihat tuan Arjun Saputra bersama dengan seorang yang membuat tangannya sakit (David). Dinda pun berniat untuk mengerjai nya sama seperti dengan kedua madunya (Nike dan Nurul).

"Kenapa kita ke sini, ke paviliun kamu mas..?" tanya David.

"Sudah ayo sekarang masuk." jawab tuan Arjun Saputra.

"Iya.." seru David patuh.

----

"Dia tertidur padahal belum lama ini aku meninggalkannya atau kah aku yang sebenarnya meniggalkan nya terlalu lama." kata tuan Arjun Saputra dalam hati.

"Sebal sekali aku kenapa lah aku harus di bawa kesini." kata David dalam hati.

"Ehem.." tuan Arjun Saputra mendehem mengetahui niat David yang ingin pergi.

"Kenapa mas?" tanya David.

"Mau kemana, sudah ayo kita tunggu dia bangun dan satu lagi kita duduk di sofa saja." jawab tuan Arjun Saputra.

Beberapa Jam Kemudian..

"Hoaaammm.. Jam berapa ini ya sepertinya saya sudah lama tertidur, eh tunggu ini kan bukan kamarku, astaga saya lupa kan saya masih berada di kamarnya si om ya.." kata Dinda yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Akhirnya setan kecil itu bangun juga." kata tuan Arjun Saputra dalam hati yang duduk di sofa.

"Bagaimana tidurnya nyenyak tidak?" tanya tuan Arjun Saputra.

"Ka-kamu di sini?" tanya Dinda juga.

"Ya dong ini kan paviliun ku, aku bertanya bagaimana tidurnya nyenyak?, tunggu sepertinya kamu tidak perlu memberikan jawaban saya sudah melihatnya sendiri kamu tidur sangat nyenyak juga pulas, oh ya sini kamu.." pinta tuan Arjun Saputra.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C8
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン